Misi Persatuan Insinyur Indonesia: Percepat Re-industrialisasi RI

8 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Persatuan Insinyur Indonesia (PII) menegaskan komitmennya untuk mempercepat proses re-industrialisasi nasional sebagai bagian dari perayaan ulang tahun ke-73 yang digelar pada Jumat (23/5) di Sekretariat PII, Gedung Rekayasa Indonesia, Jakarta.

Mengusung tema "Organisasi Ligat, Re-Industrialisasi Kuat," perayaan yang berlangsung secara hibrida ini dihadiri oleh jajaran pengurus pusat, wilayah, cabang, serta perwakilan luar negeri PII.

Ketua Umum PII, Dr. Ir. Ilham Akbar Habibie, MBA, IPU, dalam sambutannya menegaskan bahwa sejak awal berdiri, PII telah menjadi pilar dalam mendukung pembangunan nasional, dan kini mengusung semangat baru untuk mempercepat re-industrialisasi sebagai kunci menuju Indonesia Emas 2045.

"Insinyur profesional adalah aset utama dalam re-industrialisasi. Negara-negara maju memiliki jumlah insinyur yang tinggi, dan Indonesia harus mengejar ketertinggalan ini," ujar Ilham Habibie.

Ia mencontohkan Korea Selatan yang memiliki sekitar 25.000 insinyur per satu juta penduduk, jauh melampaui Indonesia.

Beri Penghargaan Pendiri

Dalam perayaan tersebut, PII juga meluncurkan lagu tema organisasi serta menganugerahkan penghargaan kepada para pendiri PII: Ir. H. Raden Djoeanda Kartawidjaja dan Prof. Dr. Ir. Roosseno Soerjohadikoesoemo.

Penghargaan diserahkan secara simbolis kepada keluarga pendiri oleh Sekretaris Jenderal PII bersama jajaran pengurus pusat.

Penghormatan ini menjadi simbol kesinambungan visi para pendiri yang sejak awal telah menempatkan teknologi dan insinyur sebagai tulang punggung kemajuan bangsa.

Dengan usia yang semakin matang, PII bertekad melanjutkan peran strategis tersebut untuk membawa Indonesia menuju kemandirian industri dan teknologi.

Ilham Habibie: Indonesia Krisis Insinyur

Sebelumnya, Ilham Habibie menyampaikan keprihatinannya terhadap tren di kalangan anak muda Indonesia yang lebih memilih profesi sebagai Youtuber ketimbang menekuni profesi insinyur. Padahal, menurutnya, insinyur memegang peran vital dalam pembangunan dan kemajuan bangsa.

“Insinyur Indonesia adalah ujung tombak reindustrialisasi. Mereka yang membangun infrastruktur penting seperti bendungan, jalan raya, pelabuhan, dan mengembangkan teknologi strategis untuk kemajuan bangsa," ujar Ilham saat ditemui di kantornya Graha Rekayasa Indonesia, Jakarta, Rabu (23/4/2025).

Namun, Ilham menyoroti kenyataan bahwa jumlah insinyur yang teregistrasi dan diakui secara profesional di Indonesia masih sangat terbatas.

Banyak lulusan teknik justru terserap di bidang pekerjaan non-rekayasa, sehingga Indonesia kehilangan potensi besar dalam pengembangan keinsinyuran. Menurutnya, ketimpangan minat ini tidak lepas dari kondisi pasar kerja di Indonesia.

"Tadi kan ada kenyataan bahwasannya ada ketimpangan diantara peminat yang mau spesialisasi fokus bidang teknik dengan apa namanya yang banyak yang mau jadi Youtuber. Kalau menurut saya, itu ada kaitannya dengan job opportunities," ujarnya.

Keterbatasan Indonesia

Ilham menambahkan bahwa keterbatasan dalam pengembangan produk dan minimnya industri lokal dengan merek sendiri membuat ruang gerak insinyur di dalam negeri semakin sempit.

"Karena kita memang tidak ada merknya, ya pekerjaan insinyur memang terbatas, gitu ya. Mungkin lebih kayak industrial engineer, atau production engineer, tapi kalau punya desain, untuk mengeluarkan penelitian, mengeluarkan produk, itu bisa terbatas," jelas Ilham Habibie.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |