Harga Beras Medium Meroket, Bos Bapanas: Karena Beli Gabahnya Ugal-ugalan

6 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi buka-bukaan penyebab naiknya harga beras medium di pasaran. Salah satunya imbas pembelian harga gabah yang sudah melambung sejak awal.

Dia menjelaskan, tingginya pembelian gabah kering panen (GKP) oleh penggilingan berpengaruh pada kenaikan harga di lini berikutnya. Akhirnya, harga di tingkat konsumen pun ikut melambung.

"Karena beli gabahnya ugal-ugalan. Sekarang gini ya, harga gabah Rp 6.500, terus siapa dibeli Rp 6.800, kamu beli Rp 7.000, Wilmar beli maunya Rp 7.400, Topi Koki beli Rp 7.500, kamu, Wilmar enggak mau kalah beli Rp 7.600-7.800," ucap Arief, ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, Selasa (15/7/2025).

Penawaran harga ini yang membuat harga pokok produksi (HPP) penggilingan beras menjadi naik. Arief mengatakan, tak terkendalinya harga pembelian gabah ini membuat harga jual akhirnya tinggi.

"Makanya yang banyak disorotin itu harga gabah, (pedagang) selalu bilang enggak bisa, enggak masuk (karena harga gabah tinggi). Ya enggak masuk kalau beli gabahnya sudah Rp 7.800," ungkapnya.

"Sekarang kamu sudah tahu harga pokok produksi dari hitungan kamu sudah tahu bahwa harganya itu maksimum Rp 14.900 (per kilogram) misalnya gabahnya, misalnya kita hanya bisa sampai di level Rp 7.500 misal, gitu ya, kalau sudah Rp 7.600-Rp 7.800, kamu beli Rp 7.800, terus gimana?," Arief menambahkan.

Pengusaha Bisa Stok

Arief menjelaskan, seharusnya pengusaha penggilingan beras bisa menyetok ketika harga gabah rendah. Hal ini diperbolehkan oleh peraturan yang diterbitkan oleh pemerintah.

"Kemarin pas panen raya, pas harga gabah Rp 6.500 harusnya dia beli dia stok dong, begitu. Perusahaan-perusahaan besar Itu punya kemampuan untuk membeli banyak dan mereka stok," kata Arief.

"Peraturan Menteri Perdagangan boleh menyetok maksimum 3 kali penjualan. Jadi kalau penjualannya misalnya 1.000 ton, dia menyetok 3.000 ton boleh, itu bukan nimbun sampai dengan panen gaduh berikutnya, kan ada panen gaduh, tiap bulan itu panen, cuman panen terbesar itu ya Maret April kemarin," tambah Arief.

Harga Beras Medium

Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), 15 Juli 2025, harga rata-rata beras medium sebesar Rp 14.317 per kilogram atau 14,45 persen dari Harga Eceran Tertinggi (HET).

Rinciannya, harga di Zona 1 sebesar Rp 13.845 per kilogram atau 10,76 persen di atas HET. Zona 2 Rp 14.531 per kilogram atau 10,92 persen di atas HET. Serta, beras medium di Zona 3 sebesar Rp 16.219 per kilogram atau 20,14 persen di atas HET.

Adapun, HET Zona 1 ditetapkan Rp 12.500 per kilogram, Zona 2 Rp 13.100 per kilogram, dan Zona 3 Rp 13.500 per kilogram. HET beras medium nasional ditetapkan Rp 12.500 per kilogram.

Kata Pedagang

Beras kualitas medium kini dibanderol mulai Rp 13.500-13.800 per kilogram di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). Kenaikan harga ini imbas pasokan yang menipis ditambah harga yang tinggi dari tingkat pabrik ke PIBC.

Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang, Zulkifli Rasyid mengungkapkan harga beras sudah naik sejak penawaran pabrik untuk masuk ke PIBC.

"Hari ini Rp 13.400-13.800 (per kg), itu penawaran dari daerah loh. Taruh kalau umpamanya kami beli Rp 13.400 jatuhnya sampai di bawah (dijual di PIBC) itu Rp 13.500. Ongkos turun (bongkar muat), biaya ini, biaya itu, jadi jatuhnya Rp 13.500, kami jual paling mahal Rp 13.600-13.700, untung Rp 100, kan wajar buat kami pedagang," kata Zulkifli saat ditemui Liputan6.com di PIBC, Jakarta, Senin (14/7/2025).

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |