Liputan6.com, Jakarta PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) kembali melanjutkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan melalui program Narasemesta Jasindo yang kali ini digelar di kawasan Paralayang, Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Mengusung tema Menjaga Warisan Alam, Membangun Masa Depan, kegiatan ini menghadirkan kolaborasi antara Jasindo, UPT Tahura Sultan Adam, dan mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat.
Narasemesta Jasindo diharapkan menjadi wadah sinergi antara manusia dan alam, dengan menekankan pentingnya menjaga ekosistem demi keberlangsungan generasi mendatang.
“Melalui Narasemesta, Jasindo ingin menghadirkan inisiatif nyata yang tidak hanya sebatas pemberian bantuan, tetapi juga membangun kesadaran bersama bahwa menjaga lingkungan adalah tanggung jawab kolektif. Kehadiran mahasiswa dan pengelola Tahura Sultan Adam menjadi bukti semangat kolaborasi untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan,” ujar Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo Brellian Gema, Jumat (22/8/2025).
Kegiatan ini juga diisi dengan literasi asuransi dari Asuransi Jasindo serta edukasi lingkungan dari UPT Tahura untuk meningkatkan wawasan peserta terkait pentingnya proteksi diri dan kelestarian alam.
Transisi Menuju Ekonomi Hijau
Program Narasemesta Jasindo merupakan rangkaian kegiatan yang konsisten digelar sebagai bentuk kontribusi perusahaan dalam mendorong transisi menuju ekonomi hijau dan berkelanjutan.
Pada kesempatan yang sama, Andy Samuel, Direktur Utama Asuransi Jasindo menekankan bahwa melalui kegiatan ini, Jasindo menegaskan peran strategisnya tidak hanya sebagai penyedia layanan asuransi, tetapi juga sebagai mitra masyarakat dalam membangun kesadaran ekologis.
“Kegiatan ini adalah refleksi nyata bagaimana perusahaan tidak hanya menjalankan bisnis, tetapi juga turut hadir mendukung agenda pelestarian lingkungan di daerah. Dengan kolaborasi seperti ini, kita bisa bersama-sama menjaga warisan alam dan mewariskannya untuk generasi mendatang,” tegasnya.
Kampus Jadi Inkubator Inovasi Hijau, Kemenperin Ajak Mahasiswa Bangun Greenpreneurship
Kementerian Perindustrian terus memperkuat kolaborasi antara pemerintah, industri, dan dunia akademik guna mendukung percepatan transformasi menuju industri hijau. Salah satu langkah yang ditempuh Kemenperin yaitu menyelenggarakan forum diskusi bersama kalangan mahasiswa, seperti kegiatan AIGIS Goes to Campus di Universitas Trisakti.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (The 2nd AIGIS 2025) yang bertujuan memperluas partisipasi generasi muda dalam agenda pembangunan berkelanjutan, khususnya di sektor industri.
“AIGIS Goes to Campus menjadi ruang dialog strategis yang mempertemukan mahasiswa, akademisi, pemerintah, dan pelaku industri. Ini adalah momentum penting untuk menumbuhkan semangat inovasi dan kewirausahaan hijau dari kalangan kampus,” ujar Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi di Jakarta, Selasa (15/7).
Menurutnya, kampus memiliki peran sentral sebagai inkubator ide-ide kreatif yang dapat menjawab tantangan lingkungan dan industri. Mahasiswa bukan hanya menjadi penerus, tetapi juga motor penggerak perubahan, termasuk menciptakan solusi hijau yang dapat dikembangkan menjadi model bisnis berkelanjutan.
Lebih lanjut, Andi menekankan pentingnya sinergi antara inovasi, semangat greenpreneurship, dan komunikasi keberlanjutan. Ketiga aspek ini menjadi pilar utama dalam membentuk ekosistem industri hijau yang inklusif dan berdaya saing.
“Sinergi antara pemikiran kreatif, semangat kewirausahaan hijau, dan strategi komunikasi yang efektif akan menentukan arah transformasi kita. Ketiga aspek tersebut merupakan elemen penting dari perjalanan strategis kita menuju Indonesia maju, kompetitif, dan berorientasi pada keberlanjutan,” katanya.
Penguatan Ekosistem Inovasi
Kemenperin melalui BSKJI terus mendorong penguatan ekosistem inovasi dan industri hijau sebagai bagian dari transformasi industri berkelanjutan. Sehingga kolaborasi ini menjadi sangat penting dalam akselerasi perubahan, terlebih generasi muda sebagai tonggak pembangunan di masa mendatang.
“Dengan semangat eksperimentatif, mahasiswa dapat menghasilkan ide-ide out-of-the-box untuk mengatasi isu lingkungan, baik melalui proyek riset, teknologi ramah lingkungan, maupun model bisnis berkelanjutan,” katanya.
Terlebih lagi, Andi menyampaikan, kemampuan yang dimiliki mahasiswa tersebut sangat relevan dengan terbukanya peluang Green jobs di masa mendatang. Jenis pekerjaan ini mencakup sektor energi terbarukan, pengelolaan limbah, rekayasa lingkungan, edukasi keberlanjutan. Sektor-sektor tersebut merupakan sektor yang berkontribusi pada pembangunan yang berwawasan lingkungan.