Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkap rencana restrukturisasi utang kereta cepat Whoosh. Nantinya akan ada negosiasi ulang soal beban pembengkakan biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung itu.
Erick bilang, negosiasi itu akan dilakukan bersama pihak China yang juga berperan sebagai pemegang saham. Namun, posisinya tak lagi dipimpin oleh Kementerian BUMN.
"Kalau itu kan nanti isu daripada Whoosh itu salah satunya kan nanti ada negosiasi ulang, bukan kami sebetulnya untuk fokusnya dari kementerian lain," kata Erick, ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (15/9/2025).
Dia menjelaskan, ada skema untuk negosiasi terkait utang proyek tersebut. Termasuk skema untuk fasilitas pendukung Whoosh akan dikonversi sebagai milik pemerintah. Sementara itu, sarana kereta akan tetap dikelola PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai operator.
"Sesuai dengan kesepakatan sebelumnya bahwa rencana daripada fasilitas pendukung itu diusulkan menjadi milik pemerintah. Tetapi yang kereta apinya semua operasional di KAI," terangnya.
"Tapi ini perlu kesepakatan dengan pihak Chinanya. Karena memang kerjasama ini bersama-sama dengan China," imbuhnya.
Perlu Selesai Sebelum Diperpanjang
Erick menyampaikan, negosiasi dalam rangka restrukturisasi utang ini harus rampung sebelum melanjutkan proyeknya ke Surabaya.
Seperti diketahui, pemerintah saat ini sedang mengkaji perpanjangan rute kereta cepat ke Surabaya.
"Apalagi kita akan mendorong sampai nanti Surabaya. Artinya structure ini harus putus dulu sebelum kita dorong ke Surabaya," jelasnya.
Bakal Dibereskan Danantara
Diberitakan sebelumnya, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) segera menyelesaikan masalah kereta cepat Whoosh. Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria menyebut hal itu sudah masuk dalam rencana kerja Danantara.
Adapun, restrukturisasi Kereta Cepat Whoosh jadi program prioritas Danantara. Hal yang sama juga jadi bagian prioritas PT Kereta Api Indonesia (Persero).
"Ini sedang dijajaki, sedang kita lakukan penjajakan. Tentu akan kita bereskan proses itu," kata Dony, di Smesco Indonesia, Jakarta, Jumat (22/8/2025).
Masuk Rencana
Dia turut merespons, persoalan ini telah juga dibahas KAI dengan Komisi VI DPR RI beberapa waktu lalu. Dony juga telah membahasnya dengan Direktur Utama KAI, Bobby Rasyidin.
Wakil Menteri BUMN ini memastikan Danantara untuk segera menyelesaikan restrukturisasi Kereta Cepat Whoosh tersebut.
"Kemarin juga Dirut KAI sudah menyampaikan di DPR ya, akan kita selesaikan segera, dan termasuk ke dalam RKAP kita tahun ini ya," ucap Dony Oskaria.
Beban Proyek Whoosh
Perlu diketahui, KAI punya porsi pengendali dalam PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). PSBI merupakan konsorsium BUMN yang memegang saham di PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Sebagai informasi juga, ada sejumlah beban utang yang ditanggung konsorsium dalam mengerjakan megaproyek kereta cepat Whoosh ini. Dalam catatan Liputan6.com, ada utang yang telah dicairkan China Development Bank (CDB) senilai Rp 6,89 triliun pada awal 2024 lalu ke KAI untuk menambal pembengkakan biaya pengerjaan proyek Whoosh.
Pencairan utang itu dibagi dalam dua fasilitas. Fasilitas A senilai USD 230.995.000 atau USD 230,9 juta. Angka ini setara dengan Rp 3,6 triliun (kurs: Rp 15.635). Kemudian, Fasilitas B dengan mata uang Yuan China (CNY) 1.542.787.560 atau setara USD 217.080.000 dengan kurs berlaku CNY 7,107 per dolar AS. Angka ini setara dengan Rp 3,39 triliun (kurs: Rp 15.635).