Rupiah Hari Ini 29 Agustus 2025 Ambruk Gara-gara Demo Ricuh

2 weeks ago 12

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Jumat ini. Ekonom menyebut faktor global dan ricuhnya aksi demo di Jakarta jadi sentimen negatif pasar.

Pada pembukaan perdagangan Jumat (29/8/2025), rupiah tercatat melemah 1 poin atau 0,01% ke posisi Rp 16.354 per dolar AS, dari penutupan sebelumnya Rp 16.353 per dolar AS.

Ekonom Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto menilai, pergerakan rupiah masih memiliki ruang pelemahan.

“Hari ini masih ada ruang pelemahan karena faktor global dan juga mungkin ada sedikit dampak negatif dari demo,” ujarnya dikutip dari Antara. 

Sebelumnya, aksi demo di sekitar Kompleks DPR berlangsung ricuh hingga malam hari. Bentrokan massa dan aparat terjadi di sejumlah titik, seperti Jalan Penjernihan, Penjompongan, Bendungan Hilir, KS Tubun Petamburan, hingga Palmerah.

Kericuhan juga memicu perhatian publik setelah beredar luas video kendaraan taktis Barracuda Brimob yang melindas pengendara ojek online di kawasan Pejompongan, Jakarta. Korban, seorang pria, dilaporkan meninggal dunia setelah dibawa ke rumah sakit.

Meski sentimen domestik cukup kuat, pelemahan rupiah belakangan ini terutama dipengaruhi kondisi eksternal. Rully menjelaskan, Indeks Dolar AS terus menguat dalam empat hari terakhir hingga berada di atas level 98.

IHSG Kebakaran, Pasar Dibayangi Demo Ricuh dan Ketidakpastian Global

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung bergerak di zona merah pada awal perdagangan Jumat (29/8/2025). Pelemahan IHSG ini terjadi usai demo besar-besaran di 28 Agustus 2025 yang berakhir ricuh.

Mengutip data RTI, IHSG hari ini dibuka di posisi 7.899,88 dari penutupan perdagangan sebelumnya di posisi 7.952,08. Pada pukul 09.25 WIB, IHSG masih mengalami tekanan dengan turun 43 poin atau 0,56 persen ke posisi 7.907,10.

Terkait pelemahan ini, Penggiat Pasar Modal Indonesia, Reydi Octa mengatakan IHSG berpotensi menghadapi tekanan dalam jangka pendek di tengah bayang-bayang ketidakpastian global serta dinamika politik dalam negeri.

Reydi menilai ekspektasi inflasi yang masih tinggi di Amerika Serikat membuat pasar khawatir The Federal Reserve akan menunda pemangkasan suku bunga. Hal ini menambah kewaspadaan investor terhadap arah pasar.

“Pasar global masih dibayangi ketidakpastian. Dari AS, ekspektasi inflasi yang masih tinggi bisa membuat The Fed menunda pemangkasan suku bunga,” ujar Reydi kepada Liputan6.com, Jumat (29/8/2025).

Pelaku Pasar Berhati-hati

Pada perdagangan sebelumnya, IHSG tercatat menguat tipis 0,20 persen meski investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 279 miliar. Namun, potensi tekanan tetap membayangi karena faktor capital outflow serta meningkatnya kekhawatiran politik dalam negeri.

“Dengan kondisi global yang tidak pasti dan aksi demo yang memanas dan berlanjut buat pasar cenderung berhati-hati. Koreksi jangka pendek bisa terjadi,” kata Reydi.

Ia menyarankan investor untuk bersikap wait and see di tengah kondisi saat ini. Meski demikian, sektor defensif seperti consumer staples dan telekomunikasi disebutnya tetap menarik dicermati apabila gejolak politik dan aksi massa terus berlanjut. 

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |