Liputan6.com, Jakarta Danantara Indonesia menegaskan komitmennya untuk menjalankan mandat sebagai lembaga investasi negara dengan standar tata kelola yang tinggi.
Managing Director Global Relations and Governance Danantara Indonesia Mohamad Al-Arief menekankan bahwa lembaganya selalu berpegang pada prinsip transparansi dan akuntabilitas. Ia juga menjelaskan, Danantara Indonesia sendiri beroperasi dengan struktur tata kelola yang jelas.
Seluruh keputusan investasi dan operasional diambil oleh Badan Pelaksana, di bawah pengawasan Dewan Pengawas. Struktur ini dirancang untuk memastikan keputusan strategis dijalankan sesuai kewenangan, dengan tetap menjunjung prinsip kehati-hatian.
“Dengan kerangka tata kelola yang kuat ini, kami ingin memastikan Danantara Indonesia tetap fokus pada mandat jangka panjang untuk menciptakan nilai, baik bagi Indonesia maupun mitra global kami,” kata Al-Arief dikutip dari Antara, Selasa (9/9/2025).
Ia menegaskan bahwa lembaga ini hadir bukan untuk menjadi simbol semata, tetapi sebagai instrumen nyata dalam menggerakkan transformasi ekonomi yang berkelanjutan.
Sebagai lembaga pengelola investasi negara, Danantara Indonesia menempatkan governance sebagai fondasi utama. Mekanisme check and balance antara Badan Pelaksana dan Dewan Pengawas dirancang untuk menjaga integritas setiap keputusan.
Dengan tata kelola yang kuat, Danantara Indonesia ingin membangun kepercayaan publik dan mitra internasional, sekaligus memastikan setiap langkah investasi memberikan manfaat jangka panjang yang sejalan dengan kepentingan nasional.
Danatara Minta Pertamina Bikin Direktorat Baru, Apa Tujuannya?
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) punya misi khusus di PT Pertamina (Persero). Salah satunya dengan hadirnya Direktorat Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis.
Direktorat ini baru saja hadir dalam jajaran dewan direksi Pertamina pada 12 Juni 2025 lalu usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Posisi Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis diisi oleh Agung Wicaksono.
"Sebuah mandat yang diberikan kepada direktorat baru ini, kepada tugas kami, untuk utamanya 3 pilar transformasi mendorong Pertamina ke arah yang baru," kata Agung dalam Indonesia Connect by Liputan6, ditulis Sabtu (6/9/2025).
Pertama, Pertamina diminta menjadi organisasi yang adaptif dengan perubahan-perubahan di dunia. Termasuk pada konteks tata kelola minyak dan gas bumi (migas) nasional.
"(Kedua) bukan hanya adaptif, tapi juga kita harus lebih mengarah kepada bisnis yang sustainable, yang ramah lingkungan, yang berkelanjutan," ucap Agung.
Ketiga, Pertamina perlu menghadirkan kebijakan strategis sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan target lainnya yang selaras.
"Tiga pilar ini menjadi kunci, menjadi mandat dari Danantara dan Kementerian BUMN selaku pemegang saham, dan Pertamina sekarang semakin kencang untuk menjalankan target tersebut," tandasnya.
Proyek Energi Digarap Danantara
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyerahkan dokumen pra studi kelayakan (feasibility study/FS) untuk 18 proyek prioritas hilirisasi dan ketahanan energi nasional kepada Danantara.
Total nilai investasi untuk 18 proyek tersebut mencapai USD 38,63 miliar, atau setara Rp 618,13 triliun. Dokumen pra-FS untuk proyek-proyek tersebut diserahkan oleh Bahlil yang juga menjabat sebagai Ketua Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, kepada CEO Danantara Rosan Roeslani, dalam sebuah acara seremonial di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (22/7/2025).
"Kami ada sekitar 18 proyek yang sudah siap pra-FS. Dengan total investasi sebesar USD 38,63 miliar, atau setara dengan Rp 618,13 triliun. Ini di luar ekosistem baterai mobil listrik," ujar Bahlil.