Liputan6.com, Jakarta Presiden Prabowo Subianto telah resmi melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati. Pergantian ini dinilai menandai penyesuaian arah kebijakan ekonomi nasional yang lebih menekankan pada peran aktif pemerintah dalam pembangunan.
Menurut Ekonom INDEF Ariyo Irhamna, langkah pergantian menteri keuangan ini konsisten dengan visi pembangunan nasional yang inklusif dan berdaulat.
“Saya menilai prioritas jangka pendek Menteri Keuangan harus fokus pada pemulihan pertumbuhan ekonomi, sambil menjaga stabilitas fiskal dan sosial,” ungkap Ariyo, Selasa (9/8/2025).
Ariyo menilai sejak awal, terdapat perbedaan ideologis yang cukup jelas antara Menteri Keuangan sebelumnya dengan Presiden. Sri Mulyani Indrawati cenderung menekankan prinsip peran pemerintah yang minim dalam ekonomi, menyerahkan sebagian besar dinamika pada mekanisme pasar
. Sementara Prabowo lebih mendorong peran aktif dan optimal pemerintah melalui instrumen fiskal strategis, pembiayaan, dan penguatan BUMN.
“Pergantian ini menjadi langkah konsisten untuk memastikan kebijakan fiskal sejalan dengan visi pembangunan nasional yang inklusif dan berdaulat,” jelasnya.
2 Kebijakan
Ia menekankan ada dua kebijakan yang bisa segera diambil Purbaya, yakni menaikkan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) menjadi Rp75–80 juta per tahun agar ruang konsumsi masyarakat menengah ke bawah lebih luas, serta menurunkan tarif PPN menjadi 10% dengan 1% ditanggung pemerintah (PPN DTP).
“Dengan langkah itu, daya beli rumah tangga tetap terjaga tanpa secara drastis mengurangi penerimaan negara,” jelasnya.
Mengenai reaksi pasar, Ariyo menilai penurunan IHSG sehari setelah pelantikan merupakan hal yang wajar. “Pasar membutuhkan waktu untuk menilai arah kebijakan baru. Penurunan IHSG saat kabinet baru dilantik bukanlah indikator fundamental negatif, melainkan respon awal terhadap ketidakpastian,” ujarnya.
Ia juga memberi catatan penting agar disiplin fiskal tetap dijaga. “Menteri Keuangan yang baru harus benar-benar menjaga disiplin fiskal, agar APBN tidak berubah menjadi ‘ATM tanpa batas’ yang terus dicairkan untuk semua kebutuhan tanpa prioritas,” tegas Ariyo.
Ke depan, kecepatan implementasi kebijakan serta komunikasi yang efektif dinilai akan menjadi kunci keberhasilan. “Kementerian Keuangan diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi, responsif terhadap pasar, dan mampu mengeksekusi program fiskal dan sosial secara efisien,” pungkasnya.
Efek Sri Mulyani Diganti dan Prospek IHSG
Sebelumnya, pengumuman perombakan atau reshuffle Kabinet Merah Putih menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin, 8 September 2025. Ada pergantian di pos Kementerian Keuangan menjadi sorotan pelaku pasar.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (9/9/2025), IHSG ditutup melemah 1,28% ke posisi 7.766,84. Pada sesi pertama perdagangan hingga sesi kedua, IHSG bergerak di zona hijau. Pada penutupan sesi pertama saja, IHSG ditutup naik 0,5% ke posisi 7.912.
Kemudian ada pengumuman reshuffle Kabinet Merah Putih mendorong IHSG berbalik arah ke zona merah. Hingga akhirnya, IHSG ditutup turun 1,2% ke posisi 7.766,84.
Tercatat total volume perdagangan saham mencapai 35,47 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 20,16 triliun. Total frekuensi perdagangan 2,21 juta kali transaksi.
Pada awal pekan ini, investor asing juga masih melakukan aksi jual saham. Aksi jual saham oleh investor asing mencapai Rp 526,17 miliar. Dengan demikian, sepanjang 2025, investor asing telah melakukan aksi jual saham mencapai Rp 55,65 triliun.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menuturkan, koreksi IHSG didorong dampak reshuffle terutama dari menteri keuangan Sri Mulyani. Ia digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala LPS.
Hal itu membuat kondisi volatilitas di pasar. “Karena efek reshuffle khususnya dari menkeu membuat kondisi volatilitas di pasar bergejolak. Kalau memang diperhatikan sesi pertama menguat dan sesi kedua harus alami pelemahan,” kata Nico panggilan akrabnya saat dihubungi Liputan6.com.
Prediksi IHSG
Ia menuturkan, pada perdagangan saham Selasa, 9 September 2025 akan dipengaruhi harapan pelaku pasar dan investor terhadap sosok menteri keuangan yang baru yakni Purbaya Yudhi Sadewa.
Nico menuturkan, IHSG akan berpeluang melemah pada perdagangan saham Selasa pekan ini tetapi terbatas. “Perspektif, persepsi dan ekspektasi terhadap menteri keuangan baru. Apabila pelaku pasar punya ekspektasi lebih tinggi terhadap pengganti menkeu, pasar menghijau. Ekspektasi rendah pasar akan alami koreksi,” kata dia.
Pasar Cermati Kebijakan Ekonomi ke DepanDalam riset analis PT Mirae Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto menyebutkan, pasar sedang mencermati arah kebijakan ekonomi ke depan setelah pergantian menteri keuangan.
Sri Mulyani yang menjabat sebagai menteri keuangan sejak 2016 telah membangun reputasi yang kuat dalam hal kehati-hatian dan transparansi dalam mengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hal ini ditekankan pada keberlanjutan fiskal yang disesuaikan dengan dinamika global.