AHY Dapat Mandat Khusus dari Prabowo, Kereta Cepat Jakarta Surabaya Wajib Dibangun

9 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), memastikan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung alias Whoosh bakal berlanjut hingga Surabaya.

AHY bilang, dirinya telah mendapatkan penugasan khusus dari Presiden Prabowo Subianto untuk mengawal kelanjutan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

"Ada tugas khusus dari bapak Presiden kepada kami, Kemenko Infrastruktur untuk mengawal keberlanjutan Kereta Cepat. Jadi bukan hanya Jakarta-Bandung, diharapkan sampai dengan Surabaya," ujarnya saat membuat rapat koordinasi lintas instansi di Kemenko IPK, Jakarta, Rabu (13/8/2025).

Menurut dia, kehadiran Kereta Cepat Jakarta-Surabaya jadi salah satu game changer untuk mobilitas manusia dan barang. "Termasuk jasa yang jauh lebih cepat terhubung melalui sebuah jasa dan ekosistem high speed rail," imbuhnya.

Ia menilai, keberadaan proyek kereta cepat yang nantinya akan terbentang melewati empat provinsi di Pulau Jawa itu bakal turut membuka hub-hub baru. Lewat skema transit oriented development alias TOD yang kini digencarkan pemerintah.

"Intinya bagaimana ini bisa mempercepat mobilitas masyarakat kita di Pulau Jawa," tegas AHY.

Prioritas Strategis Pemerintahan Prabowo

Sebelumnya, pemerintah disebut mulai menyusun regulasi baru sebagai langkah awal memperluas jalur kereta cepat dari Jakarta dan Bandung hingga ke Surabaya. Proyek ini dipastikan akan menjadi salah satu prioritas strategis di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Lebih dari sekadar proyek fisik, AHY menekankan bahwa perluasan jalur kereta cepat mencerminkan visi besar untuk menghadirkan konektivitas antarkota di Pulau Jawa secara lebih cepat, bersih, dan terintegrasi.

"Kunci dari visi ini adalah memperkuat koridor Bandung-Surabaya," ujarnya.

Pengembangan Transportasi Udara dan Laut

Selain fokus pada jalur darat, pemerintah juga memastikan bahwa pembangunan transportasi akan menyentuh semua sektor, termasuk udara dan laut. Ini dilakukan untuk menciptakan sistem transportasi nasional yang inklusif dan saling terhubung.

"Masa depan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia sangat bergantung pada seberapa baik kita mengintegrasikan sistem transportasi darat dan laut," tutur AHY.

Ia menambahkan, sekitar 60 persen penduduk Indonesia tinggal di wilayah pesisir. Karena itu, pembangunan sektor maritim tidak bisa dianggap sekunder, melainkan menjadi elemen penting bagi pertumbuhan nasional ke depan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |