Liputan6.com, Jakarta - Proyek Jalan Tol Pejagan-Cilacap yang menghubungkan wilayah utara dan Selatan Jawa Tengah ditargetkan mulai konstruksi pada 2029. Adapun investasi proyek Jalan Tol Pejagan-Cilacap itu akan menelan dana Rp 27 triliun di luar pembebasan lahan.
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum (Kementerian PU), Rachman Arief Dienaputra menuturkan, saat ini proyek jalan tol itu masih dalam tahap pra-studi kelayakan (pre-FS) yang dibantu pemerintah Australia dan diharapkan selesai pada Desember 2025. Ini lebih cepat dari rencana semula Januari 2026.
"Ini merupakan proyek solicited (diprakarsai pemerintah) yang direncanakan dilelang pada Kuartal IV 2026, setelah perizinan lengkap," ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Kamis (23/10/2025).
Dia mengatakan, jalan tol yang direncanakan sepanjang 95 kilometer tersebut akan terdiri atas lima seksi, yakni Bulakamba-Karanganyar dan Karanganyar-Bumiayu (Kabupaten Brebes), Bumiayu-Ajibarang dan Ajibarang-Wangon (Kabupaten Banyumas), serta Wangon-Lebeng (Kabupaten Cilacap).
Rachman menuturkan, panjang jalan tol yang melewati wilayah Kabupaten Banyumas sekitar 40 kilometer melalui dua simpang susun (interchange) di Ajibarang dan Wangon.
"Kami upayakan, kita lihat nanti mana yang lebih prioritas untuk dibangun duluan dari lima seksi tersebut. Secara kondisi trafik, ruas Ajibarang-Wangon ini cukup padat," kata Rachman.
Sementara itu, Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono menyatakan komitmen pemerintah daerah mendukung penuh penyiapan proyek tol ini.
Pangkas Waktu Tempuh Purwokerto-Pejagan
Bahkan, dia menawarkan integrasi investasi tol dengan pengembangan kawasan industri seluas 1.500 hektare yang berlokasi di Dukuh Seti dan Windunegara, Kecamatan Wangon, bersisian dengan jalur tol.
"Saya memang tawarkan nanti apabila sudah ada calon investor, akan saya tawarkan kalau kalian bisa investasi jalan tol Pejagan-Cilacap, kalian boleh diskusi dengan kita untuk menjadi investor kawasan industri," ujar Bupati Sadewo.
Dukungan integrasi kawasan ini diharapkan dapat mengurangi jangka waktu konsesi tol, dari 50 tahun menjadi 30 tahun, serta menekan tarif tol.
Proyek tol sepanjang 95 kilometer itu akan dapat memangkas waktu tempuh Purwokerto-Pejagan menjadi sekitar satu jam, dari sekarang sekitar 3-3,5 jam.
Menteri PU Harap Tol Bogor-Serpong via Parung Bisa Tarik Investasi Asing
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo berharap jalan tol Bogor-Serpong via Parung bisa menarik investasi asing. Sehingga nantinya bisa berdampak pada ekonomi daerah maupun nasional.
Tol sepanjang 32,03 kilometer (km) itu rencananya akan dibangun mulai Oktober 2025 dan rampung pada Agustus 2028 mendatang. Jalan tol baru ini akan memangkas waktu tempuh dan diyakini mampu menggerakkan ekonomi.
"Kita sangat berharap, ruas (tol) Bogor-Serpong via Parung semakin memperkuat arus masuk Foreign Direct Investment (FDI)," kata Dody dalam penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol, Perjanjian Penjaminan dan Perjanjian Regres pada Pengusahaan Jalan Tol Bogor-Serpong via Parung, di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Jumat (3/10/2025).
Menurutnya, FDI atau investasi asing itu tidak sebatas menambah modal, tapi juga mampu membawa teknologi baru, hingga tata kelola yang lebih modern. "Dan menumbuhkan kepercayaan global terhadap masa depan Indonesia," ucap dia.
Ruas Bogor-Serpong via Parung ini jadi bagian penting dari Jakarta Outer Ring Road tahap ketiga atau JORR 3. Rampungnya tol ini akan memperlancar mobilitas, mengurangi beban jalan-jalan arteri, dan memperpendek waktu tempuh.
"Lebih dari itu, ruas ini membuka pertumbuhan ekonomi baru di kawasan Jabodetabek, pada khususnya," kata Dody.
Serap Tenaga Kerja
Jalan tol yang dibangun tanpa APBN ini digadang menjadi motor pertumbuhan ekonomi kawasan Jabodetabek. Lebih lagi, dampak ekonominya bisa tercipta selama pelaksanaan proyek.
"Proyek ini jelas Insya Allah akan membuka ruang padat karya, memberdayakan masyarakat sekitar dan menciptakan lapangan kerja baru. Dampaknya Insya Allah akan sangat terasa hingga ke warung-warung kecil, layanan transportasi dan lingkungan tempat tinggal warga-warga sekitar," tuturnya.
"Dengan demikian, satu ruas jalan tol berkontribusi dalam menurunkan kemiskinan, memperluas kesempatan kerja, dan memperkuat kelas menengah Indonesia," Dody menambahkan.
Digarap Tanpa APBN
Proyek jalan tol Bogor-Serpong via Parung akan segera dimulai. Ini menjadi proyek jalan tol perdana di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan tanpa menggunakan kas negara atau APBN.
Jalan tol ini akan membentang sepanjang 32 kilometer. Total dana yang dibutuhkan untuk pembangunannya sekitar Rp 12,35 triliun yang bersumber dari konsorsium badan usaha.
"Saya berharap ke depan akan ada lagi pembukaan jalan tol baru yang 100 persen menggunakan KPBU, sehingga penggunaan APBN benar-benar kita bisa pakai untuk kebutuhan yang lain," ungkap Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Jumat (3/10/2025).
Konsorsium BUMN-Swasta
Proyek ini akan digarap oleh konsorsium BUMN dan swasta PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS). Ini terdiri dari PT Persada Utama Infra, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dan PT Hutama Karya Infrastruktur.
Pembangunan akan dibagi menjadi empat seksi. Seksi I sepanjang 3,97 km, Seksi II sepanjang 9,27 km, Seksi III sepanjang 8,23 km, dan Seksi IV sepanjang 10,56 km.
Proses pembebasan lahan untuk proyek tol ditargetkan bisa dimulai pada awal 2026. Dengan begitu, konstruksi diharapkan berjalan Oktober 2026 hingga Agustus 2028 mendatang.