Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan kualitas beras dan jagung asal Indonesia tidak kalah dengan negara manapun. Padahal, dia telah melihat kecanggihan sektor pertanian negara maju, seperti Belanda.
Dia mengisahkan, belum lama ini meninjau teknologi pertanian yang diterapkan di Belanda. Namun, Sudaryono bilang Indonesia tak kalah pada segi kualitas beras dan jagung dari Negara Kincir Angin itu.
"Saya datang ke Belanda dengan premis bahwa pertanian Belanda sangat maju. Kita datang kesitu, betul, sangat maju, khususnya untuk teknologi perbenihan dan teknologi green house untuk hortikultura," ungkap Sudaryono dalam Launching Agrinas Pangan Nusantara, di Jakarta, Rabu (14/5/2025).
"Begitu kita bicara beras, bicara jagung, maka saya meyakini bahwa penelitian di kampus-kampus, penelitian di kementerian-kementerian, penelitian di lembaga-lembaga riset kita, khusus untuk perberasan dan perjagungan kita lebih advance dari negara mana pun," tambahnya.
Dia mengakui kehebatan Belanda dengan menjadi eksportir sayuran, buah-buahan, hingga bunga ke senatero Eropa. Belanda pun dinobatkan sebagai eksportir pertanian terbesar kedua di dunia.
"Apa yang ingin saya sampaikan? Belanda karena memang dia berhorti-horti (berkebun), karena dia eksportir sayuran, eksportir buah-buahan, eksportir bunga di seluruh Eropa. Dia adalah eksportir perdagangan agrikultur atau pertanian terbesar kedua, tapi tidak dagang beras," tuturnya.
Apa Buktinya?
Wamentan Sudaryono membeberkan bukti perberasan Indonesia lebih baik dari negara lain. Salah satunya adalah hasil penelitian untuk mengembangkan benih varietas padi guna menghasilkan produktivitas yang maksimal.
Hal ini ditemukannya dari hasil penelitian di Institut Pertanian Bogor (IPB). Dia mendapati ada temuan varietas padi dengan potensi produksi 12 ton per hektate.
"Saya baru saja, sebelum dari sini, saya baru saja ke IPB. Dari tadi pagi kami ke IPB untuk launching varietas padi dengan varietas yang baik. Panenan 12 ton 1 hektare, rasanya lebih enak, tahan hama, dan sebagainya," ujarnya.
Perlu Manajemen yang Efektif
Melihat potensi besar tersebut, Sudaryono meminta semua pihak untuk tidak rendah diri. Asalkan, sektor pertanian di Tanah Air digarap dengan pengelolaan yang efektif.
"Kita tidak boleh rendah diri. Negara kita ini negara hebat, isinya orang-orang pintar dan pekerja keras. Kita tidak kalah jauh sama banyak negara," kata dia.
"Hanya yang diperlukan adalah pengelolaan manajemen yang efektif, manajemen yang efisien," imbuh Sudaryono.
Menanti Kiprah Agrinas Pangan Nusantara
Dia menuturkan, BUMN Pangan seperti Agrinas Pangan Nusantara memiliki peran vital dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Mengingat setidaknya ada 425 ribu hektare lahan food estate yang akan digarapnya.
"Agrinas Pangan ini adalah satu simbol bagaimana negara, republik kita, menghadirkan manajemen di bidang pertanian yang modern, yang efisien, efektif, dan produktivitasnya tinggi," sebutnya.
"Jadi, tentu saja, kiprah dari Agrinas Pangan ini sangat kita nantikan," tandas Sudaryono.