SMBC Indonesia TechConnect 2025: Transformasi Digital Lewat Kecerdasan Buatan

3 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - SMBC Indonesia, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, berkomitmen untuk mengakselerasi transformasi digital dan mengembangkan berbagai inovasi yang mampu memberikan dampak positif serta berkelanjutan.

Sebagai salah satu bentuk dari komitmen tersebut, SMBC Indonesia untuk pertama kalinya menyelenggarakan “SMBC Indonesia TechConnect”, sebuah forum diskusi yang bertujuan memberi wawasan lebih terkait perkembangan teknologi finansial, inovasi digital, serta pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam industri layanan keuangan.

Forum ini menghadirkan para pembicara profesional yang memaparkan materi terkait perbankan digital dan kecerdasan buatan. Rangkaian kegiatan dari acara ini ditutup dengan sesi demo dari pengimplementasian AI dalam industri perbankan. Pada sesi ini, peserta disuguhkan oleh kemampuan Jeni, sebuah AI yang berperan sebagai customer service (CS), untuk menjawab berbagai keluhan pelanggan dengan cepat dan akurat. Hal ini memperlihatkan bagaimana AI dapat menjadi solusi efektif dalam meningkatkan kualitas pelayanan nasabah.

Wakil Direktur Utama SMBC Indonesia, Michellina Laksmi Triwardhany, dalam sambutannya menyebut bahwa AI sudah menjadi bagian dari keseharian dan telah memberi dampak positif bagi produktivitas dan efektivitas. “Banyak tugas-tugas saya yang dibantu dengan memakai AI dan tentu saja teman-teman yang di sini juga pasti banyak dibantu dengan AI,” ujar Michellina.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Irzan Raditya, CEO sekaligus Co-Founder dari Kata.ai, menyebut bahwa AI bukanlah suatu barang baru. “Kita pakai aplikasi email, dimana bisa memfilter mana yang spam, mana yang social media, mana marketing, itulah aplikasi AI,” terangnya dikutip pada Selasa (25/11/2025).

“Recommendation Engine juga adalah contoh dari machine learning yang merupakan turunan dari AI,” imbuhnya.

Peran AI Dalam Industri Perbankan

Kecerdasan buatan (AI) kini menjadi teknologi yang sangat penting di sektor perbankan. Seperti yang disampaikan oleh Irzan, “AI itu hadir sebagai teknologi yang bergerak dengan data.” Ia menyebut bahwa data merupakan bahan bakar bagi AI, tanpa adanya data maka AI tidak dapat berfungsi. Sektor perbankan yang sangat bergantung pada data dalam berbagai skenario, sangat diuntungkan dengan keberadaan teknologi ini.

Salah satu fungsi utama AI di sektor perbankan adalah untuk meningkatkan efisiensi operasional, seperti pengolahan dokumen, dukungan pelanggan, serta kepatuhan terhadap regulasi. Irzan menjelaskan, “AI bisa meningkatkan prioritas operasional dari mulai processing document dan lain-lain sampai 40%.” Dengan demikian, AI membantu mengurangi beban kerja dan meningkatkan kecepatan proses perbankan.

Selain itu, AI juga berperan penting dalam mendeteksi penipuan. Teknologi ini membantu bank untuk lebih cepat mendeteksi dan menangani potensi penipuan yang bisa merugikan pihak bank dan nasabah. “Untuk fraud detection, itu sampai 30%,” ungkap Irzan.

Tak hanya itu, AI juga berfungsi untuk menurunkan risiko dalam sektor perbankan, salah satunya dalam upaya pencegahan pencucian uang. “Fraud model false positive sampai 15%,” ungkap Irzan, yang menunjukkan bagaimana AI dapat meminimalkan kesalahan dalam sistem deteksi fraud, sehingga proses menjadi lebih akurat.

Pada akhirnya, jika AI diterapkan dengan baik, teknologi ini bisa meningkatkan pendapatan bank. “Peningkatan driven on earnings, itu sampai 15%, kalau bisa diaplikasikan dengan baik,” jelas Irzan. Potensi AI untuk sektor perbankan secara global diperkirakan bisa mencapai nilai tahunan hingga USD 340 juta. Sementara, Irzan menyebut AI berdampak signifikan terhadap perekonomian indonesia dengan kontribusi GDP hingga USD 366 miliar pada 2030.

Penerapan AI Pada Digital Banking SMBC Indonesia

Jenius, sebagai bank digital dari SMBC Indonesia, terus berinovasi untuk meningkatkan pengalaman pengguna melalui berbagai fitur dan teknologi terkini. Menurut Irwan Tisnabudi, Head of Digital Banking SMBC Indonesia, “Pada saat kita mengembangkan fitur-fitur dan produk kita, kita melihat aktivitas dari customer kita dari pagi hingga malam hari.” Pendekatan ini memastikan bahwa setiap fitur yang dikembangkan dapat mengakomodasi kebutuhan nasabah sepanjang hari, dengan memanfaatkan teknologi untuk menghadirkan solusi yang tepat dan mudah diakses.

Selama 9 tahun terakhir, Jenius telah meluncurkan lebih dari 70 inovasi, termasuk kartu debit, kartu kredit, dan digital credit card yang pertama kali diluncurkan dua tahun lalu. Jenius juga memperkenalkan berbagai fitur menarik seperti cashback, split bill, dan layanan valuta asing yang memungkinkan nasabah untuk membeli dan menjual 10 jenis mata uang asing secara 24 jam tanpa henti. Fitur baru seperti Saudi Arabia Riyal juga telah diluncurkan, menambah pilihan valuta asing yang dapat diakses nasabah.

Penerapan AI di Jenius lebih dari sekadar pengembangan fitur. AI digunakan untuk menyempurnakan berbagai titik interaksi nasabah dengan layanan. Salah satu implementasi AI yang paling signifikan adalah dalam proses registrasi dan keputusan transaksi real-time. Irwan menjelaskan, “Di registration process pada saat customer meregister Jenius, kita menggunakan lightness biometrik dan dimatikan.” Teknologi biometrik ini memungkinkan nasabah untuk mendaftar dengan lebih cepat dan aman.

Selain itu, Jenius juga menggunakan real-time decision engine yang berfungsi untuk menilai dan memberikan keputusan yang tepat terkait limit transaksi nasabah. Dengan menggunakan device intelligence, Jenius dapat memastikan bahwa transaksi yang dilakukan benar-benar oleh nasabah yang bersangkutan, mencegah potensi penipuan. Sebagai contoh, jika terdapat transaksi yang mencurigakan, sistem AI Jenius dapat langsung mendeteksi dan memberikan peringatan untuk mencegah kerugian.

Efisiensi Opirasional Jenius Melalui AI

Dalam hal layanan pelanggan, Jenius telah memanfaatkan chatbot yang dapat menangani hingga 70% pertanyaan yang masuk setiap bulannya. Meskipun belum sepenuhnya menggunakan AI generatif, chatbot ini terbukti sangat efektif dalam menjawab pertanyaan mengenai produk, promo, dan layanan lainnya. Proses registrasi nasabah yang dulunya memakan waktu sekitar 20 hingga 25 menit kini bisa selesai dalam waktu kurang dari 10 menit berkat penerapan teknologi yang semakin canggih.

Keberhasilan Jenius dalam menggunakan AI tidak hanya terbatas pada peningkatan layanan, tetapi juga pada efisiensi operasional. Misalnya, Jenius dapat mengurangi potensi kerugian yang terjadi akibat transaksi tidak sah lebih dari 80% dengan bantuan algoritma AI yang telah di-backtest selama setahun. Dalam hal pemasaran, penggunaan AI juga meningkatkan campaign productivity hingga tiga kali lipat, dengan open rate yang meningkat hingga enam kali berkat pendekatan komunikasi yang lebih personal dan tersegmentasi.

Dengan penerapan teknologi AI yang terus berkembang, Jenius berhasil menghadirkan pengalaman nasabah yang seamless, efisien, dan aman. Hal ini tidak hanya meningkatkan kepuasan nasabah tetapi juga mendukung Jenius dalam mencapai tujuan untuk memberikan layanan perbankan digital yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih inovatif.

“Technology make it faster, but human make it better,” tutup Irwan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |