Liputan6.com, Jakarta - Kebutuhan energi bersih di sektor digital semakin mendesak seiring meningkatnya konsumsi listrik dari pusat data (data center) di Indonesia. Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) menegaskan komitmennya untuk mendorong pemanfaatan energi terbarukan, khususnya energi surya, guna mendukung pengembangan green data center nasional.
Upaya ini menjadi langkah strategis untuk menekan emisi karbon sekaligus mendorong transisi energi di sektor digital yang kini tumbuh pesat.
Dalam forum Diseminasi Studi Green Data Center yang digelar bersama CSIS Indonesia, Tenggara Strategics, UMBRA, dan Universitas Prasetiya Mulya, Ketua Umum AESI, Mada Ayu Habsari, menyoroti empat program utama yang saat ini tengah difokuskan asosiasi.
Program tersebut meliputi percepatan RUPTL 17,1 gigawatt (GW), program nasional PLTS 100 GW, inisiatif ekspor energi bersih lintas negara (cross border energy) ke Singapura, serta pengembangan green data center sebagai pilar baru transisi energi di Indonesia.
AESI menilai, seiring meningkatnya kebutuhan digital global, permintaan terhadap layanan data center akan tumbuh signifikan dengan proyeksi mencapai 16,8 persen per tahun. Di sisi lain, tingginya konsumsi listrik dari sektor ini juga berpotensi meningkatkan emisi karbon.
"Karena bisa bapak ibu kalian mungkin tahu ya, berapa banyak kita setiap hari kita scrolling itu namanya tiktok, reels, instagram dan lain sebagainya semuanya berujung ke data center," ujar Mada.
"Dan konsumsi energinya karena memang data center ini memang berteknologi tinggi sehingga dari sisi konsumsi energi untuk pendingin, untuk sistem itu sendiri memang akan membutuhkan daya yang sangat besar," ia menambahkan.
Pemerintah Siap Kolaborasi untuk Pusat Data Ramah Lingkungan
Direktur Jenderal Teknologi Pemerintah Digital Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Mira Tayyiba, menegaskan, pemerintah berkomitmen mendukung pengembangan pusat data nasional yang terintegrasi dengan ekosistem industri berbasis energi bersih.
Ia menuturkan, ke depan, pemerintah akan membuka peluang kolaborasi antara pusat data pemerintah dan pusat data komersial.
"Jadi kalau dulu menyediakan pusat data untuk pemerintah, itu kalau kita gambarkan lewat ground frame, dengan industri itu yang tidak ada kaitannya. Ya pusat data komersial, pusat data pemerintah. Tetapi saat ini kita sedang mempersiapkan regulasinya, kebijakannya untuk mendekatkan," ucap Mira.
"Artinya adalah pemerintah membuka kesempatan bagi industri, bagi ekosistem untuk berkontribusi menyediakan layanan pusat data untuk pemerintah. Sehingga pemerintah bisa fokus pada tata kelola data pemerintah, pada keamanan data pemerintah, infrastrukturnya, layanan pusat datanya dibantu oleh ekosistem," ia menambahkan.
Menurut dia, salah satu tantangan terbesar dalam pembangunan pusat data nasional adalah ketersediaan energi bersih, konektivitas, dan lahan. Pemerintah ingin memastikan keberlanjutan tidak hanya dalam layanan, tetapi juga dalam ekosistem secara keseluruhan, termasuk dampak terhadap lingkungan.
"Ini kalau teman-teman pemain global, terutama hyperscale, mereka sudah bicara, kami maunya energi bersih. Dan karena masing-masing itu sudah punya roadmap, harus energi bersih di tahun 2000 sekian. Ada yang di tahun 2025, ada di tahun 2030. Jadi buat mereka ini bukan suatu hal yang menjadi fitur tambahan, bukan," tegas Mira.
Momentum Indonesia Jadi Pusat Data Regional
Mira juga menyoroti peluang besar Indonesia untuk menjadi hub pusat data di kawasan Asia Tenggara. Menurut dia, moratorium pembangunan data center di Singapura akibat keterbatasan energi dan lahan menjadi peluang strategis bagi Indonesia.
"Kita ingin dong mengambil momentum ini untuk mendapatkan limpahan, limpahan agar kita juga mendapatkan kesempatan. Kesempatan ini Bapak-Ibu, sekali lagi salah satu komponennya adalah energi. Jadi kita benar-benar harus memikirkan ini. Dan Indonesia selalu dinyatakan mempunyai potensi energi yang besar, apakah dari surya, apakah dari angin, apakah dari air," ujarnya.
Pemerintah tengah menjajaki potensi energi terbarukan di berbagai wilayah, termasuk Sulawesi Selatan, yang dinilai memiliki potensi tinggi untuk menjadi lokasi green data center. Namun, penentuan lokasi juga perlu memperhitungkan kedekatan dengan sumber energi dan infrastruktur jaringan agar tidak terjadi latency tinggi dalam transmisi data.
"Jakarta dan Batam, itu sudah mainstream lah kurang lebih begitu ya. Karena di Jawa, terutama di Jakarta, ini mungkin memang demandnya di situ. Batam, dia punya, bahkan KEK sendirj, Kawasan Ekonomi Khusus, NONSA, semuanya adalah sektor data. Jadi selain dua lokasi mainstream tadi, mungkin kita juga perlu mendapatkan insight dari pemerintah," sebut Mira.
"Dari komunitas mendapatkan insight, sumber, potensi, renyugel energi lainnya yang ada di mana. Kami mendengar ada yang bagus tuh di Sulawesi Selatan. Apa iya siap di situ? Kalau misalnya memang itu menjadi tujuan selanjutnya, ya kita harus menyiapkan konektivitas dan sebagainya,” ia menambahkan.
Kolaborasi Multi Pihak untuk Masa Depan Digital Hijau
Forum ini juga menandai awal dari kolaborasi strategis antara pemerintah, industri, akademisi, dan asosiasi energi untuk memastikan keberlanjutan sektor digital nasional. AESI berharap program ini dapat membuka lapangan kerja hijau baru dan mendorong transfer teknologi dalam pengelolaan energi efisien di sektor data center.
"Kita berharap bahwa dengan adanya pemanfaatan energi hijau maka kita bisa membuat pekerjaan ramah lingkungan karena ini memang salah satu hal yang cukup signifikan karena kita semua tahu ya bahwa harusnya ada lapangan pekerjaan sekitar 19 juta," tutur Mada Ayu Habsari.
"Lapangan pekerjaan ini bisa kita mulai dari pemanfaatan energi bersih pada green data center ini, kemudian kita juga bisa menyiapkan inovasi baru dan kemudian ada transfer teknologi dari mungkin para penyedia teknologi yang sudah ada bagaimana menggunakan energi yang jauh lebih efisien pada data center," ujar dia.
Sementara itu, Mira Tayyiba menegaskan kesiapannya untuk menindaklanjuti hasil studi ini dan menjadikannya dasar dalam perumusan kebijakan pengelolaan pusat data nasional yang berorientasi pada keberlanjutan.
"Investor itu hanya butuh dua hal: kejelasan dan kepastian. Jika kita bisa memberikan itu, maka investasi di sektor green data center akan tumbuh pesat,” kata Mira Tayyiba.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5396400/original/013366900_1761733496-Mentan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403923/original/061925200_1762342219-WhatsApp_Image_2025-11-05_at_15.47.55.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403894/original/066926500_1762340664-IMG_0238.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3284615/original/033123300_1604313216-20201102-Hari-ini-Rupiah-Ditutup-melemah-atas-dolar-ANGGA-5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403920/original/040456300_1762342218-WhatsApp_Image_2025-11-05_at_15.47.56.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5403797/original/032919800_1762336965-Terminal_1C_Citilink_2025__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5106811/original/042090600_1737625936-20250123-KKP_DPR-ANG_3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5193420/original/052712400_1745223572-20250421-Kartinian_Whosh-ANG_4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5106816/original/004969600_1737625938-20250123-KKP_DPR-ANG_9.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3906035/original/015426100_1642415540-20220117-2022-proyeksi-Ekonomi-indonesia-tumbuh-5_2-persen-ANGGA-6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1285347/original/078568300_1468231056-20160711-hari-populasi-dunia-FF-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1482182/original/041536600_1485259625-Lowongan-Kerja7.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4889391/original/098025900_1720698102-yy78899s3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5106814/original/047792700_1737625937-20250123-KKP_DPR-ANG_6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5357520/original/059063700_1758532001-IMG-20250922-WA0005.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4775276/original/050929000_1710667052-20240317-Nelayan-ANG_8.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1363010/original/011385600_1475488357-20161003-Pasar-Tebet-Jakarta--Angga-Yuniar-02.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3149803/original/032801800_1591853666-20200611-Harga-Emas-Antam-Naik-ANGGA-5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5289910/original/033632800_1753083514-PERURI_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5366607/original/093205600_1759248667-Screenshot_20250930_202710_Gallery__1_.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5316269/original/095179300_1755230967-1000073188.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4103059/original/076150000_1658923818-Harga_emas_menguat_tipis-ANGGA_4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2053635/original/071518800_1522820303-20180404-BI-MER-AB2a.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4572281/original/057307700_1694504761-merve-sensoy-UEb7vAqYb4U-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3532289/original/028365400_1628161488-20210805-Harga-emas-alami-penurunan-ANGGA-4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1095897/original/096862700_1451317311-Gedung-PPATK-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5305552/original/006464400_1754356170-IMG-20250805-WA0000.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5252086/original/007300100_1749857885-Untitled.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5303419/original/005458100_1754102666-1000012531.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4592086/original/067091100_1695951584-WhatsApp_Image_2023-09-29_at_8.27.22_AM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3431559/original/018558900_1618622607-Ilustrasi_bank_jago_3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3181749/original/007438500_1594892571-20200716-Rupiah-6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5315930/original/011984600_1755179439-4a6f0e71-3a5a-4e3b-ab07-547e802acfa8.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4065432/original/001612500_1656325087-WhatsApp_Image_2022-06-27_at_5.08.03_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5332516/original/077414500_1756509471-1000015044.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4729966/original/074920500_1706586460-taro-ohtani-5T5zmIqs0AM-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5321249/original/062289700_1755667530-IMG-20250820-WA0003.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3532284/original/011004900_1628161432-20210805-Harga-emas-alami-penurunan-ANGGA-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5286993/original/074006200_1752805243-d2d1ee03-3c3f-44c2-ad85-75e9d1363e62.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1071006/original/007793200_1448870952-20151130-Harga-Emas-Kembali-Buyback-AY3.jpg)