Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) buka suara terkait beredarnya potret uang Rupiah edisi 80 Tahun Kemerdekaan RI di sejumlah platform media sosial.
BI mengungkapkan, uang tersebut bukan mata uang cetakan bank sentral dan pihaknya tidak menerbitkan uang Rupiah edisi 80 Tahun Kemerdekaan RI.
BI pun memastikan bahwa narasi terkait peredaran uang tersebut merupakan “hoax” atau kabar tidak benar.
“Hoaks: BI tidak menerbitkan uang Rupiah edisi 80 Tahun Kemerdekaan RI!,” demikian postingan BI yang dipublikasikan di platform media sosial X, Jumat (20/6/2025).
“#SobatRupiah, belakangan ini beredar video yg menampilkan uang dgn narasi Rupiah edisi “80 Tahun Kemerdekaan RI” dgn gambar Ir. Soekarno, bendera Merah Putih, peta Indonesia, Garuda Pancasila, serta tulisan dan angka “80 NKRI”. Faktanya, informasi tersebut TIDAK BENAR!,” tulis BI.
Sebelumnya, beberapa akun di platform media sosial tampak membagikan unggahan video dan potret yang digadang-gadangkan menjadi uang Rupiah edisi 80 Tahun Kemerdekaan RI.
“Estetik! Begini Penampakan uang edisi khusus HUT RI ke-80 Tahun,” demikian judul salah satu postingan itu.
Rupiah Lesu Dekati Kisaran Rp16.400 Usai The Fed Tahan Suku Bunga
Nilai tukar Rupiah (IDR) kembali melemah terhadap Dolar AS (USD) pada Kamis, 19 Juni 2025
“Pada perdagangan sore ini, mata uang Tupiah ditutup melemah 93 point, setelah sebelumnya sempat melemah 100 point di level Rp16.406 dari penutupan sebelumnya di level Rp16.312,” ungkap pengamat mata uang dan pasar komoditas, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (19/6/2025).
“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.400 - Rp16.460,” katanya.
Pelemahan Rupiah terjadi setelah Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakan utamanya tetap pada 4,25%–4,50%.
AS Buka Potensi Serangan Terhadap Iran, Rupiah Ambles
Selain itu, pelemahan Rupiah juga terjadi ketika pejabat senior AS sedang mempersiapkan serangan potensial terhadap Iran dalam beberapa hari mendatang.
Laporan Bloomberg menyebutkan, meskipun rencana masih belum pasti, beberapa pejabat menunjuk akhir pekan sebagai kemungkinan waktu untuk bertindak.
Sebelumnya, laporan Wall Street Journal menyebutkan bahwa Presiden AS Donald Trump telah memberi tahu para pembantu seniornya pada Selasa malam bahwa ia telah menyetujui rencana untuk menyerang Iran tetapi menghentikan tindakan tersebut untuk melihat apakah Teheran akan mundur dari ambisi nuklirnya.