Investor Percaya Fundamental Ekonomi Indonesia, Rupiah Ditutup Menguat

13 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada pekan ini. Penguatan rupiah ini merupakan respons investor akan stabilitas makro ekonomi Indonesia. 

Pada Jumat (24/10/2025), nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan sore ini menguat sebesar 27 poin atau 0,16 persen menjadi Rp 16.602 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.629 per dolar AS.

Sedangkan Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga menguat di level Rp 16.630 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.645 per dolar AS.

Research and Development Indonesia Commodity and Derivatives Exchange ICDX, Taufan Dimas Hareva menganggap penguatan kurs rupiah menunjukkan respons pasar terhadap stabilitas makro ekonomi Indonesia masih terjaga kendati tekanan eksternal tetap kuat.

“Sejumlah indikator seperti inflasi yang terkendali dan cadangan devisa yang masih memadai menjadi faktor pendukung utama di tengah gejolak global,” ucapnya dikutip dari Antara. 

Promosi 1

Fundamental Ekonomi Indonesia Masih Kuat

Untuk diketahui, posisi cadangan devisa Indonesia mencapai 148,7 miliar dolar AS per September 2025. Jumlah ini mengalami penyusutan sebesar 2 miliar dolar AS dari sebelumnya 150,7 miliar dolar AS pada Agustus 2025.

Meski menyusut, bank sentral memastikan cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Kendati mengalami penguatan, fundamental ekonomi Indonesia dianggap hanya memberikan bantalan stabilitas, bukan pendorong penguatan signifikan.

“Neraca perdagangan memang masih mencatat surplus, tetapi dengan tren yang mulai menyempit, sementara aliran dana asing masih cenderung berhati-hati. (Karena itu), meskipun rupiah menguat, ruang penguatan ke depan masih terbatas selama dolar AS tetap ditopang oleh imbal hasil obligasi yang tinggi dan kebijakan moneter The Fed yang belum berubah arah,” ujar Taufan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |