Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM atau Bahan Bakar Minyak mulai 1 September 2025. Penurunan harga ini berlaku untuk untuk BBM seperti jenis Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex. Sedangkan untuk Pertamax dan Pertamax Green tak mengalami perubahan harga.
Penyesuaian harga BBM Pertamina ini untuk mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
Mengutip laman resmi Pertamina, Minggu (31/8/2025), harga BBM jenis Pertamax di daerah Jawa dan Bali masih dipatok Rp 12.200 per liter. Sedangkan untuk harga Pertamax Turbo untuk wilayah yang sama turun menjadi Rp 13.100 per liter dari sebelumnya di harga Rp 13.200 per liter.
Untuk Pertamax Green 95 masih dijual Rp 13.250 per liter. Sedangkan harga BBM Dexlite turun dari Rp 13.850 per liter menjadi Rp 13.600 per liter dan Pertamina Dex turun dari Rp 14.150 per liter menjadi Rp 13.850 per llter.
Daftar Harga BBM Pertamina per 1 September 2025
Berikut daftar harga BBM Pertamina 1 September 2025 di wilayah Jawa dan Bali
- Pertalite Rp 10.000 per liter
- Pertamax Rp 12.200 per liter
- Pertamax Turbo Rp 13.100 per liter (turun dari sebelumnya Rp 13.200)
- Pertamax Green 95 Rp 13.000 per liter
- Dexlite Rp 13.600 per liter (turun dari sebelumnya Rp 13.850)
- Pertamina Dex Rp 13.850 per liter (turun dari sebelumnya Rp 14.150)
Impor Minyak Mentah dan LPG dari AS, Bahlil Jamin Harga BBM Subsidi Tak Naik
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan, Indonesia bakal melakukan impor energi dari Amerika Serikat (AS) untuk komoditas minyak mentah (crude) dan LPG, termasuk impor BBM. Dengan nilai di kisaran USD 10-15 miliar.
Proposal ini diajukan seiring dengan kesuksesan pemerintah melobi Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump untuk menurunkan impor tarif dari barang-barang Indonesia ke Negeri Paman Sam, dari 32 persen menjadi 19 persen.
"Sudah barang tentu dalam negosiasi itu salah satu materinya adalah proposal Indonesia kepada Amerika, yang membeli kurang lebih sekitar USD 10-15 miliar (untuk) LPG, kemudian BBM dan crude," jelas Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (18/7/2025).
Adapun sebelumnya, Indonesia banyak melakukan impor BBM dari negara tetangga, Singapura. Namun demi negosiasi tarif Trump, Pemerintah RI coba mengalihkannya untuk mendatangkan langsung dari Amerika Serikat.
Upaya itu ditengarai bakal membuat ongkos transportasi untuk mendatangkan LPG dan BBM impor menjadi lebih tinggi. Kendati begitu, Bahlil menjamin pemerintah telah membuat hitungan agar skenario tersebut tidak sampai mengganggu alokasi subsidi untuk barang-barang seperti LPG 3 kg hingga Pertalite.
"Semuanya kita akan hitung sesuai dengan harga keekonomian yang sama. Harus saling menguntungkan. Dan, kita pingin negara kita juga mendapatkan harga yang seefisien mungkin," urai Bahlil.
Berikan Arahan Teknis Pada Pertamina
Untuk itu, Kementerian ESDM nantinya bakal memberikan arahan teknis kepada Pertamina, selaku Holding BUMN penyalur komoditas energi bersubsidi semisal LPG 3 kg dan BBM jenis Pertalite.
Sehingga, impor energi dari Amerika Serikat nantinya tidak sampai merusak harga LPG dan BBM subsidi.
"Dengan proses deal negosiasi ini, maka kami dari ESDM sudah harus melakukan langkah-langkah dalam rangka menindaklanjuti, dengan khususnya Pertamina. Setelah itu baru saya akan melaporkan perkembangan terhadap perkembangan terakhir," tuturnya.