Liputan6.com, Jakarta - Di era media sosial yang serba cepat dan padat informasi, satu kenyataan pahit harus diakui: edukasi bukanlah jenis konten yang paling disukai publik. Masyarakat kini hidup dalam lautan konten mulai dari hiburan, gosip, hingga tren viral.
Dalam kondisi seperti ini, pembuat konten edukatif menghadapi tantangan besar: bagaimana membuat orang yang tidak peduli menjadi peduli.
Fenomena ini tidak hanya berlaku bagi isu ringan, tetapi juga isu-isu penting seperti energi, lingkungan, dan keberlanjutan. Banyak orang tahu bahwa topik ini krusial, namun sedikit yang benar-benar ingin mendengarkan.
Karena itu, cara menyajikan informasi menjadi penentu utama apakah pesan akan diabaikan atau justru menggerakkan emosi audiens.
Victoria Wong, Founder of Start Your Content Academy, dalam sesi pelatihan komunikasi publik, kunci dari konten edukatif yang efektif adalah bercerita, bukan menggurui.
“Mulailah dari cerita, bukan data,” ujar Victoria dalam gelaran “Upstream Force: We Are The Energy” yang digelar oleh Pertamina Hulu Energi bekerja sama dengan Emtek Digital, dikutip Jumat (7/11/2025).
Alih-alih membuka dengan angka kering tentang kebutuhan energi nasional, ia menyarankan pembuat konten memulai dengan pengalaman yang relatable, seperti “bayangkan dunia tanpa listrik” atau “apa jadinya kalau semua lampu mati sekarang?”
Cerita sederhana ini mampu menggugah rasa ingin tahu sekaligus menciptakan koneksi emosional yang kuat dengan audiens.
Cerita Lebih Penting dari Data
Konten yang diawali dengan data sering kali hanya membuat audiens sekadar tahu, tetapi tidak peduli. Sebaliknya, narasi yang dimulai dengan kisah manusiawi mampu menumbuhkan empati dan rasa ingin tahu.
“Ketika kita mulai dari cerita, kita membangun koneksi. Data tetap penting, tapi taruhlah di bagian isi, bukan di depan,” jelas Victoria.
Contoh konkret disampaikan melalui konten Pertamina tentang kisah nelayan yang diselamatkan. Konten tersebut viral bukan karena membahas energi, tetapi karena menampilkan sisi manusia di balik isu tersebut.
Penonton merasa tersentuh sebelum akhirnya menyadari bahwa itu adalah bagian dari pesan korporasi tentang energi dan keberlanjutan.
Ajakan Kecil Lebih Efektif
Alih-alih menutup dengan kalimat berat seperti “Ayo berdiskusi di kolom komentar”, pembuat konten disarankan membuat ajakan kecil yang ringan dan spesifik.
Misalnya, “Tag teman kamu yang pernah ngalamin hal ini” atau “Kasih like kalau kamu setuju.” Ajakan sederhana ini secara psikologis lebih mudah diikuti dan meningkatkan interaksi audiens.
Setiap audiens juga melewati tahapan yang disebut audience journey: mulai dari tidak sadar, sadar, peduli, hingga akhirnya bertindak.
Tahap pertama, tidak sadar, buat mereka menyadari bahwa isu tersebut relevan. Misalnya, “Pernahkah kamu bayangin berapa energi yang kamu habiskan scrolling TikTok semalaman?” Tahap kedua, sadar dan peduli, setelah mereka merasa relevan, baru masukkan informasi teknis seperti konsep energi atau proses hulu-hilir.
Tahap ketiga, aksi nyata, ajak mereka melakukan sesuatu, seperti hemat listrik, jalan kaki, atau menanam pohon.
Storytelling Visual dan Emosional
Victoria menjelaskan, konten yang berhasil adalah yang mampu menyeimbangkan antara storytelling, visual, dan relevansi. “Kita harus bikin orang peduli dulu, baru edukasi bisa masuk,” tutur Victoria. Visual yang kuat dan emosional membantu pesan bertahan lebih lama di ingatan audiens.
Ia juga menekankan pentingnya struktur konten yang kuat:
Headline: tiga detik pertama harus memancing perhatian. tampilkan konflik atau fakta menarik di tengah. Akhir: berikan penutup yang menggugah atau ajakan spesifik.
Contoh strategi ini banyak digunakan oleh kreator konten profesional yang menaruh fakta mengejutkan atau konflik di awal video, sementara jawaban atau lokasi menarik justru disimpan di akhir untuk menjaga watch rate.
Lalu, ajakan seperti “Jangan lupa follow” sudah terlalu umum. Penjelasan tentang alasan audiens harus melakukan itu justru menjadi pembeda. Misalnya, “Follow biar kamu nggak ketinggalan tips hemat energi sederhana,” atau “Like kalau kamu juga setuju menjaga lingkungan mulai dari hal kecil.” Kalimat sederhana tapi spesifik ini membuat audiens merasa punya alasan untuk terlibat.
Menyentuh, Bukan Menggurui
Sebagai penutup, Victoria menegaskan, “Sekarang bukan lagi eranya orang kekurangan informasi. Justru kita kebanyakan informasi. Yang orang butuhkan sekarang bukan diajari, tapi dimengerti.” Pernyataan ini menegaskan bahwa keberhasilan konten edukatif di era digital bukan diukur dari seberapa banyak data yang disampaikan, tetapi seberapa dalam pesan tersebut menyentuh emosi audiens.
Dalam dunia yang dibanjiri informasi, kekuatan konten edukatif bukan terletak pada fakta, tetapi pada cerita dan empati Strategi storytelling, ajakan kecil, dan relevansi emosional menjadi kunci agar pesan edukasi tidak sekadar dilihat, tetapi juga diingat dan diikuti.
Bagi pelaku bisnis, lembaga, maupun kreator digital, inilah saatnya beralih dari konten informatif menjadi konten yang menggerakkan hati dan pikiran.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1219946/original/069828000_1462001158-city_pro.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4953199/original/093342800_1727287032-WhatsApp_Image_2024-09-25_at_12.35.35_62b8031a.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405695/original/067707400_1762495746-1000146370.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405627/original/055420400_1762491265-IMG_20251107_093004.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2053635/original/071518800_1522820303-20180404-BI-MER-AB2a.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5383000/original/098357600_1760612392-4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1400471/original/026176400_1478686859-20161109--Donald-Trump-Unggul-Rupiah-Terpuruk-Jakarta-Angga-Yuniar-01.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405546/original/038001700_1762487409-8b2d0055-3309-48c3-9121-f8c185639ae0.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2890385/original/036007700_1566535931-20190823-Harga-Emas-Antam-Turun-Rp-4.000-per-Gram5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405443/original/059341900_1762482121-Pertamina_16.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5297312/original/099120200_1753681058-Gemini_Generated_Image_l7vwr5l7vwr5l7vw.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4721215/original/050847100_1705711212-fotor-ai-2024012073921.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3253693/original/072959700_1601451426-divorce.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405258/original/003291800_1762431156-KKP.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3508689/original/070798000_1626139545-20210713-Elon-Musk-SolarCity-5.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4891423/original/000939300_1720961924-IMG-20240714-WA0011.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3184105/original/009061200_1595156180-Avana_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5405127/original/013950700_1762424946-Konf_Pers_KKP.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2981835/original/009330900_1575029583-20191129-Gas-Alam-3.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5316269/original/095179300_1755230967-1000073188.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4103059/original/076150000_1658923818-Harga_emas_menguat_tipis-ANGGA_4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4572281/original/057307700_1694504761-merve-sensoy-UEb7vAqYb4U-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3532289/original/028365400_1628161488-20210805-Harga-emas-alami-penurunan-ANGGA-4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1095897/original/096862700_1451317311-Gedung-PPATK-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5305552/original/006464400_1754356170-IMG-20250805-WA0000.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5303419/original/005458100_1754102666-1000012531.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4592086/original/067091100_1695951584-WhatsApp_Image_2023-09-29_at_8.27.22_AM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3181749/original/007438500_1594892571-20200716-Rupiah-6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3431559/original/018558900_1618622607-Ilustrasi_bank_jago_3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5315930/original/011984600_1755179439-4a6f0e71-3a5a-4e3b-ab07-547e802acfa8.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4065432/original/001612500_1656325087-WhatsApp_Image_2022-06-27_at_5.08.03_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5332516/original/077414500_1756509471-1000015044.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4729966/original/074920500_1706586460-taro-ohtani-5T5zmIqs0AM-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5321249/original/062289700_1755667530-IMG-20250820-WA0003.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3532284/original/011004900_1628161432-20210805-Harga-emas-alami-penurunan-ANGGA-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5286993/original/074006200_1752805243-d2d1ee03-3c3f-44c2-ad85-75e9d1363e62.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4465765/original/043413400_1686728194-Gedung_Kemenkeu_Jakarta.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1071006/original/007793200_1448870952-20151130-Harga-Emas-Kembali-Buyback-AY3.jpg)