Potensi Ekonomi Digital Jumbo, Wamen BUMN Wanti-Wanti Serangan Siber

5 days ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kartika Wirjoatmodjo, melihat peluang ekonomi digital di Indonesia yang diperkirakan mencapai USD 109 miliar pada 2025. Namun, potensi ini harus dibarengi dengan kesiapan menghadapi ancaman digital yang semakin kompleks, terutama serangan siber yang kian masif di berbagai sektor strategis.

Transformasi digital di Indonesia berkembang sangat pesat, di mana hingga 2024 lebih dari 220 juta masyarakat Indonesia telah terhubung ke internet.

"Ini menjadikan kita salah satu komunitas digital terbesar di dunia. Nilai ekonomi digital Indonesia bahkan diperkenalkan mencapai 109 miliar dolar AS pada 2025, terbesar di Asia Tenggara," ujar Kartika dalam acara Digital Resilience Summit 2025 di Gedung Peruri, Jakarta, Rabu (10/9/2025).

Di balik potensi tersebut, banyak ancaman dan risiko yang muncul seiring perkembangan digital, termasuk gangguan terhadap lembaga dan perusahaan yang bisa menimbulkan dampak reputasi maupun kerugian keuangan.

"Kita sepakat membangun ekosistem digital dan infrastrukturnya bersama-sama. Jadi kita harus lebih siap dari serangan yang terjadi di masa depan," ucapnya.

Pendekatan Kolaboratif

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Peruri, Dwina Septiani Wijaya, menegaskan pentingnya pendekatan kolaboratif dalam membangun ketahanan digital nasional.

“Era disrupsi digital yang kompleks dan penuh risiko ini menuntut pendekatan strategis serta kolaboratif lintas sektor untuk memperkuat ketahanan digital nasional,” ujar Dwina.

Sebagai perusahaan BUMN yang bergerak di bidang teknologi keamanan tinggi, Perurni menegaskan komitmennya untuk berperan aktif dalam membangun fondasi transformasi digital Indonesia.

Ciptakan Ketahanan Digital

CEO PT Xynexis International, Eva Noor, berharap Digital Relisience Summit 2025 menjadi ruang kolaboratif untuk merumuskan solusi nyata terhadap tantangan digital saat ini.

"Tujuan utama kita berkumpul dua hari ini semoga bisa jadi satu forum sehingga pemerintah, akademisi, industri, komunitas, bisa saling berbagi dan berdiskusi untuk mencari solusinya supaya Indonesia ini bisa punya ketahanan digital," kata Eva.” jelas Eva.

Empat topik utama yang dibahas dalam summit ini antara lain, strategi ketahanan siber nasional, peran AI dalam keamanan dan efisiensi, potensi dan risiko komputasi kuantum, dan perlindungan dan regulasi data pribadi.

Digital Resilience Summit 2025 menjadi simbol komitmen kolektif lintas sektor dalam membangun ketahanan digital Indonesia yang inklusif, inovatif, dan tangguh di tengah kompetisi global.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |