China Kembali Borong, Tengok Prediksi Harga Emas Dunia Hari Ini

5 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia bergerak stabil di pasar spot sementara kontrak berjangka di Comex sempat menyentuh rekor terbaru di sekitar USD 3.534 per 100 troy ons, setelah laporan bahwa Amerika Serikat (AS) akan menerapkan tarif pada impor batangan emas.

Di saat yang sama, pelaku pasar masih mencerna serangkaian data ekonomi AS menjelang rilis inflasi minggu ini, sehingga volatilitas cenderung meningkat di sekitar level psikologis harga emas di USD 3.400.

Di awal sesi Asia, harga emas dunia sempat menarik minat jual di dekat USD 3.390 seiring pemulihan moderat Dolar AS yang menekan komoditas berdenominasi greenback.

Analisis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, sinyal teknikal terbaru kombinasi pola candlestick dan pergerakan Moving Average menunjukkan tren bullish mulai melemah pada harga emas dunia.

“Momentum kenaikan tidak lagi seagresif pekan lalu. Selama belum ada dorongan baru dari sisi fundamental, ruang reli berpotensi terbatas,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (11/8/2025).

Dengan demikian, skenario dasar hari ini menempatkan USD 3.400 sebagai resistance terdekat yang perlu ditembus untuk membuka jalan kenaikan lanjutan.

Jika tekanan beli berlanjut, area tersebut menjadi target pertama; namun bila koreksi mengemuka, USD 3.350 menjadi support awal yang patut dipantau.

China Kembali Borong Emas

Dari sisi makro, sentimen pasar saat ini ditopang ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada September. Probabilitas pasar yang mendekati 89–92% mencerminkan penilaian bahwa data tenaga kerja terbaru termasuk NFP yang mengecewakan dan revisi turun untuk Mei–Juni—telah menggeser nada kebijakan menjadi lebih seimbang.

Komentar Gubernur The Fed Michelle Bowman yang menyoroti kerentanan pasar tenaga kerja serta prospek penurunan suku bunga lebih lanjut pada 2025 turut menguatkan pandangan tersebut. Meski demikian, potensi pembatas reli datang dari pemulihan Dolar AS dan kenaikan imbal hasil jika inflasi kembali kaku.

Di China, data resmi menunjukkan People’s Bank of China (PBOC) kembali menambah cadangan emas pada Juli memperpanjang tren pembelian menjadi sembilan bulan berturut-turut. Arus pembelian bank sentral ini menjadi bantalan struktural bagi harga emas di tengah ketidakpastian kebijakan dan gejolak tarif global.

Namun, bagi pergerakan harian, arah berikutnya kemungkinan ditentukan oleh rilis inflasi AS (CPI/PPI), yang akan memberi sinyal apakah The Fed cenderung memprioritaskan mandat stabilitas harga atau mendorong pencapaian maksimum ketenagakerjaan.

Jadwal Padat

Jadwal data pekan ini juga padat: Klaim Tunjangan Pengangguran Awal, Penjualan Ritel, dan Sentimen Konsumen University of Michigan. Di sisi jasa, PMI ISM sebelumnya mengindikasikan perlambatan aktivitas serta kontraksi pada komponen ketenagakerjaan tetapi subsektor “Prices Paid” justru naik ke level tertinggi sejak November 2022.

Kombinasi ini berpotensi menimbulkan pergerakan dua arah pada emas: dukungan dari sisi pertumbuhan yang melambat, namun tertahan bila tekanan harga kembali menanjak.

Secara taktikal, Andy Nugraha merekomendasikan fokus pada dua zona kunci: USD 3.400 sebagai ambang validasi kelanjutan reli dan USD 3.350 sebagai pijakan pertahanan pertama.

Penutupan di atas USD 3.400 berpotensi mengaktifkan momentum ke atas; kegagalan menembusnya membuka ruang konsolidasi atau koreksi menuju area USD 3.350.

Dalam lingkungan yang sensitif terhadap data, disiplin manajemen risiko termasuk penempatan stop-loss yang adaptif terhadap volatilitas menjadi krusial hingga pasar memperoleh kejelasan baru dari rilis inflasi dan komentar pejabat The Fed.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |