Jejak Langkah Nadiem Makarim: Pendiri Startup Decacorn yang Kini Jadi Tersangka Korupsi Pengadaan Laptop Chromebook

1 day ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Mantan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim tersangka kasus dugaan korupsi laptop chromebook.

Kapuspenkum Kejagung Anang Supriatna mengungkap adanya tersangka baru dalam kasus tersebut. "Dari hasil pendalam keterangan saksi-saksi dan alat bukti yang ada sore ini telah menetapkan tersangka baru dengan inisial NAM," ungkap Anang dalam jumpa pers di Kejagung, Jakarta Selatan, Kamis (4/9).

Sebelumnya, mantan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mendatangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini, Kamis (7/8/2025) pagi. Kedatangan pendiri startup terbesar di Indonesia ini untuk menjadi saksi dalam tiga kasus korupsi sekaligus.

Dua kasus berkaitan dengan Google, satu lagi perkara uang kuota internet selama pandemi Covid-19.

Tiba di Gedung KPK sekitar pukul 09.17 WIB, Nadiem datang dengan mobil Toyota Innova hitam bersama pengacaranya yang tak lain adalah Hotman Paris Hutapea.

Berbaju krem rapi dipadukan dengan celana hitam, Nadiem tampil tenang. Tas hitam disampirkan di lengan kanannya. Dia sempat menyapa awak media dengan senyum lebar dan gestur tangan mengatup di dada, sebelum melangkah masuk ke lobi utama KPK.

Nadiem Makarim merupakan pendiri Gojek yang merupakan perusahaan ride-hailing di Indonesia yang saat ini sudah bergabung dengan Tokopedia. Gojek merupakan salah satu platform on-demand sukses di Asia Tenggara. 

Gojek menjadi perusahaan unicorn pertama di Indonesia. Unicorn merupakan startup yang belum go public dan memiliki nilai valuasi mencapai USD 1 miliar atau lebih. Tak lama kemudian, Gojek melampaui capaian tersebut dan menjadi Decacorn yaitu perusahaan rintisan dengan nilai perusahaan lebih dari USD 10 miliar.

Nadiem Makarim masuk dalam daftar Bloomberg 50 Most Influential tahun 2018, sebagai pengakuan atas pencapaiannya di Gojek.

Ia juga pernah masuk daftar Fortune Indonesia 40 Under 40. Ini adalah daftar tokoh Indonesia berusia di bawah 40, yang dinilai mampu menjadi agen perubahan yang dipilih dari berbagai latar belakang.

Dari Gojek, Menteri hingga Saksi KPK

Memiliki nama lengkap Nadiem Anwar Makarim, lahir di Singapura pada 4 Juli 1984. Sosok ini dikenal luas sebagai pendiri startup raksasa Gojek sebelum akhirnya mengemban amanah sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Perjalanan kariernya yang dinamis kini diwarnai dengan pemanggilan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Perjalanan Nadiem dimulai dari bangku pendidikan di Amerika Serikat, berlanjut dengan membangun Gojek dari nol hingga menjadi startup unicorn pertama di Indonesia. Kesuksesan ini mengantarkannya ke panggung politik nasional sebagai salah satu menteri termuda dalam Kabinet Indonesia Maju.

Namun, belakangan ini, namanya kembali mencuat seiring penyelidikan KPK terkait dugaan korupsi.

Artikel ini akan mengupas tuntas profil Nadiem Makarim, menyoroti setiap fase penting dalam hidupnya, mulai dari latar belakang pendidikan, inovasi di dunia startup, peranannya di pemerintahan, hingga isu terkini yang melibatkan dirinya dengan lembaga anti-rasuah.

Informasi ini dihimpun dari berbagai sumber terpercaya, termasuk Liputan6.com, untuk memberikan gambaran yang komprehensif dan akurat.

Lulusan Harvard

Nadiem Makarim menempuh pendidikan tinggi di Amerika Serikat, yang menjadi fondasi penting bagi perjalanan kariernya. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA di Singapura, ia melanjutkan studi di Brown University, mengambil jurusan Hubungan Internasional.

Nadiem berhasil menyelesaikan pendidikannya di Brown University pada tahun 2006. Setelah itu, ia tidak berhenti di sana, melainkan melanjutkan ke jenjang magister.

Ia kemudian melanjutkan studinya di Harvard Business School, Harvard University, Boston, Amerika Serikat. Dari sana, Nadiem berhasil meraih gelar Master Business of Administration (MBA). Pendidikan ini membekalinya dengan keahlian bisnis yang krusial.

Mendirikan Gojek dan Menjadi Unicorn

Setelah menimba ilmu di luar negeri, Nadiem Makarim kembali ke Indonesia dan mendirikan Gojek pada tahun 2010. Awalnya, Gojek hanyalah sebuah startup kecil dengan jumlah pengemudi yang sangat terbatas, hanya sekitar 20 orang.

Transformasi besar terjadi pada tahun 2015 ketika Gojek meluncurkan aplikasi selulernya. Peluncuran aplikasi ini tidak hanya memudahkan pemesanan layanan, tetapi juga membuka jalan bagi Gojek untuk merambah berbagai lini bisnis lainnya.

Dalam kurun waktu enam tahun sejak didirikan, Gojek berhasil mencetak sejarah sebagai startup unicorn pertama di Indonesia. Predikat unicorn ini disematkan karena nilai valuasi Gojek telah melampaui US$1 miliar, atau setara dengan sekitar Rp14,3 triliun pada saat itu. Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar ekonomi digital di Indonesia.

Pada tahun 2018, estimasi nilai valuasi Gojek bahkan mencapai US$5 miliar atau sekitar Rp71,8 triliun. Kesuksesan Gojek juga tak lepas dari dukungan investor besar seperti KKR & Co., Warburg Pincus LLC, Sequoia Capital, DST Global, Tencent, dan JD.com, yang memberikan suntikan dana signifikan.

Diangkat Menjadi Menteri oleh Presiden Joko Widodo

Puncak karier Nadiem Makarim di sektor publik dimulai ketika ia dilantik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dalam Kabinet Indonesia Maju. Pelantikan ini dilakukan oleh Presiden Joko Widodo pada 23 Oktober 2019 di Istana Negara. Penunjukan ini mengejutkan banyak pihak.

Sebelum menerima jabatan menteri, Nadiem mengambil keputusan besar untuk mengundurkan diri dari posisinya sebagai CEO Gojek. Langkah ini menunjukkan komitmennya untuk fokus pada tugas barunya di pemerintahan.

Pada usia 35 tahun, Nadiem menjadi salah satu menteri termuda dalam kabinet Jokowi. Penunjukan ini bukan hanya sebuah prestasi pribadi, tetapi juga menjadi simbol kepercayaan pemerintah terhadap potensi generasi muda dalam memimpin perubahan di sektor pendidikan.

Dipanggil KPK

Perjalanan Nadiem Makarim sebagai tokoh publik kembali menjadi sorotan setelah ia dijadwalkan memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pemanggilan ini terkait penyelidikan kasus dugaan korupsi penggunaan layanan Google Cloud di lingkungan Kemendikbudristek.

Panggilan KPK tersebut dijadwalkan pada Kamis, 7 Agustus 2025, di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta. Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan, dengan dugaan kerugian negara mencapai Rp 400 miliar per tahun selama tiga tahun, khususnya terkait pengadaan saat pandemi COVID-19.

Selain kasus Google Cloud, KPK juga tengah mendalami dugaan korupsi lain di Kemendikbudristek, yaitu pengadaan kuota internet gratis, yang disebut memiliki keterkaitan.

Nadiem Makarim, didampingi pengacaranya Hotman Paris, tiba di Gedung Merah Putih KPK pada 7 Agustus 2025 sekitar pukul 09.17 WIB untuk memenuhi panggilan tersebut.

Kuasa hukum Nadiem, Mohamad Ali Nurdin, sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa kliennya akan hadir. Kehadiran Nadiem di KPK menunjukkan kesediaannya untuk bekerja sama dalam proses hukum yang sedang berjalan, demi mengungkap kebenaran terkait dugaan kasus korupsi ini.

Diperiksa KPK Selama 9 Jam

KPK memeriksa Nadiem Makarim selama kurang lebih sembilan jam di Gedung Merah Putih. Usai pemeriksaan, Nadiem menyatakan proses berjalan lancar dan ia menyampaikan apresiasi kepada KPK atas kesempatan memberikan klarifikasi. Meski dicecar pertanyaan, Nadiem enggan menjelaskan substansi pemeriksaan secara detail dan memilih kembali ke keluarganya setelah memberikan pernyataan singkat.

Kasus dugaan korupsi pengadaan Google Cloud oleh Kemendikbudristek saat masa jabatan Nadiem telah dalam tahap penyelidikan oleh KPK. Pelaksana tugas Deputi Penindakan dan Eksekusi, Asep Guntur Rahayu, menegaskan bahwa penyelidikan atas pengadaan Google Cloud dipisahkan dari kasus Chromebook, yang saat ini ditangani oleh Kejaksaan Agung. Hingga saat ini, KPK belum merilis detail lebih lanjut karena status kasus masih dalam tahap lidik.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |