Saquon Barkley: Dari Lapangan NFL ke Dunia Kripto hingga Startup Elon Musk

2 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Philadelphia Eagles menjalani musim baru NFL dengan amunisi andalannya, Saquon Barkley. Namun, di balik performa di lapangan, Barkley juga mencuri perhatian karena strategi finansial yang tak biasa.

Dikutip dari CNBC, Senin (15/9/2025), sejak masuk NFL pada 2018, pemain berusia 28 tahun ini telah mengantongi hampir USD 80 juta atau kurang lebih Rp 1,3 triliun (estimasi kurs Rp 16.417  per USD) dari gaji dan bonus.

Alih-alih menghamburkan uang, Barkley justru mengalokasikan jutaan dolar itu ke venture fund serta startup teknologi.

Menurut laporan The Profile yang terbit pada 3 September, investasi Barkley meliputi perusahaan kecerdasan buatan Anthropic, perusahaan neuroteknologi Neuralink milik Elon Musk, platform prediksi Polymarket, hingga dana ventura Founders Fund milik miliarder Peter Thiel.

“Saya sadar karier bermain hanya sebentar. Jadi saya harus benar-benar memanfaatkannya, terus berinvestasi, dan menciptakan kekayaan bagi saya serta keluarga,” ungkap Barkley kepada The Profile.

Ikuti Jejak Marshawn Lynch

Setelah menjadi pilihan nomor dua pada NFL Draft 2018, Barkley menandatangani kontrak senilai USD 31,2 juta. Namun, ia bertekad tak ingin cepat terlena. Kepada ESPN pada Juni 2018, Barkley menyebut dirinya mengikuti “metode Marshawn Lynch” — yakni hidup dari kontrak sponsor dan membiarkan gaji besar dari NFL tumbuh lewat investasi.

“Sejak tahu akan dipilih tinggi di draft NFL, saya berpikir: Saya tidak ingin menyentuh uang itu. Saya ingin menginvestasikannya, menaruh di tangan orang yang tepat, sambil belajar sepanjang jalan. Biarlah saya hidup dari endorsement,” katanya.

Endorsement Barkley memang tak sedikit. Ia bermitra dengan merek besar seperti Nike, Pepsi, hingga Toyota. Menurut analis pemasaran olahraga Bob Dorfman, nilai kontraknya dengan sponsor mencapai sekitar USD 10 juta per tahun.

Dari Investasi Konvensional hingga Bitcoin

Pada awal karier, Barkley memilih aman dengan menaruh kontrak rookie-nya ke reksa dana indeks S&P 500 dan investasi properti, termasuk rumah mewah senilai USD 3,9 juta di Malvern, Pennsylvania.

Namun, seiring waktu, ia mulai berani mengambil risiko. Pada 2021, Barkley mengumumkan semua pendapatan dari endorsement akan dikonversi ke bitcoin melalui aplikasi Strike.

Keputusan itu terbukti jitu. Dalam laporan The Profile, asetnya melonjak drastis karena harga bitcoin sudah tiga kali lipat, mengubah aliran pendapatan tahunan USD 10 juta menjadi aset bernilai sekitar USD 35 juta.

Selain itu, Barkley tercatat telah mendanai lebih dari 10 startup, dengan kisaran investasi USD 250 ribu hingga USD 500 ribu per perusahaan. Meski berisiko tinggi, jumlah itu hanya sebagian kecil dari total penghasilan kariernya.

Perjalanan Barkley di dunia startup dimulai setelah ia membaca buku Peter Thiel berjudul Zero to One. Ia juga memanfaatkan jaringan bisnis manajernya, Ken Katz, untuk mencari rekomendasi. Bahkan, sebelum menanam modal, Barkley langsung mewawancarai para pendiri startup.

“Yang penting adalah menanyakan apa misi mereka, apa yang membuat mereka percaya akan sukses. Mereka harus percaya diri, tapi arogan itu tanda bahaya,” jelasnya.

Motivasi dari Cedera Berat

Musim ini, Barkley memasuki tahun kedelapan di NFL — dua kali lebih lama dari rata-rata karier pemain di liga. Namun, pengalaman pahit cedera ACL pada 2020 membuatnya makin realistis.

“Ketika Anda harus absen setahun penuh dari football, Anda sadar bahwa permainan ini bisa diambil kapan saja,” ucapnya dalam podcast The Best Business Show pada 2021.

Ia berlanjut menyampaikan, Posisi running back memang identik dengan kontak fisik intens, sehingga karier cenderung lebih singkat dibandingkan bintang olahraga lain seperti LeBron James atau Tom Brady. Itulah yang mendorong Barkley untuk fokus membangun “generational wealth” lewat strategi investasi di luar lapangan.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |