Liputan6.com, Jakarta - Harga emas batangan yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari ini kembali mencetak rekor tertinggi. Harga emas Antam kembali mencetak rekor termahal sepanjang tahun ini seiring kenaikan harga emas dunia.
Harga emas Antam lebih mahal Rp 24.000 menjadi Rp 2.407.000 per gram dari perdagangan kemarin Rabu di posisi Rp 2.383.000 per gram.
Sementara itu, harga buyback emas Antam bertambah Rp 23.000 menjadi Rp 2.256.000. Harga buyback ini adalah jika Anda ingin menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 2.256.000 per gram.
Pada perdagangan Kamis ini, harga jual emas Antam dan harga pembelian kembali emas antam mencetak rekor tertinggi sepanjang masa.
Sesuai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 34/PMK.10/2017, transaksi buyback akan dikenakan potongan pajak. Untuk penjualan kembali emas batangan dengan nominal di atas Rp 10 juta, berlaku Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22.
Daftar Harga Emas Antam
Berikut daftar harga emas Antam hari ini, Kamis (16/10/2025):
- Harga emas 0,5 gram: Rp 1.253.500
- Harga emas 1 gram: Rp 2.407.000
- Harga emas 2 gram: Rp 4.758.000
- Harga emas 3 gram: Rp 7.117.000
- Harga emas 5 gram: Rp 11.839.000
- Harga emas 10 gram: Rp 23.600.000
- Harga emas 25 gram: Rp 58.837.500
- Harga emas 50 gram: Rp 117.555.000
- Harga emas 100 gram: Rp 234.990.000
- Harga emas 250 gram: Rp 587.087.500
- Harga emas 500 gram: Rp 1.173.875.000
- Harga emas 1.000 gram: Rp 2.347.600.000.
Harga Emas Dunia
Sebelumnya, harga emas dunia menembus USD 4.200 per ounce untuk pertama kali pada perdagangan Rabu, 15 Oktober 2025. Kenaikan harga emas ini memperpanjang rekor reli seiring meningkatnya spekulasi pemangkasan suku bunga dan gejolak geopolitik yang mendorong investor beralih ke logam safe haven.
Mengutip CNBC, Kamis (16/10/2025), harga emas spot naik 1,3% menjadi USD 4.193,39 per ounce setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa di USD 4.217,95. Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember naik 1% menjadi USD 4.203,7.
Selain itu, platinum naik 0,4% menjadi USD 1.644,80 dan paladium turun 0,7% menjadi USD 1.514,25.
“Logam ini sedang naik daun, dan sepertinya tidak akan berhenti. Dengan meningkatnya ketegangan perdagangan AS-China dalam beberapa hari terakhir, investor memiliki lebih banyak alasan untuk melindungi nilai investasi ekuitas jangka panjang mereka dengan melakukan diversifikasi ke emas,” ujar Analis City Index dan Forex.com, Fawad Razaqzada seperti dikutip dari CNBC.
Emas telah melonjak hampir 58% tahun ini, didorong oleh berbagai faktor termasuk ketegangan geopolitik, spekulasi penurunan suku bunga, pembelian oleh bank sentral, dedolarisasi, dan arus masuk ETF yang kuat.
"Dengan level USD 5.000 yang kini hanya berjarak USD 800, saya tidak akan bertaruh bahwa emas pada akhirnya akan mencapainya," kata Razaqzada.
Ia menambahkan, koreksi jangka pendek kemungkinan akan mengguncang posisi yang lebih lemah dan menarik pembeli baru yang sedang mengalami penurunan.
Dolar AS Melemah Bayangi Harga Emas
Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyampaikan nada dovish pada Selasa, dengan mengatakan pasar tenaga kerja AS masih terperosok dalam "kelesuan perekrutan dan pemecatan yang rendah."
Emas dianggap sebagai lindung nilai tradisional terhadap ketidakpastian dan inflasi, dan juga berkembang pesat dalam lingkungan suku bunga rendah karena merupakan aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Para pedagang memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober dengan probabilitas 98%, diikuti oleh penurunan suku bunga lagi pada bulan Desember, yang sepenuhnya diperkirakan mencapai 100%.
Menambah tawaran safe haven, Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington sedang mempertimbangkan untuk memutus beberapa hubungan dagang dengan Tiongkok setelah kedua belah pihak memberlakukan biaya pelabuhan yang saling balas minggu ini.
Pasar juga mencermati penutupan pemerintah AS, yang telah menghentikan data resmi dan dapat mengaburkan prospek para pembuat kebijakan di luar negeri.
Perak naik 1,7% menjadi USD 52,31, setelah mencapai rekor tertinggi Selasa di USD 53,6. "Lonjakan harga perak didorong oleh pasokan London yang ketat, ditandai dengan backwardation yang ekstrem dan rekor harga sewa, tetapi dapat berbalik dengan cepat jika kekurangan mereda, kata analis Pepperstone,” Michael Brown.