Liputan6.com, Jakarta Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjawab keraguan banyak pihak soal pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,12 persen di kuartal II-2025. Sejumlah variabel disebut berkontribusi positif terhadap ekonomi nasional.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Nurul Ichwan mengamini adanya keraguan banyak pihak soal angka pertumbuhan ekonomi itu.
"Kenapa orang meragukan tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di semasa ini yang tumbuh 5,12 persen (kuartal II 2025), orang menyangkanya hanya 4,3 persen," kata Nurul dalam Media Briefing Indonesia International Sustainability Forum 2025, di Kantor BKPM, Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Menurutnya, angka 5,12 persen masih masuk akal. Karena, secata makro ekonomi, jumlah uang yang digelontorkan cukup besar untuk memberikan dampak terhadap kegiatan ekonomi.
"Kalau bagi saya itu masuk akal, karena yang terjadi dalam makro ekonomi adalah tergantung berapa banyak uang yang digelontorkan ke market untuk menghasilkan berbagai kegiatan ekonomi yang merupakan agregatnya memiliki kontribusi terhadap kegiatan ekonomi," tuturnya.
Nurul menyebut kebijakan fiskal pemerintah yang tepat sasaran membuahkan hasil pertumbuhan ekonomi 5,12 persen itu. "Memang itu fakta yang tidak bisa dibantah. Jadi kita gak boleh pesimistis dan justru pemerintah merasa sesuatu yang bisa tumbuh," tegasnya.
Pengalihan Anggaran
Nurul Ichwan mengungkap strategi Presiden Prabowo Subianto yang membuat perputaran ekonomi nasional. Misalnya mengalihkan anggaran pemerintah ke program yang lebih berdampak, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG).
"MBG yang nilainya luar biasa itu masuk ke dalam market dan faktanya itu memutar dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Itu enggak bisa dibantah, fakta itu," kata dia.
Selain itu, dia melihat upaya pemberantasan korupsi yang juga bisa berperan ke ekonomi karena dana jumbo tak mengalir ke koruptor. "Bayangkan kalau uang itu tergelontor masuk ke market. Ide yang dilakukan Bapak Presiden, hajar semua koruptor, jangan dikasih program supaya gak bisa korupsi, uangnya kita pakai untuk menggelontorkan masuk ke market, membela rakyat kecil dan ekonomi tumbuh," tandasnya.
Kata Pengusaha
Diberitakan sebelumnya, Sejumlah pihak meragukan angka pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025 sebesar 5,12 persen. Kalangan pengusaha memandang, pertumbuhan ekonomi nasional perlu juga dilihat dari kondisi di lapangan.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani menyampaikan, penghitungan pertumbuhan ekonomi memang ada di tangan pemerintah dengan berbagai faktor-faktornya. Bagi pengusaha, hal tersebut bukan sebatas bicara angka, tapi kondisi sebenarnya di lapangan.
"Jadi kalau kami melihatnya bukan cuma angka tapi bagaimana kondisi di lapangan dan bagaimana kita bisa terus melakukan perbaikan-perbaikan," kata Shinta saat ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (8/8/2025).
Berbagai Aspek
"Jadi pertumbuhan ekonomi adalah satu angka yang tentunya ditetapkan oleh pemerintah. Tapi kondisi di lapangan ini yang kami hadapi. Jadi ini yang kami terus memberikan masukan kepada pemerintah," imbuhnya.
Shinta menyatakan, penghitungan pertumbuhan ekonomi turut memasukkan aspek investasi, konsumsi rumah tangga, hingga belanja pemerintah. Di sisi pengusaha, ada sebagian sektor usaha yang mengalami ekspansi.
"Tentunya tergantung sektor, tergantung kondisi seperti apa. Kan kalau kita lihat kalau pertumbuhan ekonomi kan dasarnya macam-macam. Ada investasi, kalau kita lihat realisasi investasi bagus. Kemudian ada konsumsi, tentunya konsumsi rumah tangga, government spending. Jadi ada macam-macam unsurnya," terangnya.