Emas Jadi Biang Kerok Penyumbang Inflasi April 2025, Tertinggi dalam 20 Bulan

17 hours ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan kelompok kedua yang turut menyumbang inflasi pada April 2025 adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya, yang mencatatkan inflasi sebesar 2,46% dengan andil inflasi sebesar 0,16%.

Penyumbang utama inflasi dalam kelompok ini adalah emas perhiasan. Komoditas ini mencatatkan tingkat inflasi tertinggi sepanjang 20 bulan terakhir, seiring dengan peningkatan harga emas dunia yang mempengaruhi harga perhiasan emas di pasar domestik.

"Komoditas yang menyumbang andil inflasi terbesar dalam kelompok ini adalah emas perhiasan. Komoditas emas perhiasan mengalami inflasi pada April 2025 dengan tingkat inflasi tertinggi selama 20 bulan inflasi berturut-turut," jelas Pudji dalam konferensi pers rilis Berita Resmi Statistik, Jumat (2/5/2025).

Kenaikan harga emas global yang signifikan menyebabkan lonjakan harga emas perhiasan, yang turut berkontribusi pada angka inflasi yang tercatat di bulan April 2025.

"Meningkatnya inflasi emas perhiasan terjadi seiring dengan kenaikan harga emas dunia," ujarnya.

Tarif Listrik Penyumbang Utama Inflasi April 2025

Adapun tarif listrik tercatat sebagai komoditas yang paling dominan dalam mendorong inflasi. Tarif listrik mengalami inflasi signifikan sebesar 26,99 persen pada April 2025, yang menyumbang andil inflasi sebesar 0,97 persen secara nasional.

Angka ini meskipun tinggi, tetap lebih rendah dibandingkan inflasi tarif listrik pada bulan Maret 2025. Kenaikan tersebut bukan disebabkan oleh peningkatan konsumsi listrik, melainkan oleh faktor teknis penyesuaian tarif.

"Komoditas tarif Listrik mengalami inflasi pada April 2025 sebesar 26,99 persen dan andil inflasi sebesar 0,97 persen. Tingkat inflasi ini lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi pada Maret 2025," jelasnya.

Pudji menjelaskan, inflasi tarif listrik disebabkan oleh berakhirnya kebijakan diskon tarif sebesar 50 persen yang diberlakukan pada periode sebelumnya. Diskon ini diberikan untuk pelanggan pascabayar dan berlaku hingga Maret 2025. Mulai April 2025, tarif kembali ke harga normal.

"Sehingga tagihan Maret 2025 dibayarkan April 2025 yang sudah kembali menggunakan tarif normal," ujarnya.

Inflasi April 2025

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada April 2025 terjadi inflasi month-to-month (m-to-m) sebesar 1,17 persen dan tingkat inflasi year-to-date (y-to-d) April 2025 sebesar 1,56 persen, inflasi year-on-year (y-on-y) sebesar 1,95 persen dengan indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,47.

"Pada April 2025 terjadi inflasi sebesar 1,17 persen secara bulanan atau month to month atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 107,22 pada Maret 2025 menjadi 184,7 pada April 2025. Secara year on year terjadi inflasi 1,95 persen dan secara tahun kalender terjadi inflasi 1,56 persen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Pudji Ismartini, dalam konferensi pers rilis Berita Resmi Statistik, Jumat (2/5/2025).

Komoditas dominan yang mendorong inflasi pada kelompok ini adalah tarif listrik, yang memberikan andil inflasi sebesar 0,97 persen. Komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi adalah emas perhiasan dengan andil inflasi sebesar 0,16 persen. Kemudian bawang merah dengan andil inflasi 0,06 persen, cabai merah dengan andil inflasi 0,04 persen, dan tomat dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen.

"Selain itu, terdapat komoditas yang masih memberikan andil deflasi pada April 2025, di antaranya cabai rawit dengan andil deflasi sebesar 0,08 persen, daging ayam ras dengan andil deflasi sebesar 0,06 persen, dan telur ayam ras dengan andil deflasi 0,04 persen," ujarnya.

Diskon Tarif Listrik Berakhir, Imbasnya April Alami Inflasi 1,17%

Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini menyampaikan berdasarkan data historis dalam lima tahun terakhir, pola inflasi setelah Lebaran menunjukkan tren yang cenderung lebih rendah dibandingkan saat bulan Ramadhan dan menjelang hari raya Lebaran.

Tren ini kembali terbukti pada April 2025, di mana tingkat inflasi nasional tercatat sebesar 1,17 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi pada Maret 2025.

Pudji menuturkan, penurunan tingkat inflasi setelah Lebaran merupakan fenomena musiman yang secara konsisten terjadi setiap tahun.

"Tingkat inflasi pasca lebaran pada April 2025 adalah sebesar 1,17 persen, lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi Maret 2025," kata Pudji dalam konferensi pers rilis Berita Resmi Statistik, Jumat (2/5/2025).

Meskipun demikian, beberapa kelompok pengeluaran tetap memberikan andil terhadap inflasi April 2025. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga menjadi penyumbang terbesar terhadap inflasi bulan ini, dengan kontribusi sebesar 0,98 persen.

"Inflasi pada April 2025, utamanya disumbang oleh Kelompok Perumahan, Air, Listrik danBahan Bakar Rumah Tangga dengan andil inflasi sebesar 0,98 persen," ujarnya.

Tarif Listrik Pendorong Inflasi April 2025

Pudji menjelaskan, pada kelompok ini, tarif listrik tercatat sebagai komoditas yang paling dominan dalam mendorong inflasi. Tarif listrik mengalami inflasi signifikan sebesar 26,99 persen pada April 2025, yang menyumbang andil inflasi sebesar 0,97 persen secara nasional.

Angka ini meskipun tinggi, tetap lebih rendah dibandingkan inflasi tarif listrik pada bulan Maret 2025. Kenaikan tersebut bukan disebabkan oleh peningkatan konsumsi listrik, melainkan oleh faktor teknis penyesuaian tarif.

"Komoditas tarif Listrik mengalami inflasi pada April 2025 sebesar 26,99 persen dan andil inflasi sebesar 0,97 persen. Tingkat inflasi ini lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi pada Maret 2025," jelasnya.

Pudji menjelaskan bahwa inflasi tarif listrik disebabkan oleh berakhirnya kebijakan diskon tarif sebesar 50 persen yang diberlakukan pada periode sebelumnya. Diskon ini diberikan untuk pelanggan pascabayar dan berlaku hingga Maret 2025. Mulai April 2025, tarif kembali ke harga normal.

"Sehingga tagihan Maret 2025 dibayarkan April 2025 yang sudah kembali menggunakan tarif normal," ujarnya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |