Biomassa Jadi Peluang Usaha Baru

11 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Pengusaha muda diajak untuk berperan dalam menyediakan energi bersih, dengan memproduksi biomassa yang akan digunakan untuk mendukung program cofiring. Yaitu pengurangan konsumsi batu bara sebagai bahan bakar PLTU.

Komisaris Utama PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) Nikson Silalahi mengatakan, biomassa untuk cofiring PLTU merupakan peluang usaha baru, sehingga pengusaha muda yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) bisa berperan dalam memasok energi primer yang berasal dari limbah tersebut.

“Pada 2020 hanya ada tiga jenis biomassa yang bisa digunakan untuk cofiring. Kini di tahun 2025 sudah berkembang menjadi 14 jenis biomassa yang dapat dimanfaatkan. Artinya, peluang usaha dan nilai jualnya semakin besar,” kata Nikson, Minggu (31/8/2025).

Nikson mengungkapkan, suplai biomassa bukan hanya berkontribusi pada transisi energi nasional, tetapi juga mampu menggerakkan ekonomi kerakyatan. Apalagi saat ini jumlah jenis biomassa yang dapat diolah menjadi energi terbarukan semakin banyak.

Lebih lanjut, ia mengajak para pengusaha muda untuk tidak hanya menjadi pemasok bahan baku, tetapi juga mengambil peran lebih besar dalam rantai pasok biomassa.

"Saya ajak para pengusaha muda ini untuk menangkap peluang ini menjadi sumber energi tidak hanya dapat membantu pemerintah tapi bisa menjadi sumber pendapatan bagi anak-anak bangsa," tambahnya.

Wadah Pengusaha Muda yang Kreatif

Menurut Nikson, HIPMI dan ASPEBINDO adalah wadah pengusaha muda yang kreatif dan inovatif, sehingga memiliki kapasitas besar untuk menjadi kolaborator dan motor penggerak bisnis energi terbarukan berbasis biomassa.

"Sebagai kumpulan pengusaha muda Indonesia, tentunya kita percaya HIPMI dan ASPEBINDO adalah orang-orang yang kreatif yang bisa menangkap peluang ini," jelasnya.

Tentu, dalam kolaborasi ini kata Nikson, pengusaha muda ini bisa secara langsung menjadi pemasok biomassa ke PLTU yang dilayani PLN Grup, termasuk di dalam skema rantai pasok biomassa ini, bisa berinvestasi membangun fasilitas produksi, blending facility, serta membangun stockpile biomassa sebagai main hub atau subhub.

"PLN EPI sangat terbuka dengan senang hati dan responsibilitas untuk bekerja sama dengan pengusaha-pengusaha muda ini," pungkasnya.

3 Juta Ton Biomassa Gantikan Batu Bara Sebagai Energi PLTU

Sebelumnya, PLN Energi Primer Indonesia (EPI) gencar memanfaatkan energi biomassa sebagai subtitusi energi untuk mengurangi penggunaan batu bara pada PLTU. Dengan demikian, target konsumsi 3 juta ton pada tahun ini bisa tercapai.

Komisaris Utama PLN Energi Primer Indonesia (EPI) Nikson Silalahi mengatakan, sampai bulan Juli 2025, PLN Energi Primer Indonesia sudah memasok hampir 1,2 juta ton, atas capaian ini menimbulkan optimisme target 3 juta ton biomassa tahun ini untuk cofiring PLTU PLN bisa tercapai.

“Kami bekerja keras supaya sampai Desember 2025 nanti apa yang menjadi target 3 juta ton bisa tercapai,” kata Nikson, Sabtu (30/8/2025)

Menurut Nikson, untuk mengelola rantai pasok biomassa hingga sampai ke PLTU, PLN EPI telah membangun ekosistem rantai pasok biomassa yang terintegrasi dari hulu ke hilir melalui empat hal.

Pertama, mencakup penanaman tanaman energi di lahan kering dan marginal melalui pendekatan berbasis masyarakat (koperasi, BUMDes, Gapoktan). Kedua, pemanfaatan limbah pertanian, perkebunan, dan kehutanan sebagai bahan baku biomassa.

Ketiga, pengembangan infrastruktur logistik atau supply chain yang terdiri dari Sub Hub, Hub, dan Main Hub untuk pengumpulan, pengolahan, dan distribusi biomassa ke pembangkit listrik.

“Serta keempat melibatkan koperasi sebagai penghubung antara petani dan fasilitas pengolahan serta untuk memperkuat ketahanan pasokan,” ungkap Nikson.

Kebutuhan Biomassa

Pada kesempatan itu juga, Nikson menjelaskan untuk memenuhi kebutuhan biomassa sebesar 10,2 juta ton per tahun hingga 2025, PLN EPI telah melakukan sejumlah langkah-langkah seperti mengimplementasikan program Green Economy Village (GEV) di berbagai daerah, seperti Gunung Kidul, Cilacap, dan Tasikmalaya, dengan total penanaman lebih dari 953.000 bibit tanaman energi di lahan seluas lebih dari 760 hektar.

Selain itu PLN EPI juga mengembangkan sistem pertanian terpadu (integrated farming system) yang menggabungkan tanaman energi, pangan, dan peternakan. Program ini telah melibatkan lebih dari 1.000 petani dan puluhan kelompok tani dalam penanaman dan pemanfaatan biomassa, serta menargetkan 52 PLTU untuk implementasi cofiring, dengan realisasi di 48 lokasi hingga kuartal kedua 2025.

Nikson juga menjelaskan bahwa PLN EPI terus mengembangkan teknologi cofiring, yaitu dengan melakukan pencampuran biomassa dengan batubara di PLTU sebagai solusi transisi energi yang cepat dan efisien.

Program ini memberikan hasil yang positif berupa pengurangan emisi CO₂ sebesar 3,3 juta ton per tahun pada tahun 2025, peningkatan efisiensi energi dengan nilai kalori biomassa yang terus meningkat (hingga 3.138 kCal/kg).

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |