Pemberangkatan Haji Melalui Jalur Laut Butuh Kajian Menyeluruh

7 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Alternatif pemberangkatan ibadah umrah dan haji dari Indonesia melalui jalur laut membutuhkan kajian menyeluruh atau komprehensif. Hal ini untuk memastkan kesiapan sarana, prasarana, pelabuhan hingga fasilitas pendukung.

Demikian disampaikan Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Ernita Titis Dewi, seperti dikutip dari Antara, Jumat (11/7/2025).

"Untuk itu (rencana kebijakan pemberangkatan ibadah umrah dan haji Indonesia melalui moda transportasi laut) dibutuhkan kajian komprehensif,” ujaar Ernita.

Ernita mengatakan, kajian menyeluruh dibutuhkan untuk memastikan kesiapan sarana dan prasarana, termasuk kondisi pelabuhan, fasilitas pendukung yakni bea cukai, imigrasi, dan sistem layanan lainnya yang diperlukan.

Selain infrastruktur, Kemenhub menyoroti keterbatasan armada kapal yang tersedia serta mempertimbangkan apakah biaya transportasi laut bisa lebih terjangkau dibandingkan jalur udara.

Durasi perjalanan yang lebih lama turut menjadi pertimbangan penting. Hal ini karena mempengaruhi kenyamanan jamaah serta menentukan pangsa pasar yang cocok bagi layanan haji jalur laut.

"Selain itu juga aspek sarananya, terkait kapal yang tersedia saat ini, juga hal ini terkait apakah biaya transportasi terjangkau dan pangsa pasar yang ada karena menggunakan kapal tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama," kata dia.

Kemenhub menilai karakteristik pemberangkatan haji melalui transportasi laut tentu berbeda dengan penerbangan, sehingga kajian mendalam perlu dilakukan agar kebijakan itu tepat sasaran dan berkelanjutan.

"Tentunya pangsa pasar haji lewat kapal agak berbeda dengan haji yang menggunakan pesawat," ujar dia.

Kendati demikian, dia menegaskan Kemenhub siap mendukung layanan masyarakat yang tetap mengutamakan aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan dalam pelaksanaannya.

Jalur Laut

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia tengah menjajaki kemungkinan dibukanya jalur laut sebagai alternatif pemberangkatan ibadah umrah dan haji yang saat ini tengah didiskusikan dengan otoritas Arab Saudi.

"Digagas ke depan kami kira sangat prospektif memperkenalkan umrah dan haji melalui kapal laut. Kami juga kemarin berbicara dengan sejumlah pejabat-pejabat di Saudi Arabia," tutur Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar, di Jakarta, Selasa, 9 Juli 2025.

Menag mengatakan jika infrastruktur pendukung seperti pelabuhan dan sarana transportasi laut telah tersedia, penyelenggaraan haji dan umrah lewat laut dapat menjadi pilihan yang lebih terjangkau bagi masyarakat.

"Kalau memang itu persyaratannya terpenuhi, peluangnya sudah dibangun sekarang. Itu terbuka," kata dia lagi.

Menurut dia, model ini memungkinkan jamaah dari negara-negara di kawasan Asia, termasuk Indonesia, untuk mengakses Tanah Suci melalui pelabuhan, seperti Jeddah tanpa bergantung sepenuhnya pada penerbangan.

"Bukan hanya negara-negara kawasan yang dekat seperti Mesir, bahkan dari Indonesia dan Asia lainnya bisa mengakses," katanya lagi.

Kloter KJT 28 Jadi Penutup Pemulangan Jemaah Haji Indonesia 2025 Gelombang 2

Sebelumnya, hingga hari terakhir fase pemulangan pada Kamis, 10 Juni 2025, tercatat 446 jemaah haji Indonesia wafat, terdiri atas 434 jemaah haji reguler dan 12 jemaah haji khusus. Angkanya lebih rendah dari tahun 2024 yang mencapai 461 orang.

"Kita doakan mereka diterima amal ibadahnya dan mendapat tempat terbaik di sisi Allah subhanahu wa ta'ala," kata Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis M Hanafi di Madinah, Kamis, 10 Juli 2025.

Merujuk data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), mayoritas jemaah haji Indonesia yang wafat adalah laki-laki dengan persentase 61,2 persen. Sisanya adalah perempuan.

Jemaah haji yang wafat mayoritas dari Kloter Surabaya dengan 92 orang. Posisinya disusul oleh Kloter SOC (Solo) 54 orang dan JKS (Jakarta Bekasi) 52 orang.

Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah M. Lutfi Makki menambahkan bahwa saat ini 29 jemaah haji Indonesia masih dirawat di RS Arab Saudi di Madinah. Selain itu, ada 10 jemaah dirawat di RSAS di Makkah, enam jemaah di RSAS di Jeddah, dan satu jemaah dirawat di Riyad.

"Jadi, total masih ada 46 jemaah yang dirawat di RS Arab Saudi yabg tersebar di empat kota. Semoga mereka lekas sehat. Aamiin," kata Lutfi Makki.

Muchlis menambahkan bahwa pemantauan kondisi jemaah haji yang sakit akan dilanjutkan oleh tim Kantor Urusan Haji. "Kita doakan semoga lekas sembuh dan bisa segera kembali ke Tanah Air," sambungnya.

Akhir Fase Pemulangan Jemaah Haji Gelombang II

Sementara itu, fase pemulangan jemaah haji Indonesia gelombang II dari Daerah Kerja (Daker) Madinah telah berakhir dengan keberangkatan jemaah kelompok terbang 28 Debarkasi Kertajati (KJT 28) dari Bandara Internasional Prince Mohammed bin Abdulaziz ke Indonesia pada Kamis malam, 10 Juli 2025. Proses pemulangan jemaah haji gelombang 2 itu dimulai pada 26 Juni 2025.

KJT28 merupakan kloter campuran dari sejumlah daerah dengan 413 jemaah yang mayoritas berasal dari Kabupaten Majalengka dan Kota Cimahi, Jawa Barat.

"Mereka berangkat dari hotel di Madinah sekitar pukul 18.00 Waktu Arab Saudi (WAS)," kata Makki.

Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis M Hanafi bersyukur proses pemulangan jemaah haji yang terbagi dalam dua periode berjalan lancar.

"Alhamdulillah secara umum proses pemulangan jemaah haji yang sudah berlangsung sejak 11 Juni hingga hari ini, 10 Juli 2025, berjalan dengan lancar," kata Muchlis.

Muchlis yang juga Direktur Layanan Haji Luar Negeri bersyukur seluruh rangkaian penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M berjalan dengan lancar.

Jemaah haji Indonesia dapat menjalankan prosesi ibadah hajinya dan juga mendapatkan sejumlah layanan yang disiapkan PPIH, baik akomodasi, konsumsi, transportasi, termasuk juga bimbingan ibadah.

"Alhamdulillah, secara umum jemaah puas atas layanan yang diberikan baik akomodasi, konsumsi dan transportasi termasuk layanan petugas. Ada dinamika dalam penyelenggaraan, tapi kita bersyukur semua bisa diatasi dan diselesaikan," ujar Muchlis.

"Kita tentu berharap jemaah pulang dengan membawa haji yang mabrur serta memberikan kesejukan bagi bangsa dan negara," lanjutnya.

Ikut hadir melepas keberangkatan jemaah haji, Dubes Indonesia di Arab Saudi Abdul Aziz, Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri M. Zain, Direktur Bina Haji Musta’in Ahmad, serta PPIH Daker Madinah dan Daker Bandara.

8 Kloter Pulang di Hari Terakhir

Kepala Daker Bandara Abdul Basir menyebut delapan kloter yang pulang pada hari terakhir, terdiri atas empat kloter terbang dengan Garuda Indonesia dan empat kloter dengan Saudi Airlines. Total 2.909 jemaah haji yang kembali ke Indonesia dan ditutup oleh KJT 28 dengan dengan 413 jemaah.

"KJT 28 terbang atau takeoff dari Bandara AMAA Madinah pukul 23.27 WAS atau lebih cepat dari jadwal awal pada 23.45 WAS," sebut Basir.

Operasional penyelenggaraan ibadah haji 1446 H di Arab Saudi berlangsung sejak 2 Mei 2025, ditandai dengan kedatangan kloter pertama di Madinah.

Total 103.806 jemaah dalam 266 kloter yang mendarat di Madinah pada fase kedatangan gelombang I, dan 99.343 jemaah mendarat di Jeddah pada fase kedatangan jemaah gelombang II. Jadi, total ada 203.249 jemaah yang tiba di Arab Saudi dalam 525 kelompok terbang.

Sementara pada fase pemulangan, 101.339 jemaah yang tergabung dalam 260 kloter terbang ke Indonesia melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz Jeddah. Sebanyak 101.274 jemaah pulang ke Indonesia dari Bandara AMAA Madinah.

"Ada 52 jemaah yang tanazul atau pulang tidak berbarengan dengan kloter mereka saat berangkat, dengan berbagai alasan, baik karena sakit atau tugas," ujar Basir.

"Setelah semua jemaah pulang, kini kita fokus pada proses pemulangan petugas haji Daker Madinah dan juga Daker Bandara yang dijadwalkan akan terbang pada 13 Juli 2025," ucapnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |