Liputan6.com, Palangkaraya - Swasembada pangan kembali ditegaskan sebagai agenda penting bangsa. Presiden Prabowo Subianto menilai kedaulatan pangan merupakan fondasi utama kekuatan nasional. Meski Indonesia dianugerahi lahan subur dan sumber daya alam melimpah, tantangan di sektor pertanian masih besar. Jumlah tenaga kerja pertanian terus menurun, lahan panen makin menyusut, ditambah perubahan iklim yang kerap menekan produktivitas.
Krisis pangan global pada 2023 menjadi pengingat serius. Kala El Niño melanda, produksi beras nasional merosot tajam, sementara negara produsen lain menutup keran ekspor. Akibatnya, harga beras di Indonesia melambung ke titik tertinggi sepanjang sejarah. Dalam situasi itulah mekanisasi pertanian hadir sebagai solusi. Data FAO menunjukkan, penggunaan alat mesin pertanian modern (Alsintan) bisa meningkatkan produktivitas hingga 50 persen sekaligus menekan kehilangan hasil panen sampai 60 persen.
Sebagai langkah nyata, Harfia Construction Machinery melalui unit HTR-855 menggelar Temu Tani & Pelatihan Traktor HTR-855 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Senin (21/7/2025). Kegiatan ini diikuti puluhan petani penerima bantuan Alsintan dengan pendampingan langsung dari tim teknis Harfia serta dukungan Dinas Pertanian setempat.
Materi yang diberikan meliputi cara pengoperasian traktor, perawatan harian (P2H), hingga pemanfaatan implement tambahan seperti rotavator. Para petani juga diajak berdiskusi mengenai tantangan sehari-hari di lahan mereka.
“Selama ini kami mengolah tanah dengan cara tradisional. Setelah mencoba traktor ini, pekerjaan jadi lebih cepat, hasilnya pun lebih merata,” kata Slamet, salah satu petani peserta pelatihan.
Tak hanya pelatihan lapangan, Harfia juga menyiapkan kanal edukasi digital melalui YouTube Harfia Machinery. Petani di berbagai daerah kini dapat mengakses tutorial penggunaan dan perawatan Alsintan kapan pun. Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto juga sempat mencoba langsung unit lain, Combine Harvester HRC-110 MAX, dalam panen raya di Majalengka pada April 2025. Kehadiran Presiden kala itu menegaskan pentingnya mekanisasi untuk memperkuat produktivitas pertanian nasional.
Harfia menegaskan bahwa transformasi pertanian tidak sekadar menghadirkan alat, tetapi juga edukasi dan kolaborasi. Sinergi antara pemerintah, penyedia Alsintan, serta petani dinilai menjadi kunci dalam mewujudkan swasembada pangan Indonesia.