Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan empat skema untuk mempercepat penyaluran beras dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (beras SPHP). Langkah ini diambil untuk membantu mengendalikan harga beras di pasaran.
Rizal menjelaskan, Bulog telah mendapat penugasan khusus untuk segera menyalurkan beras SPHP. Skema pertama dilakukan melalui pengecer pasar yang menggunakan aplikasi SPHP, dengan kewajiban mematuhi aturan yang berlaku.
“Yang pertama ke pengecer-pengecer pasar. Itu mereka menggunakan aplikasi SPHP, jadi pengecer-pengecer tersebut itu harus mengikuti aturan SPHP,” kata Rizal di Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Empat Skema Distribusi Beras SPHP
Selain lewat pengecer pasar, skema kedua adalah penyaluran melalui Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP), dengan jumlah disesuaikan kebutuhan tiap daerah. Skema ketiga dilakukan melalui koperasi di kementerian dan lembaga pemerintah, termasuk koperasi TNI/Polri.
Skema keempat memanfaatkan jaringan koperasi di BUMN, seperti PT Pos, ID FOOD, dan PTPN.
Target Penyaluran hingga 1,5 Juta Ton
Bulog mencatat penyaluran beras SPHP sudah mencapai 18.500 ton hingga pekan pertama Agustus 2025. Pemerintah menargetkan total penyaluran mencapai 1,5 juta ton hingga akhir tahun.
Namun, Rizal mengakui ada hambatan dalam proses penyaluran, khususnya pada skema berbasis aplikasi.
Tantangan Aplikasi di Lapangan
Menurutnya, banyak pengecer yang belum terbiasa menggunakan aplikasi SPHP. Bahkan, ada yang perangkat gawainya tidak mendukung.
“Memang satu, karena semua ini menggunakan aplikasi, kan tidak semuanya langsung bisa cepat. Namanya, mohon maaf, kan perlu sosialisasi. Kadang-kadang kita bantu lewat teman-teman cabang Bulog di wilayah untuk membantu mereka menggunakan aplikasi itu,” jelasnya.