Harga Minyak Dunia Kembali Merosot, Ini Penyebabnya

3 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia merosot lebih dari 1% pada perdagangan Rabu, 5 November 2025. Koreksi harga minyak terjadi seiring kekhawatiran akan kemungkinan kelebihan pasokan minyak global. Akan tetapi, data yang menunjukkan tanda-tanda permintaan bahan bakar Amerika Serikat (AS) yang kuat membatasi penurunan itu.

Mengutip CNBC, Kamis (6/11/2025), harga minyak Brent turun 92 sen atau 1,43% dan ditutup menjadi USD 63,52 per barel. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) susut 96 sen atau 1,59% ke posisi USD 59,60.

Harga minyak turun menyusul data pemerintah Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan peningkatan persediaan minyak mentah pekan lalu.

"Rebound impor dan aktivitas penyulingan yang lesu di tengah pemeliharaan musiman telah mendorong peningkatan persediaan minyak mentah AS,” ujar Analis Kpler, Matt Smith.

Berdasarkan Badan Informasi Energi atau the Energy Information Administration (EIA), stok minyak mentah AS naik 5,2 juta barel menjadi 421,2 juta barel pekan lalu. Stok minyak AS yang naik ini lebih tinggi dari harapan analis sebesar 603.000 barel.

Namun, tanda-tanda permintaan bensin yang lebih tinggi dari perkiraan membatasi penurunan harga minyak. Persediaan bensin turun 4,7 juta barel pekan lalu menjadi 206 juta barel. Para analis memperkirakan penurunan sebesar 1,1 juta barel.

Rencana anggaran Perdana Menteri Kanada Mark Carney, yang diumumkan pada Selasa, mengisyaratkan Kanada dapat menghapus batasan emisi minyak dan gas, yang memicu kekhawatiran akan potensi kelebihan pasokan.

"Kanada dapat membuang strategi emisi minyak dan gas mereka yang kontroversial dan melepaskan lebih banyak minyak,” kata analis pasar senior di Price Futures Group, Phil Flynn.

OPEC Dongkrak Produksi Minyak

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan produsen sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, sepakat pada Minggu untuk meningkatkan produksi sebesar 137.000 barel per hari pada Desember. Pemerintah memutuskan untuk menghentikan sementara kenaikan lebih lanjut pada kuartal pertama 2026.

Produksi minyak mentah Kazakhstan, tidak termasuk kondensat gas, turun 10% bulan lalu menjadi 1,69 juta barel per hari, masih di atas kuota produksi OPEC+, menurut sumber industri dan perhitungan Reuters.

Sementara itu, pelabuhan Laut Hitam Rusia, Tuapse, telah menangguhkan ekspor bahan bakar, sementara kilang minyaknya menghentikan pemrosesan minyak mentah setelah serangan pesawat nirawak Ukraina pada Minggu terhadap infrastrukturnya, menurut dua sumber industri dan data pelacakan kapal LSEG.

Harga Minyak Dunia Turun, Ini Gara-garanya

Sebelumnya, harga minyak turun tipis pada hari Selasa karena keputusan OPEC+ untuk menghentikan sementara kenaikan produksi pada kuartal pertama tahun depan bersamaan dengan data manufaktur yang lemah dan dolar yang lebih kuat membebani pasar.

Dikutip dari CNBC, Rabu (5/111/2025), harga minyak Brent turun 45 sen atau 0,69%, menjadi USD 64,44 per barel. Harga minyak mentah  West Texas Intermediate (WTI) AS turun 49 sen, atau 0,8%, dan ditutup pada USD 60,56 per barel.

“Rangkaian PMI manufaktur yang buruk dari Asia dan kemudian ISM AS menimbulkan kekhawatiran bagi permintaan minyak. Begitu pula ancaman tarif yang selalu mengganggu pasar,” kata Analis di PVM Oil Associates  John Evans.

"Kebangkitan dolar AS merupakan salah satu faktor penekan harga minyak saat ini, dan kami mengantisipasi penurunan harga minyak kembali terjadi saat ini," lanjut dia.

Pada hari Minggu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, menyetujui sedikit peningkatan produksi minyak untuk bulan Desember dan penghentian sementara peningkatan pada kuartal pertama tahun depan.

″(Pasar) mungkin melihat ini sebagai tanda pertama pengakuan potensi kelebihan pasokan dari OPEC+, yang sejauh ini tetap sangat optimis terhadap tren permintaan dan kemampuan pasar untuk menyerap kelebihan barel,” kata Pimpinan Tim Sektor Energi DBS Bank, Suvro Sarkar.

Sanksi terhadap Rusia

Meskipun harga minyak saat ini sedang turun, sanksi terhadap Rosneft dan Lukoil Rusia dapat terus memberikan dukungan harga dalam waktu dekat, kata analis independen Tina Teng.

Sementara itu, dolar melayang mendekati level tertinggi tiga bulan karena Federal Reserve yang terpecah mengenai apakah akan memangkas suku bunga lagi pada bulan Desember atau tidak. Hal ini mendorong para pedagang untuk mengendalikan taruhan pemangkasan suku bunga.

Nilai dolar yang lebih tinggi membuat aset berharga dolar menjadi lebih mahal bagi mereka yang memegang mata uang lain.

Di Asia, aktivitas manufaktur Jepang menyusut pada bulan Oktober pada laju tercepat dalam 19 bulan karena penurunan permintaan di sektor otomotif dan semikonduktor utama.

Pelaku pasar kini tengah menunggu data inventaris AS terbaru dari American Petroleum Institute (API), yang akan dirilis hari ini. Jajak pendapat awal Reuters menunjukkan stok minyak mentah AS diperkirakan akan meningkat pekan lalu. 

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |