Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka suara soal ramainya bahan bakar minyak (BBM) alternatif dari tumbuhan. Menyusul ramainya dibicarakan soal Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Bos! (Bobibos), yang diklaim jadi alternatif BBM.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas), Kementerian ESDM, Laode Sulaeman pada dasarnya mengapresiasi inovasi anak bangsa yang menemukan bahan bakar kendaraan. Meski begitu, untuk benar-benar bisa jadi bahan bakar, perlu proses sertifikasi yang cukup panjang.
"Saya tidak berani menyebut nama dan lain-lain.Saya juga tidak ingin mengurangi apresiasi saya terhadap inovasi anak bangsa," kata Laode, ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (7/11/2025).
"Tapi seperti saya jelaskan tadi, untuk menguji suatu BBM lalu menjadi bahan bakar, itu minimal 8 bulan. Baru kita bisa putuskan apakah ini layak atau tidak layak," sambungnya.
Laode menuturkan, memang ada pihak yang mengusulkan uji ke laboratorium milik Kementerian ESDM. Sekalipun hasil ujinya menunjukkan tingkat kandungan yang bisa digunakan sebagai bahan bakar, tapi belum sepenuhnya disebut resmi.
"Kalau minta uji berarti kan hasilnya laporan hasil uji, bukan sertifikasi ya. Ini saya perlu luruskan disini biar tidak terjadi simpang siur. Kemarin saya juga dapat, oh sudah disertifikasi. Saya luruskan disini bahwa ini belum disertifikasi," tuturnya.
Bisa Kerja Sama
Laode menerangkan, agar bisa dinyatakan menjadi BBM resmi, maka perlu ada tahapan yang dijalankannya. Salah satu opsinya, badan usaha bekerja sama dengan Kementerian ESDM.
"Bisa dikerjasamakan. Jadi badan usaha, kerja sama dengan kementerian ESDM, kita siapkan bagaimana mekanisme ujinya dan lain-lain, baru bisa seperti itu," katanya.
Dia menerangkan lagi, banyak pihak yang sebelumnya sudah mencanangkan alternatif BBM, tak hanya Bobibos yang dibicarakan belakangan ini. "Seperti ini banyak, tapi kita tidak ingin menanggapi satu per satu lah. Saya ingin menyampaikan prosedur legal bagaimana suatu BBM tersebut disahkan oleh pemerintah untuk menjadi bahan bakar resmi," tandasnya.
Inovasi Bobibos
Sebelumnya, Bermula dari kegelisahannya saat masih muda. M Ikhlas Thamrin sebagai seorang mahasiswa melakukan aksi demonstrasi di depan Istana, Negara, Jakarta belasan tahun lalu.
Ikhlas menuntut agar kala itu, Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). "Namun besoknya, Pak SBY tetap menaikkan harga BBM," kata Ikhlas.
Dari sini, Ikhlas mulai mencari cara bagaimana menciptakan bahan bakar yang murah untuk rakyat Indonesia. Selama bertahun-tahun, dia bertemu dengan orang-orang hebat. Uji coba demi uji coba dilakukan. Hingga akhirnya, dia dan tim menemukan BOBIBOS, bahan bakar orisinil buatan Indonesia Bos.
“Kami ingin membuktikan bahwa bangsa ini mampu berdiri di atas kaki sendiri melalui ilmu pengetahuan. Setelah lebih dari 10 tahun riset mandiri, akhirnya kami menghadirkan bahan bakar yang murah, aman, dan beremisi rendah,” ujar Ikhlas, Founder BOBIBOS saat peluncuran bahan bakar nabati tersebut, di Jonggol, Jawa Barat, Minggu (2/11/2025).
Sudah Diuji
Ikhlas mengatakan, BOBIBOS bukan bahan bakar yang belum diuji. Bahkan, Lembaga satu-satunya di Indonesia yang berhak meneliti dan menilai kualitas bahan bakar, Lemigas telah mengeluarkan hasil octane number BOBIBOS.
"Oktannya 98, emisinya pun nyaris nol," kata Ikhlas.
Ikhlas tak mau mengungkap bahan baku dasar untuk membuat BOBIBOS. Dia hanya menegaskan, bahan bakunya dari tanaman yang bisa didapat di mana saja di Indonesia. "BOBIBOS bukan hanya energi, tapi juga harapan. Kita ingin sawah tidak hanya menumbuhkan pangan, tetapi juga energi," imbuhnya.
Dengan demikian, Indonesia bisa memproduksi BOBIBOS dimana saja. Sehingga, biaya distribusi rendah. Tidak seperti saat ini, produksi kilang hanya bisa dilakukan di daerah tertentu. Otomatis, biaya distribusi tinggi. Belum lagi, proses bahan bakar dari fosil yang butuh triliunan rupiah. Merusak lingkungan.
"BOBIBOS cukup ditanam. Bisa dimana saja," kata dia.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4604347/original/063189700_1696849824-IMG-20231009-WA0015.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4906373/original/053041300_1722444798-Pertamina_Foundation_seleksi2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4282588/original/045207500_1672910856-Imbas_potensi_perlambatan_ekonomi_nilai_rupiah_melemah_terhadap_dollar-ANGGA_7.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5385925/original/080516200_1760949010-8__1_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4805071/original/032646600_1713422349-SPBU_bp_Raffles_Hills.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405695/original/067707400_1762495746-1000146370.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4512638/original/012614400_1690198813-pertamax-green-8.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4955210/original/084692100_1727494685-82edf2ca-5bb6-416f-821b-6a8cf9dcabef.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5406104/original/083954000_1762512179-77447094-c7c5-4858-8887-4629eb63ee2a.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5406087/original/028578100_1762511935-460bedca-1888-4270-8675-360081ee1a6e.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4175414/original/003994800_1664441560-B40.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405975/original/042403100_1762506059-WhatsApp_Image_2025-11-07_at_12.56.14_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3156108/original/015679900_1592466144-20200618-Isu-Penghapusan_-Pertamina-Tetap-Salurkan-BBM-Beroktan-Rendah-2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/756724/original/067043800_1414395135-Michelin_-_5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405648/original/069097600_1762492915-AP25239077363162__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405858/original/053921600_1762501606-alas1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5372841/original/076901200_1759800689-perak.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1219946/original/069828000_1462001158-city_pro.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5316269/original/095179300_1755230967-1000073188.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4103059/original/076150000_1658923818-Harga_emas_menguat_tipis-ANGGA_4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2053635/original/071518800_1522820303-20180404-BI-MER-AB2a.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4572281/original/057307700_1694504761-merve-sensoy-UEb7vAqYb4U-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3532289/original/028365400_1628161488-20210805-Harga-emas-alami-penurunan-ANGGA-4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1095897/original/096862700_1451317311-Gedung-PPATK-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5305552/original/006464400_1754356170-IMG-20250805-WA0000.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5303419/original/005458100_1754102666-1000012531.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4592086/original/067091100_1695951584-WhatsApp_Image_2023-09-29_at_8.27.22_AM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3181749/original/007438500_1594892571-20200716-Rupiah-6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3431559/original/018558900_1618622607-Ilustrasi_bank_jago_3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5315930/original/011984600_1755179439-4a6f0e71-3a5a-4e3b-ab07-547e802acfa8.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4065432/original/001612500_1656325087-WhatsApp_Image_2022-06-27_at_5.08.03_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5332516/original/077414500_1756509471-1000015044.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4729966/original/074920500_1706586460-taro-ohtani-5T5zmIqs0AM-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5321249/original/062289700_1755667530-IMG-20250820-WA0003.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3532284/original/011004900_1628161432-20210805-Harga-emas-alami-penurunan-ANGGA-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5286993/original/074006200_1752805243-d2d1ee03-3c3f-44c2-ad85-75e9d1363e62.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4465765/original/043413400_1686728194-Gedung_Kemenkeu_Jakarta.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1071006/original/007793200_1448870952-20151130-Harga-Emas-Kembali-Buyback-AY3.jpg)