Tak Main-Main, Ini Peran Besar Industri Baja Dalam Pembangunan Nasional

5 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Kekuatan sebuah negara tidak hanya diukur dari luas wilayahnya atau jumlah penduduknya, tetapi juga dari kemandirian industrinya, khususnya industri baja yang produknya dipakai dalam aktivitas kita sehari-hari maupun sebagai fondasi dari segala pembangunan fisik.

Hal tersebut diiungkapkan Direktur Utama Krakatau Steel Muhamad Akbar Djohan saat PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan Group menerima Kunjungan Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) dari Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas).

"Kami bangga dapat menjadi tuan rumah penyelenggaraan SSDN. Ini adalah sinergi dan kolaborasi yang baik dalam pengembangan pertahanan negara. Karena dengan industri strategis yang kuat, kita akan memiliki pertahanan negara yang hebat,” jelas dia dalam keterangan tertulis, Kamis (1/5/2025).

Maka tidak bisa dibayangkan berdirinya gedung pencakar langit, jembatan penghubung antar wilayah, jalur transportasi, pelabuhan, hingga sarana pertahanan, tanpa kontribusi dari industri ini. Oleh sebab itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa industri baja adalah urat nadi pembangunan nasional.

“Dengan adanya kunjungan SSDN dari Lemhannas, sebagai mitra strategis yang tidak hanya berfokus pada aspek pertahanan, tetapi juga pada penguatan karakter kebangsaan, wawasan kebijakan strategis, dan arah pembangunan jangka panjang yang berlandaskan pada ketahanan nasional secara menyeluruh baik dalam aspekekonomi, sosial, maupun sumber daya, maka melalui dialog, pertukaran wawasan, dan kerja sama lintas sektor seperti yang terwujud hari ini, kami percaya bahwa industri baja nasional dapat tumbuh secara berkelanjutan, mandiri, dan mampu menjawab tantangan zaman,” tambah Akbar Djohan.

Akbar Djohan menyampaikan bahwa Krakatau Steel Group, senantiasa berkomitmen dalam menyediakan infrastruktur pendukung industri baja yang modern, efisien, dan berdaya saing tinggi. Kami percaya, peran kami bukan sekadar sebagai penyedia layanan, melainkan sebagai penggerak pertumbuhan industri yang berkelanjutan. 

“Kami siap untuk terus membangun sinergi dengan berbagai pihak, termasuk Lemhannas, dalam merumuskan strategi-strategi pembangunan nasional yang inklusif dan berorientasi masa depan. Kami juga berharap pertemuan ini menjadi titik awal dari kolaborasi-kolaborasi baru yang lebih luas dan lebih berdampak,” pungkas Akbar Djohan.

Peluas Wawasan

Sementara itu, Gubernur Lemhannas menyatakan bahwa melalui kegiatan SSDN para peserta P4N 68 (Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional 68 TA. 2025) diharapkan memperoleh wawasan serta pengalaman yang lebih komprehensif baik secara teoritis maupun praktik terkait pengaruh perkembangan geopolitik yang terjadi pada suatu daerah, sadar akan nilai-nilai kebangsaan, serta mengerti dan memahami krisis yang dihadapi baik dalam skala daerah maupun nasional.

“Kunjungan ini merupakan SSDN dalam rangka penyiapan kader dan pemantapan pimpinan tingkat nasional yang senantiasa berpikir komprehensif, holistik, integratif dan profesional, memiliki watak, moral, etika, kebangsaan, negarawan, berwawasan nusantara serta cakrawala pandang yang universal,” tutup Gubernur Lemhannas Tb. Ace Hasan Syadzily.

Krakatau Steel Siap Pasok Baja Nomor Wahid untuk Armada Kapal Laut RI

Sebelumnya, sebagai negara maritim, Indonesia sedang menggarap rencana ambisius untuk memperbarui dan menambah armada kapal laut dalam rangka mendukung terciptanya ketahanan pangan, energi dan pertahanan nasional. Hal ini diungkapkan Direktur Utama PT PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod dalam Forum Business Gathering yang digelar hari ini bertempat di Hotel Borobudur Jakarta. 

Menjawab tantangan tersebut, Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mengaku siap menangkap peluang dan menegaskan komitmen penuh dalam menyediakan bahan baku baja berkualitas tinggi yang akan menjadi tulang punggung berbagai proyek pembangunan kapal militer dan non-militer yang dikerjakan oleh PT PAL Indonesia (PAL). 

“Krakatau Steel mengapresiasi peluang yang diberikan dan mendukung penuh upaya pembangunan infrastruktur maritim dalam rangka penciptaan close loop economy dan mengurangi kesenjangan antar wilayah,” tutur Akbar.

Lebih lanjut Dirinya turut menyoroti pentingnya keterlibatan aktif seluruh pihak dalam mengawasi proteksionisme di berbagai pelabuhan tanah air sebagai upaya menciptakan iklim supply chain yang adil dan mencegah kerugian pada industri dalam negeri. “Pengawasan kebijakan ini adalah tanggung jawab bersama. Krakatau Steel mendukung penuh langkah tancap gas yang dilakukan PAL dalam penerapan pengawasan yang ketat sehingga dampak ekonomi nasional tetap terjaga,” Tutup Akbar. 

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT PAL Indonesia mengaku siap menampung usulan soal penerapan tata kelola maritim sebagai landasan bagi pembangunan berkelanjutan dan berpesan agar seluruh pelaku industri memanfaatkan momentum ini untuk mengembalikan kejayaan industri dalam negeri sekaligus percepatan kemandirian industri nasional. 

Ekosistem Industri Maritim

Sebagai tindaklanjut komitmen bersama dalam memperkokoh ekosistem industri maritim nasional tersebut, dalam kegiatan ini juga dilaksanakan seremoni penandatanganan perjanjian kerja sama antara Direktur Utama PT PAL Indonesia dan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Sinergi antar dua BUMN strategis ini meliputi penguatan rantai pasok nasional hingga peningkatan kapasitas produksi berbasis material dalam negeri. 

Pada kesempatan yang sama, forum Business Gathering PT PAL juga diisi dengan dialog yang dikemas dalam sesi Business Talk. Pada kesempatan itu, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti-Saintek) Brian Yuliarto turut memaparkan arah kebijakan ekosistem penggerak ekonomi nasional ke depan yang bertumpu pada tiga pilar utama yaitu penguatan industri maju berbasis inovasi teknologi, pengembangan pendidikan, inovasi, dan riset (R&D), serta penguatan pembiayaan investasi melalui lembaga strategis seperti Danantara. 

Mendikti-Saintek turut menyatakan komitmennya mengembangkan skema pendanaan riset hilir yang akan mempercepat proses hilirisasi dan memfasilitasi kerja sama antara BUMN dan perguruan tinggi. "Kami terbuka bagi seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam membangun ekosistem hilirisasi dan industrialisasi yang inklusif serta mampu bersaing secara global," ujarnya.

Menutup pernyataannya, Mendikti-Saintek Brian berharap Kemdiktisaintek dan Industri dapat menciptakan sinergi yang lebih kuat dalam inovasi dan pengembangan teknologi, menjadikan Indonesia sebagai pusat teknologi unggulan yang membawa nilai tambah bagi kemajuan bangsa. 

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |