Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) resmi meluncurkan program Penguatan Branding dan Kemasan bagi UMKM Produk Pangan di Auditorium Kemendag, Jakarta, Rabu (20/8/2025). Program ini diikuti 300 UMKM terpilih yang akan mendapatkan pendampingan intensif agar produk mampu bersaing di pasar domestik maupun internasional.
Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso menegaskan bahwa program ini menjadi langkah awal agar produk pangan UMKM Indonesia tidak hanya memiliki kualitas, tetapi juga citra merek dan kemasan yang menarik.
“Pasar kita besar, baik dalam negeri maupun ekspor. Branding dan kemasan adalah kunci,” ujarnya.
“Melalui program ini, produk UMKM bisa menembus ritel modern hingga ekspor. Ini adalah langkah awal sekaligus fondasi agar UMKM semakin berdaya,” lanjut Budi Santoso.
Ia mencontohkan bagaimana kemasan yang tepat mampu melipatgandakan nilai jual produk.
“Ada produk kopi luwak yang awalnya kurang diminati konsumen di Taiwan. Setelah dikemas ulang dengan desain menarik, produk itu justru laris di ritel modern dengan harga tiga kali lipat. Inilah bukti betapa pentingnya packaging,” jelasnya.
Difasilitasi Masuk Pasar Ekspor
Sekretaris Jenderal Kemendag, Isy Karim, menambahkan bahwa tahun ini ada 765 UMKM yang mendaftar, namun hanya 300 yang lolos kurasi untuk mengikuti pelatihan dalam tiga batch. Dari jumlah itu, 15 UMKM terbaik akan dipilih untuk mendapatkan pendampingan lanjutan hingga penerbitan branding book serta difasilitasi masuk ke ritel modern dan pasar ekspor.
“Branding bukan sekadar logo. Bagi UMKM, branding adalah identitas, kepercayaan, sekaligus kunci membuka pasar yang lebih luas. Melalui program ini, pelaku UMKM akan dibekali strategi brand proposition, karakter, komunikasi merek, hingga desain kemasan dan media promosi yang menarik,” jelas Sekjen Kemendag.
“Sering kali isinya bagus, tapi karena packaging sederhana, konsumen luar negeri ragu membeli. Padahal dengan kemasan yang profesional, harga bisa naik berlipat,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, ditampilkan pula kisah sukses para pelaku UMKM yang mengikuti program serupa pada tahun 2024. Sejumlah produk pangan lokal kini telah menembus jaringan ritel modern, toko oleh-oleh bandara, bahkan dipasarkan di luar negeri.
Sertifikat Penghargaan
Sebagai bentuk apresiasi, Kemendag menyerahkan sertifikat penghargaan kepada beberapa UMKM inspiratif, di antaranya Menisku Cookies, Whiz Abon Ayam, dan Peyek Den Bagus. Produk-produk ini berhasil memposisikan diri sebagai brand premium dengan segmentasi pasar yang jelas, sekaligus meningkatkan kepercayaan konsumen melalui kemasan yang lebih profesional.
Kemendag juga menyiapkan panggung yang lebih besar bagi UMKM lewat Trade Expo Indonesia pada 15–19 Oktober 2025. Event ini akan menghadirkan lebih dari 2.000 buyer mancanegara dan menampilkan paviliun khusus UMKM yang siap ekspor.
“Kami ingin membuktikan bahwa UMKM Indonesia bisa naik kelas. Dengan pendampingan, standar kualitas, dan branding yang kuat, UMKM kita tidak hanya juara di pasar dalam negeri, tapi juga mampu bersaing di kancah global,” tegas Mendag.
Transaksi Ekspor UMKM
Dengan langkah ini, Kemendag optimistis kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional semakin meningkat. Tercatat pada semester pertama 2025, transaksi ekspor UMKM sudah mencapai USD 90,04 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun.
Program penguatan branding dan kemasan ini diharapkan menjadi pintu gerbang agar UMKM Indonesia bukan hanya berjaya di dalam negeri, tetapi juga mendunia.