Kurs Rupiah Hari Ini Minggu 31 Agustus 2025 Usai Terdampak Demo Massal

1 day ago 7

Liputan6.com, Jakarta Aksi demo yang terjadi beberapa hari terakhir turut berdampak pada nilai tukar rupiah. Pada perdagangan Jumat (29/8/2025) atau jelang akhir pekan, kurs rupiah ditutup merosot 147 poin sebelumnya rupiah melemah 160 poin di posisi 16.499 terhadap dolar AS dari penutupan sebelumnya di posisi 16.352.

Lantas bagaimana kurs rupiah hari ini Minggu 31 Agustus 2025? Berikut daftar kurs rupiah di perbankan nasional pagi ini untuk jual dan beli:

BRI

  • Beli: 16.378 per USD
  • Jual: 16.579 per USD

BNI

  • Beli: 16.462 per USD
  • Jual: 16.477 per USD

Rupiah Berpeluang Melemah

Sebelumnnya, Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi menuturkan, kurs rupiah berpeluang melemah pada Senin, 1 September 2025. "Rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang 16.490-16.520,” tulis dia dalam keteranagn resmi.

Adapun tekanan terhadap rupiah, menurut Ibrahim dari sentimen internal. Hal ini seiring ketegangan sosial dan politik dalam negeri yang memanas sejak Kamis, 28 Agustus 2025 akan terus memanas.

"Apalagi bumbu-bumbu sebelumnya di mana pemerintah akan memberikan tunjangan untuk perumahan terhadap DPR, ini pun juga membuat satu ketegangan tersendiri,” ujar dia.

Ia mengatakan, semakin panasnya kondisi sosial dan politik di Indonesia imbas ada korban jiwa pada aksi demo. "Kabar adanya korban jiwa ini mulai ramai di kalangan masyarakat sejak malam tadi sehingga menyebabkan kondisi demonstrasi semakin tereskalasi,” kata dia.

Sentimen Eksternal

Sebelumnya, dari sentimen eksternal, Ibrahim mengatakan data dari Amerika Serikat menunjukkan ekonomi tumbuh pesat melampaui  proyeksi dan pembacaan awal untuk kuartal kedua 2025.

Selain itu, jumlah warga Amerika Serikat yang mengajukan tunjangan pengangguran menurun, sebuah tanda kekuatan di pasar tenaga kerja.

Selanjutkan, pengukuran kedua Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II 2025 menunjukkan ekspansi tahunan sebesar 3,3%, melampaui proyeksi 3,1% dan naik dari 3,0% sebelumnya, sementara Klaim Pengangguran Awal turun menjadi 229.000, sedikit lebih baik dari konsensus 230.000 dan turun dari revisi 234.000.

Bloomberg menyebutkan, Gubernur The Fed Lisa Cook "menggugat Presiden AS Donald Trump atas upaya pemecatannya atas dugaan penipuan hipotek, yang memicu pertikaian bersejarah atas independensi bank sentral AS.".

Sementara itu, Reuters melaporkan Gubernur Federal Reserve Christopher Waller akan mendukung penurunan suku bunga pada pertemuan bulan September dan penurunan lebih lanjut selama tiga hingga enam bulan ke depan untuk mencegah pasar tenaga kerja kolaps,

Sentimen Perang Ukraina-Rusia

"Selain itu, harapan perdamaian telah meredup setelah Presiden AS Donald Trump pekan lalu mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengadakan perundingan langsung sebelum mempertimbangkan pertemuan puncak trilateral yang diselenggarakan oleh Washington,” kata Ibrahim.

Meskipun Trump menawarkan jaminan keamanan AS selain pengerahan pasukan, belum ada tanggal atau tempat pertemuan yang ditetapkan, dan para analis melihat sedikit kemajuan dalam waktu dekat. Sementara itu, Rusia melancarkan gelombang serangan mematikan baru di Kyiv, merusak gedung-gedung yang menampung misi Uni Eropa dan British Council.

Dalam sebuah langkah yang terkait dengan agresi India dalam membeli minyak mentah Rusia, tarif tambahan AS sebesar 25% untuk impor India mulai berlaku pada hari Rabu, menggandakan total bea masuk menjadi 50% mulai 27 Agustus. Langkah ini merupakan bagian dari tekanan yang lebih luas yang bertujuan untuk mengekang hubungan India dengan Rusia di tengah perang Ukraina.

Rupiah Tertekan, Demo Ricuh dan Insiden Barakuda Brimob Picu Sentimen Negatif Pasar Keuangan

Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi, menilai insiden yang terjadi saat demonstrasi di Jakarta semalam menambah tekanan besar bagi rupiah.

Aksi protes yang awalnya berlangsung kondusif berubah demo ricuh setelah sebuah kendaraan taktis Barakuda Brimob menabrak pengemudi ojek online. Peristiwa tersebut memicu kemarahan publik dan menambah ketidakpastian politik. Menurut Ibrahim, pasar keuangan sangat sensitif terhadap stabilitas sosial dan politik.

"Ini yang membuat sedikit memanas pasar baik rupiah maupun indeks harga saham gabungan yang kita tahu bahwa kejadian tadi malam ini benar-benar membuat masyarakat," kata Ibrahim dalam keterangannya, Jumat (29/8/2025).

Selain itu, munculnya isu tunjangan rumah bagi DPR dan kasus korupsi pejabat pemerintahan menambah tekanan psikologis bagi pasar. Hal ini membuat rupiah semakin terpuruk di tengah sentimen negatif.

"Tensi politik sedikit memanas apalagi ya bumbu-bumbu tentang apa sebelumnya dimana pemerintah akan memberikan tunjangan untuk perumahan terhadap Dewan Perwakilan Rakyat inipun juga membuat satu ketegangan tersendiri," ujarnya.

Apalagi bersamaan dengan mantan aktivis tahun 1998, yang kini sebagai pejabat di pemerintahan melakukan korupsi yang cukup masif. Sehingga dalam kondisi yang carut-marut ini membuat pasar sedikit apatis terhadap perpolitikan di Indonesia.

"Ini yang membuat rupiah kembali mengalami pelemahan cukup tajam walaupun kemarin pun juga saya mengindikasikan bahwa hari ini rupiah mengalami pelemahan, tetapi pelemahan rupiah saat ini cukup tinggi ya dimana rupiah mengalami pelemahan hampir 85 poin ya saat ini di Rp 16.433," jelasnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |