Hashim Djojohadikusumo Pede Ekonomi Indonesia Bisa Tumbuh 8%

9 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo meyakini ekonomi Indonesia bisa tumbuh 8 persen. Hilirisasi digadang jadi salah satu penyumbangnya.

Dia mengatakan, pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 8 persen. Sebagaimana yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

"Kami sangat yakin dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen atau lebih. Jadi angka 8 persen adalah target, tetapi saya percaya bahwa kita bisa melampaui target 8 persen tersebut," kata Hashim Djojohadikusumo dalam Asian Insight Conference, di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (21/5/2025).

Dia menjelaskan, proyek hilirisasi yang digenjot pemerintah bisa menjadi salah satu faktornya. Melalui hilirisasi, nilai tambah manufaktur akan tercipta dan berkontrubusi positif ke ekonomi Tanah Air.

"Berbagai proyek yang kami yakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Akan ada kegiatan nilai tambah manufaktur ke berbagai komoditas yang kita miliki," ucapnya.

Hilirisasi mineral, misalnya yang disinggung Hashim berkaitan dengan pengolahan nikel, tembaga, hingga bauksit. Tak cuma itu, batu bara juga disebut mampu menghasilkan nilai tambah poaitif.

Proses DME Pengganti LPG

Hashim menyampaikan, hilirisasi batu bara bisa diproses menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai pengganti Liquified Petroleum Gas (LPG) rumah tangga. Hal tersebut merupakan hasil dari gasifikasi batu bara.

Dengan demikian, hasil bumi dari tambang batu bara bisa menghadirkan nilai tambah dalam bentuk lain.

"Kita juga memiliki kemungkinan untuk memproduksi LPG dari DME, juga dari aset batu bara. Ini semua adalah berbagai hal yang ingin kita lakukan untuk mendorong proses bernilai tambah dan melakukan apa yang kita sebut sebagai hilirisasi komoditas Indonesia," tuturnya.

Proyek Gasifikasi Batu Bara

Diberitakan sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) bersama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengembangkan Synthetic Natural Gas (SNG) dari batu bara. Langkah ini menjadi bagian dari strategi diversifikasi pasokan energi nasional dan penguatan ketahanan energi.

Proyek ini memanfaatkan cadangan low-rank coal milik PTBA di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, yang selama ini belum termonetisasi secara optimal. Lokasinya berdekatan dengan jaringan pipa transmisi PGN di Pagardewa, Sumatera Selatan, sehingga berpotensi menghemat pengembangan infrastruktur.

Sepanjang 2025, kedua perusahaan akan fokus pada studi kelayakan guna mengkaji potensi pembangunan fasilitas produksi SNG, jaringan pipa, serta skema bisnis yang memungkinkan.

"Inisiatif ini sejalan dengan prioritas pemerintah dalam hilirisasi dan kemandirian energi. Jika terealisasi, proyek ini berpotensi memperkuat pasokan gas dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap impor,” ujar Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari, Rabu (21/4/2025).

Jadi Bahan Bakar

SNG merupakan gas hasil olahan batu bara yang menyerupai gas bumi. Produk ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar maupun bahan baku industri.

Nantinya, SNG diproyeksikan untuk menjangkau pelanggan eksisting PGN, khususnya industri di wilayah Jawa Bagian Barat yang tengah menghadapi tantangan pasokan.

“Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian ESDM, Holding Migas Pertamina, serta pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan studi berjalan sesuai prinsip tata kelola yang baik,” kata Rosa.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |