Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya perbaikan kondisi ketenagakerjaan nasional pada Februari 2025. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyampaikan bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) Indonesia mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pada Februari 2025, jumlah penganggur di Indonesia tercatat sebanyak 7,28 juta orang. Jumlah ini setara dengan TPT sebesar 4,76 persen. Angka tersebut menunjukkan perbaikan jika dibandingkan Februari 2024, di mana TPT tercatat sebesar 4,82 persen.
"Angka ini lebih rendah jika dibandingkan Februari 2024 yang sebesar 4,82 persen," kata Amalia dalam konferensi pers pengumuman pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I-2025, di Jakarta, Senin (5/5/2025).
Ia juga menjelaskan bahwa penurunan tingkat pengangguran terbuka terjadi pada penduduk perempuan. Namun, pada saat yang sama, TPT untuk laki-laki justru mengalami sedikit peningkatan, yakni sebesar 0,02 basis poin.
Meskipun demikian, secara keseluruhan, penurunan TPT tercatat terjadi secara konsisten baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan, yang mencerminkan adanya peningkatan peluang kerja di berbagai daerah.
"Penurunan tingkat pengangguran terbuka ini juga terjadi pada perempuan sedangkan tingkat pengangguran terbuka laki-laki mengalami peningkatan sebesar 0,02 persen basis point," ujarnya.
3 Sektor Penyerap Tenaga Kerja Terbesar
Dalam hal penyerapan tenaga kerja menurut lapangan usaha, data BPS menunjukkan bahwa tiga sektor utama yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan. Ketiga sektor ini masih menjadi tulang punggung penciptaan lapangan kerja di Indonesia.
"Pada Februari 2025, tiga lapangan usaha dengan penyerapan tenaga kerja terbanyak adalah pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan," uajrnya.
Menurut Amalia, jika dibandingkan dengan Februari 2024, sebagian besar lapangan usaha mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja. Sektor perdagangan mencatatkan peningkatan paling signifikan, yaitu sebanyak 0,98 juta orang.
Kemudian, disusul oleh sektor pertanian yang mengalami penambahan tenaga kerja sebanyak 0,89 juta orang, serta industri pengolahan yang menyerap tambahan 0,72 juta pekerja.
Peningkatan ini dinilai positif mengingat ketiga sektor tersebut tidak hanya berkontribusi besar terhadap penyerapan tenaga kerja, tetapi juga terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Sebagian Besar Penduduk Bekerja sebagai Buruh atau Pegawai
Lebih lanjut, BPS juga mencatat perkembangan status pekerjaan penduduk pada Februari 2025. Dari total 145,77 juta penduduk yang bekerja, sebesar 37,08 persen di antaranya merupakan buruh, karyawan, atau pegawai. Kelompok ini juga mengalami peningkatan paling besar dibandingkan tahun sebelumnya.
"Pada Februari 2025, dari 145,77 juta orang penduduk bekerja, sebanyak 37,08 persen diantaranya berstatus sebagai buruh, karyawan, atau pegawai," ujarnya.
Sebaliknya, jumlah pekerja bebas di sektor pertanian justru mengalami penurunan sebesar 0,04 juta orang. Hal ini bisa mencerminkan pergeseran jenis pekerjaan yang diambil oleh masyarakat dari sektor informal ke sektor formal, meskipun belum sepenuhnya merata.
Meskipun terdapat peningkatan dalam jumlah pekerja formal, proporsi pekerja informal masih mendominasi. Pada Februari 2025, proporsi pekerja informal mengalami peningkatan tipis dibandingkan Februari 2024, yaitu menjadi sekitar 59,40 persen dari total penduduk bekerja.
"Sementara itu, proporsi pekerja informal per Februari 2025 mengalami peningkatan tipis dibandingkan Februari 2024 menjadi sekitar 59,40 persen dari total penduduk bekerja," pungkasnya.