Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) memastikan akan segera menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi proyek Kereta Cepat Whoosh.
Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria mengungkapkan penyelesaian masalah tersebut telah masuk dalam rencana kerja resmi Danantara.
"Restrukturiasi proyek Kereta Cepat Whoosh menjadi salah satu program prioritas kami," ujar Dony.
Ia menambahkan, langkah tersebut juga sejalan dengan upaya PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang menjadikan rekonstruksi Whoosh sebagai agenda penting dalam memperkuat kinerja dan keinginan strategi proyek nasional tersebut.
Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, mengungkapkan negoisasi pembangunan sedang berlangsung antara kedua negara. Proses pembahasan ini mencakup penyesuaian struktur pembiayaan yang dinilai lebih efisien dan berorientasi jangka panjang.
"Iya, sedang berjalan (restrukturisasi) dengan pihak China, baik dengan pemerintah China (negoisasi) sedang berjalan,” ujar Rosan, 8 Oktober 2025.
Dua Pertimbangan Danantara Selamatkan Proyek Whoosh
Danantara menyiapkan dua pertimbangan strategi untuk kontraktor proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh. Langkah ini menjadi bagian dari upaya restrukturisasi yang tengah dibahas bersama pemerintah dan PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, mengungkapkan bahwa dua skema tengah dirundingkan untuk memperkuat srtuktur pembiayaan proyek strategis nasional tersebut.
"Ada dua opsi yang kami siapkan. Pertama, penambahan modal (ekuitas). Kedua, opsi agar insfrastruktur kereta cepat diserahkan kepada pemerintah, sebagaimana model pengelolaan industri perkeretaapian lainnya," ujar Dony di Jakarta pada Kamis, 9 Oktober 2025.
Pemerintah bersama Danantara dan mitra dari China saat ini membahas penyelesaian pembiayaan KCIC, termasuk opsi permoalan dan pengelolaan aset jangka panjang. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan model bisnis yang lebih efisien serta memastikan proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara ini dapat beroperasi secara optimal.