Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danatara) akan meneken kerja sama investasi dengan negara Jepang, China dan Malaysia dalam waktu dekat. Chief Executive Officer (CEO) Danantara, Rosan Perkasa Roeslani mengatakan kerja sama itu akan ditandatangani dalam waktu dekat.
Rosan bilang, sekitar 2-3 pekan kedepan Danantara akan menjalin kerja sama dengan tiga negara tersebut. Menyusul kerja sama investasi (joint fund) dengan Qatar yang disebut sudah berjalan sebelumnya.
"Saya melihat mungkin dalam waktu dua minggu ini atau tiga minggu ini kita akan ada tanda tangan juga dengan joint fund dengan beberapa negara juga dengan Jepang, saya lihat dengan China, dengan Malaysia," kata Rosan, ditemui di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (21/5/2025).
Selain ketiga negara itu, Rosan mengaku telah menjalin diskusi dengan 1-2 negara lainnya. Kendati begitu, dia belum berbicara mengenai negara mana dan detail kerja samanya.
"Masih mungkin ada satu-dua negara lain yang kita dalam tahap diskusi," ucapnya.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM ini pun menegaskan, kerja sama dengan negara lain itu sebagai bentuk kepercayaan terhadap eksistensi Danantara.
"Karena mereka melihat, mereka ini mempunyai keyakinan dengan adanya Danantara ini, jadi mereka, seperti yang saya sampaikan, mereka pun mau berinvestasi karena mereka tahu kita juga investasi bersama-sama dengan mereka," tandasnya.
Jaring Investasi di Thailand
Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan komitmennya untuk memperkuat hubungan ekonomi bilateral antara Indonesia dan Thailand.
Dalam kunjungan resminya ke Bangkok, Presiden Prabowo menyatakan bahwa kedua negara akan segera menyelenggarakan First Joint Trade Commission sebagai forum strategis untuk memperdalam kerja sama perdagangan dan investasi.
“Kami berkomitmen untuk menyelenggarakan First Joint Trade Commission dalam waktu dekat,” ujar Presiden Prabowo dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, di Government House, Bangkok, dikutip dari ANTARA, Senin (20/5/2025).
Melalui komisi ini, Indonesia dan Thailand berupaya menghapus hambatan tarif dan nontarif, sekaligus membuka ruang kolaborasi baru dalam industri halal dan sektor digital seperti fintech, e-commerce, dan infrastruktur.
Danantara Siap Dilibatkan dalam Proyek Investasi
Salah satu poin penting dalam pertemuan bilateral tersebut adalah rencana peningkatan kerja sama antar lembaga investasi, khususnya antara Thailand dan Danantara, lembaga pengelola investasi milik Indonesia.
“Kami akan meningkatkan kerja sama antara lembaga-lembaga investasi Thailand dan dengan Danantara,” tegas Prabowo.
Langkah ini dinilai strategis dalam memperkuat posisi Danantara di kancah investasi regional. Dengan keterlibatan aktif dalam forum investasi lintas negara, Danantara diharapkan mampu menjaring proyek-proyek bernilai tinggi dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional berbasis investasi asing yang produktif.
Thailand Sambut Baik
Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menyambut baik inisiatif kerja sama tersebut. Ia menyatakan kesiapan Thailand menjadi tuan rumah penyelenggaraan First Joint Trade Commission tahun ini.
Forum ini akan menjadi panggung penting untuk menyusun langkah-langkah konkret dalam mencapai target peningkatan kerja sama ekonomi. “Thailand siap menjadi tuan rumah dari pertemuan komite perdagangan pertama tahun ini,” kata Paetongtarn.
Ia juga menekankan pentingnya memperkuat arus investasi dua arah untuk mencapai kemitraan ekonomi yang berkelanjutan.