Setahun Program Energi, Listrik Kini Terangi Pelosok dan Majukan Kehidupan Masyarakat

4 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah terus memperluas akses energi ke seluruh penjuru Indonesia, terutama di wilayah terpencil dan pedalaman. Melalui program Listrik Desa (Lisdes) dan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL), ribuan keluarga yang selama ini hidup tanpa penerangan kini mulai menikmati manfaat nyata listrik di rumah mereka.

Langkah ini merupakan bagian dari kebijakan pemerataan energi yang dijalankan sesuai arahan Presiden RI Prabowo Subianto, guna memastikan kehadiran negara dirasakan hingga ke pelosok.

“Di desa-desa terpencil, cahaya listrik kini menjadi simbol kehadiran negara dan pembuka jalan bagi kesempatan sosial-ekonomi. Listrik tidak lagi hanya aspek penerangan, namun meningkatkan pula akses pendidikan, produktivitas, dan taraf hidup masyarakat,” ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di Jakarta, Selasa (21/10).

Jangkau Lebih dari 10 Ribu Lokasi, Rasio Elektrifikasi Capai 99,1 Persen

p>Sejak dijalankan, Program Listrik Desa telah menjangkau 10.068 lokasi dan memberi manfaat bagi lebih dari 1,2 juta calon pelanggan baru. Sementara itu, program BPBL periode 2024 telah menyentuh 155.429 rumah tangga, dan pada Januari–September 2025, 135.482 rumah tangga telah terpasang dari target 215.000 rumah hingga akhir tahun.

Kebijakan ini menjadi bukti nyata pemerintah dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat serta mempercepat pemerataan energi di seluruh Indonesia.Bahlil menuturkan, rasio elektrifikasi nasional kini telah mencapai 99,1 persen.

Adapun wilayah yang belum terjangkau listrik umumnya berada di kawasan dengan kondisi geografis menantang, seperti pulau-pulau kecil dan wilayah pedalaman.

“Perubahan arah kebijakan juga mencakup transformasi menuju energi yang bersih dan berkelanjutan. Pemerintah sudah meresmikan puluhan pembangkit energi terbarukan, mempercepat proyek PLTS berkapasitas 100 gigawatt, dan melibatkan koperasi desa dalam transisi energi. Ekonomi dan ekologi tidak harus dipertentangkan. Keduanya bersinergi menciptakan fondasi pembangunan yang berkelanjutan, inklusif, dan merata,” kata Bahlil.

Pemerintah Targetkan Rasio Elektrifikasi 100 Persen

Menteri Bahlil menegaskan bahwa pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi 100 persen agar seluruh masyarakat dapat menikmati manfaat energi yang lebih bersih, modern, dan berkelanjutan.

“Setelah 80 tahun merdeka, tidak selayaknya ada warga yang masih mengalami gelap gulita,” ujarnya.

Untuk mempercepat target tersebut, pembangunan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan terus digencarkan di berbagai daerah. Program ini juga melibatkan peran aktif masyarakat melalui koperasi dan pemerintah daerah.

Dampak Nyata di Lapangan: Hidup Makin Terang dan Produktif

Perubahan besar ini dirasakan langsung oleh warga di berbagai daerah. Salah satunya Ruslam, warga Desa Bandar Jaya, Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, yang kini menikmati penerangan dari program BPBL.

“Alhamdulillah, sekarang rumah kami terang, tanpa harus mikir beli bensin tiap malam. Anak-anak bisa belajar sampai malam, istri bisa menjahit tanpa terburu-buru, dan saya bisa istirahat dengan tenang,” ucap Ruslam.

Cerita serupa datang dari Elias Inyomusi, warga Kampung Iraiweri, Distrik Anggi, Pegunungan Arfak, yang kini menikmati listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Anggi.

“Semua rumah itu harus dapat listrik, supaya untuk kami punya anak-anak kami itu bisa belajar, mamak-mamak bisa masak dengan (penerangan) lampu. Saat saya lahir di sini, kami belum ada lampu. Kami bikin api. Kami baca, belajar, itu pasang, bikin gelegar untuk jadi pelita,” ungkap Elias.

Target 2030: Tak Ada Lagi Desa yang Hidup dalam Gelap

Pemerintah menargetkan seluruh pelosok negeri terang sepenuhnya pada 2030. Menteri Bahlil menegaskan, rasio elektrifikasi 100 persen menjadi bagian penting dari visi keadilan sosial dan pembangunan berkeadilan yang dicanangkan pemerintah.

“Pemerintah berkomitmen agar tidak ada lagi warga Indonesia yang hidup dalam kegelapan setelah delapan dekade merdeka,” tegasnya.

Program perluasan listrik ini diharapkan bukan hanya menerangi rumah-rumah di pelosok, tetapi juga membuka jalan bagi peningkatan ekonomi rakyat, pendidikan, dan kesejahteraan sosial secara berkelanjutan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |