S&P Global Ratings Ramal BI Pangkas Suku Bunga 100 Bps pada 2025

20 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta S&P Global Ratings memproyeksikan Bank Indonesia (BI) akan memangkas suku bunga kebijakan hingga 100 basis poin pada 2025, seiring kondisi inflasi yang terkendali dan fokus ekonomi yang beralih pada pemulihan dan pertumbuhan domestik.

Chief Economist Asia-Pacific S&P Global Ratings, Louis Kuijs menyampaikan Indonesia berada dalam posisi yang relatif kuat di tengah pelemahan eksternal, seperti meningkatnya tarif AS dan permintaan global yang melemah, berkat struktur ekonomi domestik yang tangguh.

“Di APAC, suku bunga kebijakan akan turun. Dengan inflasi yang tidak menjadi masalah dan pertumbuhan yang menjadi fokus, bank sentral kemungkinan akan memangkas suku bunga kebijakan. Kami memperkirakan Bank Indonesia akan memangkas suku bunga sebesar 100 basis poin pada tahun 2025,” ujar Kuijs dalam seminar PEFINDO dan S&P Global Ratings, Rabu (7/5/2025).

Kuijs juga menyoroti meski kebijakan moneter longgar menjadi jalan yang logis di tengah tekanan global, pelemahan nilai tukar rupiah tetap bisa menjadi faktor yang menahan laju penurunan suku bunga.

Pentingnya Stabilitas Fiskal

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Sovereign & International Public Finance Ratings Asia-Pacific S&P Global Ratings, Andrew Wood menggarisbawahi pentingnya stabilitas fiskal Indonesia sebagai fondasi kepercayaan investor terhadap respons kebijakan domestik, termasuk pelonggaran moneter.

“Indonesia mempertahankan salah satu aturan fiskal paling efektif di jagat pasar berkembang, yang menjadi jangkar orientasi kebijakannya di tengah badai ekonomi,” kata Wood.

Meski demikian, Wood mengingatkan adanya risiko tekanan terhadap pendapatan negara dari sektor sumber daya alam. Fluktuasi harga komoditas di awal 2025 telah menurunkan aliran pendapatan bukan pajak secara signifikan, dan jika tren ini berlanjut, dapat memperberat rasio beban bunga terhadap pendapatan negara.

Konsolidasi Fiskal Indonesia

“Namun aliran pendapatan ini telah mengalami penurunan tajam sejauh ini pada tahun 2025 karena harga komoditas mengalami volatilitas. Jika penurunan pendapatan berkelanjutan, hal ini dapat terus menekan beban bunga Indonesia, yang berkisar tepat di bawah 15% dari pendapatan,” jelasnya.

Selain itu, konsolidasi fiskal Indonesia dinilai tetap lebih solid dibandingkan negara-negara lain di kawasan. Namun, memasuki 2025, tekanan terhadap pendapatan mendorong pemerintah untuk memperkuat kontrol belanja, agar tetap menjaga defisit dalam batas yang sehat di tengah perlambatan global.   

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |