Liputan6.com, Jakarta - Harga emas sedikit menguat pada perdagangan Rabu, (10/9/2025) dan bertahan di atas USD 3.600 per ounce. Kenaikan harga emas itu didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga Amerika Serikat bulan ini.
Sementara itu, laporan inflasi utama yang akan dirilis pekan ini juga menjadi perhatian investor. Mengutip CNBC, harga emas dunia di pasar spot naik 0,3% menjadi USD 3.635,32 per ounce pada pukul 01.01 GMT, setelah mencapai rekor tertinggi di USD 3.673,95 pada perdagangan Selasa pekan ini. Harga emas berjangka Amerika Serikat untuk pengiriman Desember turun 0,2% menjadi USD 3.673,70.
"Sentimen benar-benar bullish. Ada beberapa faktor utama yang mendorong harga emas saat ini. Faktor utamanya adalah ekspektasi penurunan suku bunga AS,” kata Analis Pasar Keuangan Capital.com, Kyle Rodda.
Ia menambahkan, prospek jangka pendek sangat bergantung pada data inflasi ini. Jika hasilnya sedikit lebih tinggi, penurunan suku bunga dapat sedikit mereda dan memicu pullback di pasar yang secara teknikal overbought.
Data inflasi harga produsen AS yang akan dirilis pukul 12.30 GMT, dan data inflasi harga konsumen pada Kamis akan dicermati untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang arah suku bunga the Fed.
Kenaikan Harga Emas pada 2025
Sementara itu, ekonomi AS diperkirakan menciptakan 911.000 lapangan kerja lebih sedikit dalam 12 bulan hingga Maret dibandingkan perkiraan sebelumnya, demikian disampaikan Pemerintah AS pada Selasa pekan ini.
Hal ini menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja sudah tersendat sebelum tarif impor agresif Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Data penggajian nonpertanian AS yang dirilis pekan lalu juga menunjukkan melemahnya kondisi pasar tenaga kerja, dan memperkuat alasan untuk penurunan suku bunga pada pertemuan kebijakan the Fed pada September 2025.
Pasar sepenuhnya mengantisipasi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin, sementara itu, kemungkinan penurunan lebih besar sebesar 50 basis poin berada di kisaran 6%, menurut FedWatch Tool dari CME Group.
Adapun emas yang tidak memberikan imbal hasil biasanya berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah.
Seiring kenaikan harga emas itu, harga emas telah naik 38% sepanjang 2025. Kenaikan harga emas berlanjut seiring pada 2024 naik 27%.
Lonjakan harga emas didorong sejumlah faktor antara lain melemahnya dolar Amerika Serikat, akumulasi bank sentral yang kuat, pengaturan moneter yang dovish, dan meningkatkan ketidakpastian global.
Masih Menarik Investasi di Emas?
Lalu seiring harga emas dunia yang terus menguat, masih menarik investasi di emas?
Pengamat mata uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi menuturkan, investasi di emas masih menarik meski harga emas dunia terus cetak rekor.
Ia mengatakan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan menjabat hingga 2029 menjadi salah satu faktor pendukung kenaikan harga emas dunia dan logam mulia. Ia menuturkan, selama Presiden AS Donald Trump akan mendorong ketidakpastian global karena perang dagang dan ketegangan geopolitik akan meningkat.
Amerika Serikat alami kondisi berbeda saat ini karena defisit. Donald Trump ingin meningkatkan ekonomi Amerika Serikat melalui perang dagang karena neraca dagang AS alami defisit,” kata Ibrahim saat dihubungi Liputan6.com.
Selain itu, selama Trump menjabat, Ibrahim menuturkan, ketegangan geopolitik meningkat lantaran turut campur dengan negara lain. Tak hanya itu, Trump yang juga intervensi terhadap kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).
"Trump selalu intervensi the Fed untuk mengubah suku bunga. Tapi the Fed mencermati inflasi kalau masih tinggi, suku bunga akan bertahan,” kata dia.
Didukung Prediksi Harga Emas dari Lembaga Keuangan Global
Ibrahim juga mengatakan, prediksi lembaga keuangan Amerika Serikat terhadap harga emas juga turut mendukung investasi di emas. Salah satunya Goldman Sachs yang prediksi harga emas dapat mencapai USD 5.000 karena kondisi geopolitik.
"Geopolitik di Eropa masih memanas. NATO dan AS masih memberikan senjata ke Ukraina,” kata dia.
Di sisi lain, Ibrahim menuturkan untuk masuk ke emas memang sebaiknya membeli saat harga emas sedang turun. Namun, ia mengingatkan calon investor dan investor juga dapat membeli emas dan logam mulia seiring prediksi harga emas yang masih naik.
"Beli emas dengan memakai uang dingin atau uang bukan untuk belanja dan kebutuhan sehari-hari dan bukan utang. Jadi 3-5 tahun diharapkan dapat untung. Jangan pakai utang beli emas karena banyak beli emas pakai utang, terus dikejar-kejar untuk bayar pinjaman. Karena butuh uang akhirnya dijual (emas-red)," kata dia.