Pertamina Raih Posisi Puncak Daftar Fortune Indonesia 100

2 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) dinobatkan menempati posisi nomor satu pada Fortune Indonesia 100. Sebuah penghargaan bagi 100 perusahaan dengan kinerja keuangan terbaik.

Corporate Secretary PT Pertamina (Persero) Arya Dwi Paramita mengatakan,  apresiasi ini mencerminkan komitmen Pertamina dalam bekerja dan menghasilkan kinerja yang positif, serta menjaga kedaulatan energi di Indonesia,” ungkapnya di sela acara Fortune Indonesia 100 Gala yang berlangsung di Jakarta, Jumat, 12 September 2025.

Sebagai perusahaan energi Tanah Air, Arya menuturkan, Pertamina senantiasa berupaya mengedepankan nilai-nilai yang optimal untuk mencapai Asta Cita, di mana swasembada energi menjadi salah satu perhatian utamanya.

Selama paruh pertama 2025, Pertamina mencatatkan kinerja operasional positif. Produksi minyak dan gas (migas) telah menembus angka 1 juta barel setara minyak (MBOEPD).

Pertamina juga senantiasa memastikan ketersediaan energi hingga pelosok Nusantara. Selain itu, Pertamina berupaya mendorong perekonomian nasional, melalui kontribusinya pada penerimaan negara yang mencapai Rp 225,6 triliun. Sebagai kontributor terbesar, penerimaan negara ini berasal dari dividen, pajak, dan pendapatan bukan pajak.

"Kontribusi Pertamina untuk Indonesia merupakan wujud nyata dari komitmen untuk mendukung tercapainya swasembada energi sesuai Asta Cita Pemerintah Indonesia," kata dia seperti dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (13/9/2025).

Daftar Fortune

FORTUNE Indonesia 100 merupakan apresiasi untuk 100 perusahaan terbesar di Indonesia berdasarkan pendapatan, dengan laporan keuangan yang telah diaudit. Berdasarkan situs Fortune Indonesia 100, Pertamina menduduki posisi nomor 1 dengan mencatatkan pendapatan tahun 2024 sebesar Rp1.200 triliun, tertinggi dibanding perusahaan lain.

"Di Fortune Indonesia, kami telah menghadirkan daftar Fortune 100 selama empat tahun terakhir. Daftar ini telah menjadi tolok ukur pencapaian korporasi di negeri ini,” jelas COO IDN, William Utomo. IDN merupakan penyelenggara Fortune Indonesia 100.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).

Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

Pertamina Temukan Cadangan Migas Baru 724 Juta MMBOE di Rokan

Sebelumnya, semester pertama 2025, PT Pertamina (Persero) mampu meningkatkan kinerja operasional dan menjaga kinerja keuangan tetap positif. Penguatan kinerja operasional Pertamina dilakukan dalam rangka mendorong tercapainya swasembada energi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi Indonesia, sesuai target Asta Cita Pemerintah Indonesia. 

Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri bersama seluruh jajaran direksi Holding dan Subholding Pertamina, pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Kamis 11 September 2025. 

Hingga Juli 2025, Simon mengungkapkan, Pertamina berhasil menjaga produksi migas di atas 1 juta barrel setara minyak per hari (BOEPD). Pertamina juga berhasil meningkatkan cadangan migas baru untuk mendukung ketahanan energi secara berkelanjutan. 

Program Strategis

“Pertamina mencatat beberapa capaian, di antaranya temuan cadangan migas baru sebesar 724 juta barrel setara minyak (MMBOE) di wilayah kerja Rokan,” ujar Simon.  

Simon menegaskan, pada periode paruh pertama tahun 2025, Pertamina telah berhasil menjalankan berbagai program strategis seperti memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) pertama di Asia Tenggara dengan kapasitas produksi 9,000 Barrel per Day, pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai dengan kapasitas 800 GWh serta revitalisasi tangki Arun dengan kapasitas 127.200 m³ yang ditargetkan selesai pada akhir 2025.

“Pertamina SAF merupakan bahan bakar pesawat berkelanjutan yang dihasilkan melalui teknologi co-processing antara Kerosene (minyak tanah) dan Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah. Ekosistem bisnis UCO SAF bukan hanya mendukung swasembada energi nasional namun juga mampu mendorong perekonomian mikro dan ekonomi sirkuler,” ujar Simon. 

Program Strategis Lain

Program strategis lainnya adalah menjalankan proyek Palawan di Filipina dengan kapasitas 285 MW serta meluncurkan Pertamax Green 95 di 160 outlet dengan volume penjualan 4,83 ribu KL sampai dengan bulan Juli 2025.

Pertamina juga berhasil menjaga kinerja keuangan tetap positif meskipun menghadapi penurunan parameter yang signifikan pada harga minyak mentah, solar, dan kurs Dolar AS dibandingkan dengan periode 2024. 

Simon mengungkapkan, hingga Juli 2025, Pertamina mencatat pendapatan USD 40,9 miliar atau setara Rp 672 Triliun, dengan EBITDA USD 6,2 miliar (setara Rp 102,8 Triliun). 

“Pertamina mampu mempertahankan kinerja keuangan dan operasional yang handal melalui berbagai upaya dan respon strategis,” tambahnya.

Pertamina sebagai perusahaan energi nasional berkomitmen mendukung target Net Zero Emission 2060 melalui program-program berkelanjutan yang berdampak nyata bagi pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), sejalan dengan penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasinya.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |