Liputan6.com, Jakarta Bosch melanjutkan strategi 2030 untuk memperkuat posisinya meski kondisi pasar menjadi penghambat utama pertumbuhan tahun lalu. Pada tahun 2024, Bosch mencatat pendapatan sebesar 90,3 miliar euro, turun 1,4 persen dibanding tahun sebelumnya (atau turun 0,5 persen setelah disesuaikan dengan efek kurs).
EBIT (laba sebelum bunga dan pajak) dari operasional tercatat sebesar 3,1 miliar euro (2023: 4,8 miliar euro); margit EBIT operasional sebesar 3,5 persen.
“Di fiskal tahun 2024, kami membuat peningkatan penting dalam biaya, struktur, dan portofolio. Kami tetap berpegang pada target untuk terus bertumbuh dan memperkuat kemandirian finansial kami. Strategi 2030 memberikan kami arahan yang dibutuhkan, khususnya di tengah gejolak global, untuk menjadi salah satu dari tiga penyedia teratas di pasar inti kami dalam waktu lima tahun," kata Ketua Board of Management Robet Bosch GmbH, Stefan Hartung dalam keterangan tertulis, Rabu (21/5/2025).
Target Keuangan Bosch
Strategi perusahaan tercermin pula dalam target keuangan Bosch. Dengan asumsi tingkat inflasi normal antara 2 hingga 3 persen, Bosch menargetkan pertumbuhan tahunan rata-rata sebesar 6 hingga 8 persen sampai dengan tahun 2030.
Pada kuartal pertama tahun ini, Bosch mencatat peningkatan pendapatan penjualan sebesar 4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Bosch Group tetap menargetkan margin keuntungan sebesar 7 persen pada tahun 2026. Hartung melihat bahwa target ini merupakan tantangan besar, terutama di tengah gejolak global dan meningkatnya persaingan yang signifikan dari kawasan Asia.
“Kami akan terus bekerja keras untuk menata struktur dan efisiensi biaya, serta memperkuat fokus pada unit bisnis yang memiliki potensi keuntungan,” ujarnya.
Untuk memperkuat daya saing, Bosch telah mengumumkan penyesuaian struktural dan pengurangan jumlah tenaga kerja di beberapa area. Guna memperkuat daya saing perusahaan di tengah pasar yang dinamis, Bosch telah mengumumkan penyesuaian struktural yang mencakup pengurangan jumlah karyawan di beberapa area.
Saat ini, Bosch sedang berkomunikasi dengan perwakilan karyawan dan mendorong agar kesepakatan dapat segera dicapai serta proses implementasi dapat dimulai.
“Langkah ini dipandang penting agar perusahaan dapat segera memanfaatkan berbagai peluang pasar, termasuk yang muncul secara tak terduga," tutur dia.
Secara keseluruhan, Bosch memperkirakan jumlah tenaga kerja di perusahaan akan menurun, terutama di wilayah Jerman dan Eropa.