Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter mencatat jumlah pengguna KRL Commuter Line sebanyak 32,29 juta orang per April 2025. Meningkat 9 persen secara tahunan (YoY) dibandingkan April 2024 lalu, yang mencapai angka 29,6 juta orang.
Adapun di sepanjang 2025 hingga 30 April, KAI Commuter juga sudah melayani total pengguna KRL Commuter Line sebanyak 125,8 juta orang. Angka ini pun meningkat 7,1 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024, sebanyak 117,48 juta orang.
Manager Public Relations KAI Commuter Leza Arlan menyampaikan, peningkatan tertinggi terjadi pada volume pengguna Commuter Line di Wilayah 2 Bandung. Naik sebesar 20,16 persen atau sejumlah 6 juta orang jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, sebanyak 5 juta orang.
"Sementara itu, untuk capaian volume pengguna Commuter Line Jabodetabek sepanjang 2025 ini sebanyak 109.446.180 orang atau meningkat 6,24 persen jika dibandingkan dengan periode 2024, yang sebanyak 103.019.965 orang," jelas Leza dalam keterangan tertulis, Selasa (6/5/2025).
Tren positif ini juga terlihat pada volume pengguna KRL Commuter Line Merak yang juga meningkat 5,1 persen jika dibandingkan dengan tahun 2024, atau total sebanyak 1,42 juta orang.
Tak ketinggalan, Wilayah 6 Yogyakarta juga tercatat mengalami peningkatan. Untuk layanan KRL Commuter Line Yogyakarta-Palur tahun ini tercatat sebanyak 2,7 juta orang atau meningkat 14,1 persen jika dibandingkan dengan 2024, yang sebanyak 2,37 juta orang.
Hal yang sama juga tercatat pada capaian volume pengguna Commuter Line Prameks, dengan peningkatan 11,6 persen atau total sebanyak 240.867 orang.
Sedangkan untuk capaian volume pengguna Commuter Line di Wilayah 8 Surabaya, peningkatan volume pengguna sepanjang 2025 tercatat sebanyak 10 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024, atau tercatat total sebanyak 5.101.392 orang.
Menurut Leza, peningkatan jumlah pengguna KRL Commuter Line ini jadi indikasi adanya perubahan gaya hidup masyarakat yang lebih ramah lingkungan. Lantaran transportasi massal ini merupakan salah satu solusi dalam menekan emisi karbon dan kemacetan.
"Transportasi ini juga sudah terintegrasi dengan layanan transportasi lainnya, seperti KA Jarak Jauh, LRT, MRT, serta transportasi darat lainnya," pungkas dia.