Indonesia Beri Penawaran Menyeluruh dan Seimbang kepada AS Terkait Tarif Resiprokal

5 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada awal April 2025 mengumumkan kebijakan tarif resiprokal atau timbal balik terhadap sejumlah negara mitra dagangnya, termasuk Indonesia.

Kebijakan tersebut telah memicu dinamika baru dalam hubungan perdagangan internasional, sekaligus menimbulkan kekhawatiran terhadap stabilitas ekspor nasional.

Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Indonesia segera merespons secara cepat dan terkoordinasi. Indonesia tidak hanya menyatakan sikap tetapi juga menyampaikan proposal konkret kepada Pemerintah AS, dengan mengusung semangat kerja sama bilateral yang adil dan saling menguntungkan.

"Indonesia merespons cepat. Kita berkirim surat kepada Pemerintah Amerika, baik itu ke USTR, ke US Commerce, bahkan terakhir kepada US Treasury. Dan reach out Indonesia ternyata direspons positif oleh Amerika. Sehingga Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang diundang untuk dijadwalkan perbicaraan dengan Amerika,” tutur Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada agenda “Investor Daily Roundtable: Trump’s Trade Trap?” yang diselenggarakan oleh B Universe di the Westin Jakarta, Rabu, 30 April 2025, dikutip dari keterangan resmi, Kamis (1/5/2025).

Menko Airlangga mengungkapkan sejak awal pengumuman kebijakan tersebut, Pemerintah telah melakukan komunikasi lintas negara dan memperkuat posisi ASEAN dalam menanggapi isu ini secara kolektif. Indonesia secara aktif menjalin komunikasi dengan berbagai negara mitra strategis termasuk Malaysia, Singapura, Uni Eropa, Inggris, dan China, serta melakukan diplomasi intensif dengan pihak Amerika Serikat.

Pada kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga menyebutkan Indonesia telah mengambil sejumlah langkah antisipatif, termasuk menyusun paket kebijakan dan membentuk satuan tugas khusus. Respons cepat Indonesia ini telah diapresiasi oleh AS dan memberikan Indonesia keuntungan sebagai early mover.

Tawarkan Solusi Menyeluruh dan Seimbang

"Mereka sebutnya sebagai early mover. Nah tentu Indonesia sebagai early mover dan menyampaikan usulan yang relatif, comprehensive, diapresiasi oleh mereka. Indonesia membayangkan ada 72 negara yang akan negosiasi, dan 72 negara itu akan diselesaikan dalam 90 hari. Maka untuk bisa bersaing dengan negara lain, tentu kita harus ada specialty, sesuatu hal yang menarik bagi Amerika,” ungkap Menko Airlangga.

Indonesia menawarkan solusi menyeluruh dan seimbang yang disebut sebagai "comprehensive and fair proposal". Tawaran ini mencakup revitalisasi perjanjian dagang bilateral yang sebelumnya sudah pernah dibentuk, termasuk Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) Indonesia-AS dan ASEAN-AS.

“Tidak hanya kita merespon kepada Amerika tetapi kita juga punya request kepada Amerika. Sehingga sifatnya tidak satu arah, tetapi dua arah, untuk kebaikan perekonomian bilateral. Indonesia mengusulkan langsung di situ sebuah format perjanjian,” kata Menko Airlangga.

Diversifikasi Pasar Ekspor

Indonesia juga menekankan pentingnya diversifikasi pasar ekspor. Meski AS merupakan pasar ekspor terbesar kedua bagi Indonesia, Menko Airlangga menyatakan, Eropa merupakan target pasar strategis berikutnya.

Proses penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Eropa (IEU-CEPA) disebut telah mendekati tahap akhir dan dapat membuka peluang besar bagi produk ekspor nasional, khususnya tekstil, alas kaki, dan makanan.

Langkah tersebut menjadi momentum bagi Indonesia untuk mempercepat pembenahan dalam negeri, terutama dalam rangka aksesi ke OECD dan CPTPP.

Terkait hal ini, Pemerintah juga telah membentuk dua Satuan Tugas (Satgas) khusus, yakni Satgas Negosiasi yang akan diketuai oleh Menko Airlangga dan melibatkan seluruh Kementerian/Lembaga terkait, serta Satgas Deregulasi yang akan menindaklanjuti penyederhanaan aturan di berbagai sektor.

"Arahan Bapak Presiden ini adalah kerja kita bersama, Indonesia incorporated. Jadi Indonesia incorporated ini yang kita berharap bahwa ke depan perekonomian bisa kita dorong. Walaupun semua negara terkena wabah tarif ini, diharapkan ASEAN punya antidote, sama seperti waktu menghadapi Covid-19 ada vaksinnya. Mudah-mudahan dengan antidote ini kita bisa masing-masing punya resiliensi terhadap ketidakpastian global,” pungkas Menko Airlangga

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |