Liputan6.com, Jakarta - Purbaya Yudhi Sadewa resmi menggeser Sri Mulyani Indrawati dari kursi Menteri Keuangan. Stabilitas ekonomi kini berada di tangan mantan bos Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tersebut.
Global Market Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto menilai Purbaya Yudhi Sadewa perlu meraba kembali bidang fiskal yang akan ditanganinya.
"Memang Pak Purbaya tidak bisa dipungkiri masih harus menyesuaikan dengan pandangan fiskal yang menjadi bidang baru di kementerian yang sekarang baru dia akan pimpin," kata Myrdal kepada wartawan, ditulis Selasa (9/9/2025).
Dengan begitu, menurut dia, mantan bos Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu harus menjalin koordinasi kuat bersama jajaran Wakil Menteri Keuangan. Termasuk jajaran direktur jenderal lainnya dalam kaitannya di bidang fiskal.
"Mau tidak mau melakukan koordinasi yang kuat dengan jajaran Wakil Menteri Keuangan maupun Eselon terkait implementasi kebijakan fiskal yang nanti akan dijalankan," tuturnya.
Myrdal mengamini Purbaya punya pengalaman di dalam pemerintahan. Lalu, perannya di sektor pasar keuangan yang juga dinilai cakap.
"Jadi seharusnya, masih akan “market friendly”, sehingga kalaupun ada shock di sisi nilai tukar maupun pasar keuangan (saham, obligasi) hanya akan bersifat temporary," ujar dia.
Bakal Lanjutkan Kebijakan Sri Mulyani
Sementara itu, Ekonom Indonesia Strategic and Economic Action Institution (ISEAI) Ronny P Sasmita melihat penunjukkan Purbaya Yudhi Sadewa oleh Presiden Prabowo Subianto menunjukkan kehati-hatian Kepala Negara. Prabowo terkesan masih ingin memberikan posisi Menteri Keuangan bukan ke sembarang orang.
"Langkah pengangkatan Purbaya ini menunjukan bahwa Prabowo juga sangat hati-hati soal siapa Menkeu-nya. Tidak mendadak menaikan salah satu Wamenkeu begitu saja," kata Ronny saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (9/9/2025).
Jaga Defisit
Ronny memandang, pada konteks tersebut Purbaya punya tugas untuk menjaga defisit APBN di bawah 3 persen. Meski diprediksi mendekati angka tersebut pada akhir 2025 imbas belanja pemerintah.
"Sehingga dalam hemat saya, pasar akan wait and see, tapi juga tidak akan terlalu reaktif menyikapi pergantian ini, karena Purbaya akan dianggap tak terlalu jauh berbeda dengan SMI di satu sisi dan cukup predictable dari sisi kebijakan di sisi lain," ujarnya.
"Bahkan dengan backroundnya di LPS, Purbaya boleh jadi jauh lebih konservatif ketimbang SMI dari sisi fiskal, karena lebih mengutamakan stabilitas makroprudensial," sambung Ronny menambahkan.
Pesan Prabowo Buat Menkeu Baru
Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkap pesan Presiden Prabowo Subianto. Utamanya, tentang upaya mencapai pertumbuhan ekonimi nasional yang optimal.
Purbaya mengaku baru mengetahui dia akan dilantik menjadi Menkeu menggantikan Sri Mulyani Indrawati. Ada pesan dari Kepala Negara untuk mengerek pertumbuhan ekonomi.
"Pesan Presiden adalah mengembalikan arah ekonomi, ciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat, secepat mungkin. Itu yang akan kita kerjakan ke depan," kata Purbaya di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (8/9/2025).
Strategi Purbaya Yudhi Sadewa
Dia mengatakan, akan memetakan unsur keuangan dan fiskal yang ada di Kemenkeu. Tujuannya memaksimalkan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Dia menjelaskan tidak akan melakukan perombakan sistem yang ada di Kemenkeu. Namun, akan menyempurnakan sistem yang sudah berjalan di bawah nakhoda Sri Mulyani sebelumnya.
"Saya approach-nya adalah saya optimalkan sehingga sistem bisa bekerja dengan optimal, yang berhenti-berhenti kita optimalkan, yang sudah jalan kita percepat lagi. Jadi semuanya mesinnya bukan mesin baru, ini mesin lama tapi kita buat lebih bagus lagi ke depannya. Ini orang pintar-pintar semua sini," tuturnya.