Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), berkomitmen untuk menjalankan program pembangunan infrastruktur sebaik-baiknya sesuai visi misi Presiden Prabowo Subianto.
Dalam hal ini, pemerintah bakal mengejar proyek infrastruktur secara efisien yang berdampak langsung terhadap masyarakat. Meninggalkan cara lama di era pemerintahan kabinet Joko Widodo (Jokowi), yang gencar membangun sebanyak-banyaknya.
"Pembangunan infrastruktur ini harus benar-benar punya dampak real, dampak konkret. Mengubah paradigma dari membangun infrastruktur sebanyak-banyaknya menjadi membangun infrastruktur yang semakin berdampak. Tentu lebih efisien dan tepat sasaran," ujar AHY di Kantor Kemenko IPK, Jakarta, Rabu (13/8/2025).
Sehingga, ia menekankan pentingnya koordinasi antar kementerian/lembaga. Termasuk mensinergikan agenda prioritas yang dimiliki pemerintah pusat dengan pemerintah daerah (pemda), baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
"Kita paham bahwa fiskal, APBN kita selalu ada batasnya. Prioritas cukup banyak. Kita ingin mencapai swasembada pangan, energi, air, termasuk juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia, termasuk juga melalui sektor pendidikan dan kesehatan," urainya.
"Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur untuk tahun 2025 ini benar-benar diarahkan untuk mencapai semua agenda prioritas tadi," tegas AHY.
Infrastruktur Sebagai Program Prioritas Jokowi
Program pembangunan infrastruktur jadi salah satu ujung tombak pemerintahan Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi). Sebagai hal fundamental atau mendasar bagi Indonesia untuk bersaing dengan negara lain.
"Meskipun banyak sekali yang menyampaikan bahwa hitung-hitungannya masih sangat kecil keuntungannya, IRR-nya masih kecil, tapi saya sampaikan ini adalah kebutuhan yang tidak bisa kita tunda kalau kita ingin menang dalam kompetisi, menang dalam persaingan dengan negara-negara lain," tutur Jokowi, dikutip dari tulisan di laman Sekretariat Kabinet pada 2018 silam.
Terlebih stok infrastruktur Indonesia, lanjut Jokowi, masih kecil dibandingkan dengan stok infrastruktur negara-negara tetangga.
"Kita masih jauh tertinggal, baik di urusan jalan, di urusan pelabuhan, airport, pembangkit listrik. Kenapa ini menjadi fokus dan konsentrasi kita dalam pembangunan ini, ya karena itu sekali lagi sesuatu yang sangat mendasar sekali, sesuatu sangat fundamental sekali," tutur dia.
Kunci Utama Angkutan Logistik
Jokowi mengingatkan, sebuah produk tidak akan bisa diangkut dari suatu tempat ke tempat yang lain kalau jalan dan pelabuhannya tidak mendukung sehingga akan sangat sulit sekali bersaing dengan negara-negara lain.
"Kalau biaya transportasi kita mahal, biaya logistik kita mahal, bagaimana produk menjadi lebih murah, enggak mungkin," kata dia setengah bertanya.
Kalau transportasi bisa lebih cepat, ia meyakini biayanya juga akan jauh lebih murah dan harga produk yang dijual di masyarakat juga akan lebih murah. "Inilah kenapa kita terus berkonsentrasi di pembangunan infrastruktur," ujarnya.