600 Karyawan Unit AI Meta Kena PHK, Sinyal Perubahan Arah Strategi Besar

10 hours ago 9

Liputan6.com, Jakarta - Meta Platforms, perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp, kembali melakukan langkah besar. Kali ini, sekitar 600 karyawan di unit kecerdasan buatan (AI) harus mengangkat kaki dari perusahaan tersebut. Langkah ini merupakan bagian dari upaya Meta untuk memperkuat arah strategi dan efisiensi operasional di tengah ketatnya persaingan industri AI global.

Kabar ini diungkapkan langsung oleh juru bicara Meta pada Rabu (22/10/2025). Kabar pemutusan Hubungan Kerja (PHK) 600 karyawan tersebut diumumkan melalui memo internal yang dikirimkan oleh Alexandr Wang, Kepala AI Meta yang baru bergabung pada Juni lalu.

Wang direkrut setelah Meta menginvestasikan dana sebesar USD 14,3 miliar ke Scale AI, perusahaan rintisan yang bergerak di bidang pengolahan data dan pelatihan model kecerdasan buatan.

Menurut laporan CNBC, Kamis (23/10/2025), kebijakan PHK ini akan berdampak pada beberapa bagian penting dalam organisasi, seperti unit infrastruktur AI, Fundamental AI Research (FAIR), serta sejumlah posisi yang berhubungan langsung dengan pengembangan produk berbasis AI. Namun, tidak semua tim merasakan dampaknya.

Sumber internal Meta menyebut bahwa unit TBD Labs, yang berisi para peneliti dan insinyur AI kelas dunia hasil akurasi terbaru di bawah Arah Wang, tidak terkena PHK.

Keputusan ini mencerminkan strategi CEO Mark Zuckerberg untuk mempertahankan talenta baru yang dinilai memiliki kemampuan unggul, sambil memangkas struktur lama yang dianggap terlalu gemuk dan tumpang tindih.

Promosi 1

Restrukturisasi Besar Demi Superintelligence Labs

Seiring dengan pemangkasan tersebut, Meta juga memperkuat fokusnya pada unit baru bernama Superintelligence Labs. Unit ini merupakan hasil penyatuan beberapa divisi lama dan kini beranggotakan sekitar 3.000 orang setelah gelombang PHK terbaru.

Superintelligence Labs dipimpin langsung oleh Alexandr Wang bersama Nat Friedman, mantan CEO GitHub. Keduanya dipercaya oleh Zuckerberg untuk memimpin arah pengembangan kecerdasan buatan Meta menuju level yang lebih tinggi.

Langkah ini juga disebut sebagai bentuk kekecewaan Zuckerberg terhadap perkembangan Meta di bidang AI selama beberapa bulan terakhir. Peluncuran model Llama 4 pada April lalu, yang diharapkan menjadi pesaing utama OpenAI dan Google, justru mendapat sambutan yang biasa-biasa saja dari kalangan pengembang.

Kekecewaan tersebut membuat Zuckerberg mengambil langkah lebih tegas yaitu merampingkan tim, menghapus birokrasi yang dianggap menghambat, serta memberikan kendali penuh kepada Wang untuk mengarahkan strategi perusahaan dalam pengembangan AI.

Pesangon dan Masa Pemberitahuan

Karyawan yang terdampak akan memasuki masa pemberitahuan hingga 21 November 2025, di mana mereka tidak diwajibkan lagi untuk bekerja. Dalam pesan internal yang dilihat CNBC, pihak Meta menyampaikan bahwa selama periode tersebut, akses internal karyawan akan dicabut, namun mereka diperbolehkan menggunakan waktu itu untuk mencari posisi lain di dalam perusahaan.

Sebagai bentuk kompensasi, Meta akan memberikan pesangon selama 16 minggu, ditambah dua minggu tambahan untuk setiap tahun masa kerja yang telah dijalani, dengan pengurangan sesuai masa pemberitahuan.

Langkah PHK ini dinilai menjadi bagian dari kebijakan efisiensi jangka panjang Meta, yang sebelumnya juga telah memangkas ribuan pekerja di berbagai divisi, termasuk Reality Labs unit yang mengembangkan proyek metaverse.

Investasi Besar-Besaran untuk Infrastruktur AI

Meski memangkas tenaga kerja, Meta justru terus menggelontorkan dana besar untuk memperkuat infrastruktur AI-nya. Meta mengumumkan kerja sama senilai USD 27 miliar dengan Blue Owl Capital. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun pusat data raksasa bernama Hyperion di pedesaan Louisiana, Amerika Serikat.

Fasilitas ini diproyeksikan memiliki skala yang sangat besar hingga diklaim akan mencakup area “sebagian besar wilayah Manhattan.” Proyek ini merupakan bagian dari upaya Meta untuk memperluas kapasitas komputasi AI yang dapat menopang pelatihan model-model bahasa dan multimodal canggih di masa depan.

Dalam laporan pendapatan kuartal kedua yang dirilis pada Juli lalu, Meta juga memperkirakan total pengeluaran perusahaan untuk tahun 2025 akan mencapai USD 114 miliar hingga USD 118 miliar, melampaui batas bawah proyeksi sebelumnya.

Pihak perusahaan menyebut bahwa belanja besar ini akan terus meningkat di tahun 2026 karena berbagai inisiatif AI diperkirakan “menghasilkan tingkat pertumbuhan pengeluaran tahunan yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.”

Persaingan Ketat di Dunia Kecerdasan Buatan

Langkah agresif Meta untuk merestrukturisasi tim AI nya tidak lepas dari tekanan persaingan dengan para raksasa teknologi lain seperti OpenAI, Microsoft, dan Google. Ketiganya telah lebih dulu mendominasi industri AI global melalui produk seperti ChatGPT, Copilot, dan Gemini.

Zuckerberg tampaknya berambisi menjadikan Meta sebagai pemain utama di bidang ini, terutama setelah strategi metaverse yang sempat digadang-gadang beberapa tahun lalu tidak mencapai hasil signifikan. Kini, fokus perusahaan beralih ke kecerdasan buatan dan infrastruktur data berskala besar.

Meta dijadwalkan akan melaporkan hasil kinerja kuartal ketiga pada minggu depan. Banyak pengamat menantikan bagaimana kebijakan efisiensi dan fokus baru pada Superintelligence Labs akan memengaruhi performa keuangan perusahaan.

Bagi Zuckerberg, masa depan Meta tampaknya akan ditentukan oleh keberhasilan perusahaan dalam membangun fondasi AI yang kuat. Dengan investasi besar, restrukturisasi internal, dan kepemimpinan baru di bawah Alexandr Wang, Meta berharap bisa mengejar ketertinggalannya dari pesaing dan membuka babak baru dalam sejarah teknologi global.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |