Truk Penyebab Kecelakaan Maut Purworejo Tak Punya Izin

17 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengungkap temuan pelanggaran dalam kecelakaan truk pasir yang menabrak angkutan kota (angkot) di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Ternyata, truk pasir tersebut tidak memiliki izin resmi.

"Adapun telah diperiksa pada Aplikasi Mitra Darat, truk tersebut tidak terdaftar di dalam sistem perizinan yang dimiliki oleh Kementerian Perhubungan," kata Dudy Purwagandhi dalam keterangannya, Rabu (7/5/2025).

Informasi, Kecelakaan maut melibatkan truk dan angkot terjadi di Jalan Raya Purworejo menuju Magelang, Rabu (7/5/2025) pagi. Truk berisi muatan pasir menabrak angkot berisi ibu-ibu yang hendak melakukan pengajian.

Kecelakaan tersebut menyebabkan 11 orang meninggal dunia. Serta, 6 korban lainnya mengalami luka-luka.

Dudy menjelaskan, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Kala itu, truk pasir dengan nomor polisi B 9970 BYZ melaju dari arah Magelang.

Setibanya di lokasi kejadian perkara, truk oleng tak terkendali kemudian menabrak satu angkot dan sebuah rumah yang berada di depannya.

KNKT Turun Tangan

Lebih lanjut, Dudy mengatakan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub telah terjun ke lokasi.

Tim gabungan bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga ikut mendalami penyebab kecelakaan.

"Saat ini Ditjen Hubdat tengah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, Dinas Perhubungan setempat dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mendalami penyebab kecelakaan tersebut," tuturnya.

Deretan Kecelakaan Bus Paling Tragis di Indonesia

Indonesia memiliki catatan kelam kecelakaan bus yang menelan banyak korban jiwa. Dari kecelakaan tunggal hingga kecelakaan beruntun, deretan peristiwa ini menyoroti pentingnya keselamatan transportasi darat. Artikel ini akan mengulas beberapa kecelakaan bus paling tragis di Indonesia, mencakup lokasi, waktu kejadian, jumlah korban, dan penyebab kecelakaan jika diketahui.

Beberapa kecelakaan yang akan dibahas meliputi peristiwa di Paiton, Jawa Timur; Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat; Pagar Alam, Sumatera Selatan; Tol Cipularang; Sumedang, Jawa Barat; Tol Cipali; Cikadang, Sukabumi; dan Bukittinggi-Padang, Sumatera Barat.

Data jumlah korban jiwa mungkin bervariasi tergantung sumber, namun semua kecelakaan tersebut mengakibatkan kerugian besar baik jiwa maupun materi.

Tragedi Mendalam

Kecelakaan-kecelakaan ini bukan hanya sekadar angka statistik, tetapi tragedi yang meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban.

Memahami kronologi dan penyebabnya diharapkan dapat menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan keselamatan transportasi di Indonesia dan mencegah tragedi serupa terulang di masa mendatang.

Tragedi Tanjakan Emen (2018): Rem Blong dan Korban Jiwa yang Menyedihkan

Salah satu kecelakaan yang paling dikenang adalah tragedi di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat, pada 10 Februari 2018. Sebuah bus pariwisata yang mengangkut karyawan PT. Indomarco Prismatama (Indomaret) mengalami rem blong saat menuruni tanjakan.

Bus tersebut hilang kendali, menabrak sepeda motor dan tiang listrik sebelum terbalik. Kecelakaan ini menewaskan 27 orang dan melukai 30 lainnya. Peristiwa ini menyoroti bahaya jalur Tanjakan Emen dan menjadi sorotan nasional.

Kecelakaan ini menjadi pengingat akan pentingnya perawatan kendaraan dan kepatuhan terhadap aturan lalu lintas. Kondisi jalan yang terjal dan rawan kecelakaan juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan.

Tidak hanya itu, tragedi ini juga memicu diskusi mengenai pengawasan dan keselamatan transportasi umum di Indonesia. Banyak pihak mendesak pemerintah untuk meningkatkan pengawasan terhadap kondisi kendaraan dan jalur-jalur rawan kecelakaan.

Kecelakaan Bus di Paiton, Jawa Timur (2003): Kebakaran Hebat dan Korban Jiwa yang Signifikan

Tragedi Paiton pada tahun 2003 melibatkan sebuah bus pariwisata yang membawa rombongan siswa dan guru SMK. Bus tersebut bertabrakan dengan truk kontainer yang melaju kencang dari arah berlawanan. Akibatnya, terjadi kebakaran hebat yang mengakibatkan banyak korban jiwa. Jumlah korban tewas bervariasi dalam laporan, namun jumlahnya sangat signifikan.

Kecelakaan ini menyoroti bahaya kecelakaan yang melibatkan kendaraan besar dan kecepatan tinggi. Peristiwa ini juga menjadi pengingat pentingnya keselamatan di jalan raya dan kepatuhan pada peraturan lalu lintas.

Sayangnya, detail lengkap mengenai jumlah korban dan penyebab pasti kecelakaan ini masih sulit didapatkan secara akurat karena keterbatasan data yang tersedia.

Kecelakaan Bus Lainnya yang Menelan Korban Jiwa

  • Kecelakaan Bus Sriwijaya (2019): Terjadi di Pagar Alam, Sumatera Selatan, dengan jumlah korban jiwa yang signifikan.
  • Kecelakaan Bus di Tol Cipularang KM 91 (2019): Kecelakaan beruntun melibatkan 21 kendaraan, menewaskan 8 orang dan melukai 28 lainnya.
  • Kecelakaan Bus Rombongan SMP di Sumedang (2021): Bus terperosok ke jurang, menewaskan 27 orang.
  • Kecelakaan Bus Safari Darma Raya di Tol Cipali (2019): Melibatkan bus, truk, dan 2 minibus, menewaskan 12 orang dan melukai 36 lainnya.
  • Kecelakaan Bus di Cikadang, Sukabumi (2018): Bus terjun ke jurang, menewaskan 21 orang dan melukai 17 lainnya.
  • Kecelakaan Bus ALS di Bukittinggi-Padang (2025): Diduga karena rem blong, menewaskan belasan orang.

Data mengenai jumlah korban jiwa pada beberapa kecelakaan di atas bervariasi tergantung sumber informasi. Namun, semua kecelakaan tersebut menunjukkan betapa rawannya transportasi bus di Indonesia dan perlunya peningkatan keselamatan.

Kesimpulannya, deretan kecelakaan bus di Indonesia ini merupakan tragedi yang menyayat hati dan menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dalam transportasi. Perbaikan infrastruktur, pengawasan yang ketat, dan kesadaran akan keselamatan berkendara dari semua pihak sangat diperlukan untuk mencegah tragedi serupa terulang kembali. Semoga data dan informasi ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |