Liputan6.com, Jakarta - Harga emas kembali naik lebih dari 2% pada hari Senin, didorong oleh pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) dan permintaan aset safe haven. Sementara pelaku pasar menunggu keputusan kebijakan dari Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Fed) di akhir minggu ini.
Mengutip CNBC, Selasa (6/5/2025), harga emas di pasar spot naik 2,9% menjadi USD 3.332,57 per ons. Harga emas berjangka AS naik 3% menjadi USD 3.341,30.
Indeks dolar turun 0,2%, membuat emas batangan lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada hari Minggu tarif 100% untuk film yang diproduksi di luar negeri, yang memicu kembali kekhawatiran tentang potensi dampak perang dagang global.
“Kami melihat aliran permintaan aset safe haven yang berkelanjutan, yang membuat harga emas tetap tinggi,” kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.
Keputusan Fed
Sedangkan mengenai pertemuan Fed, Jim Wyckoff melihat tidak akan banyak kejutan. "Saya tidak berpikir ada perubahan suku bunga yang diharapkan pada pertemuan ini, tetapi kami akan mengamatinya untuk melihat apakah Fed condong ke arah tertentu." jelas dia.
Pelaku pasar menunggu pernyataan Ketua Fed Jerome Powell yang akan disampaikan pada hari Rabu untuk mendapatkan petunjuk tentang arah suku bunga bank sentral. Fed telah mempertahankan suku bunga kebijakannya dalam kisaran 4,25%-4,50% sejak Desember.
Fed diperkirakan tidak akan mengubah suku bunga pada pertemuan ini, tetapi ini mungkin pertemuan terakhir di mana hasilnya sangat jelas dengan tarif Trump yang menimbulkan bayangan ketidakpastian atas prospek ekonomi.
Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian dan cenderung berkembang pesat dalam lingkungan suku bunga rendah, telah mencapai beberapa rekor tertinggi dan naik lebih dari 26% sepanjang tahun ini.
Goldman Sachs memperkirakan emas akan terus mengungguli perak, tetapi mencatat bahwa, mengingat korelasi yang kuat dalam arus, permintaan baru untuk emas pada tahun 2025 kemungkinan akan meningkatkan harga perak juga.
Ramalan Harga Emas Batangan Minggu Ini, Siap-Siap Borong
Harga emas kembali mengalami tekanan dalam perdagangan minggu ini, mencatat penurunan untuk pekan kedua berturut-turut. Sementara pelaku pasar Wall Street mempertahankan pandangan bearish terhadap harga emas, para investor ritel (Main Street) mulai menunjukkan optimisme baru menjelang keputusan penting dari Federal Reserve (The Fed).
Dikutip dari Kitco.com, Senin (5/5/2025), perdagangan emas dibuka pada harga USD3.326,84 per ons pada Minggu malam, namun dengan cepat merosot ke USD3.271,25, titik terendah yang bertahan selama tiga hari.
Harga sempat menguat kembali mendekati USD3.300 pada Senin pagi waktu Amerika Utara, bahkan mencapai level tertinggi mingguan di USD3.352 per ons menjelang penutupan sesi.
Namun, tren itu tidak bertahan lama. Pedagang Asia mendorong harga turun ke USD3.307 per ons dalam perdagangan malam, dan emas terus bergerak dalam rentang sempit pada hari Selasa, berkisar antara $3.307 hingga USD3.328.
Adapun pada Rabu (30/4) menjadi titik balik signifikan ketika harga emas turun tajam dari USD3.314 ke USD3.270 per ons, sebelum akhirnya kembali stabil menjelang pembukaan pasar Amerika.
Namun, upaya untuk menembus USD3.320 gagal, dan emas mulai tergelincir perlahan sebelum akhirnya jatuh drastis dari USD3.300 ke USD3.226 hanya dalam beberapa jam sebelum tengah malam.
Libur May Day Kurangi Dukungan Pasar Asia
Dengan pasar Tiongkok libur merayakan Hari Buruh, dukungan dari sisi pembeli Asia melemah. Akibatnya, emas sempat menyentuh level USD3.200 per ons pada Kamis pagi. Namun, setelah menguji level USD3.207 dan bertahan, harga sempat menguat ke USD3.265 per ons pada Jumat pagi.
Disisi lain, kejutan datang dari rilis data ketenagakerjaan non-pertanian AS yang lebih baik dari perkiraan.
Ini memicu aksi jual terakhir pada hari Jumat, dengan emas batangan turun ke level terendah harian di USD3.222,75 sebelum akhirnya pulih sedikit ke kisaran USD3.230-an menjelang akhir pekan.
Survei Prediksi Harga Emas
Kini perhatian seluruh pelaku pasar tertuju pada langkah selanjutnya dari The Fed, yang akan menjadi penentu arah harga emas ke depan.
Sementara itu, pandangan pasar tetap terbelah Wall Street mempertahankan sikap hati-hati, sedangkan investor ritel berharap pada potensi pemulihan harga.
Survei Emas Mingguan Kitco News terbaru menunjukkan hanya sebagian kecil pakar industri yang memperkirakan harga emas akan naik minggu depan, sementara setengah dari trader ritel masih mempertahankan pandangan optimis meskipun harga logam mulia tersebut turun.
Adrian Day, presiden Adrian Day Asset Management, menilai kekhawatiran yang meningkat tentang resesi di AS yang biasanya berdampak negatif pada emas di awal kemunculannya serta kemungkinan pelonggaran ketegangan tarif AS–China bisa mengurangi permintaan emas dalam jangka pendek.