Tukar Sampah Plastik dengan Emas, Pegadaian Tampung 3.030 Ton Sampah

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta PT Pegadaian (Persero) terus mendorong pengelolaan sampah melalui program The Gade Clean and Gold. Melalui program ini, Pegadaian mengajak masyarakat untuk menukar sampah plastik menjadi tabungan emas.

Direktur Jaringan, Operasi dan Penjualan Pegadaian Eka Pebriansyah menyampaikan, pihaknya telah berhasil mengumpulkan lebih dari 3.030.013 kg, atau setara 3.030 ton sampah plastik dari berbagai titik lokasi bank sampah.

"Ini adalah hasil dari kolaborasi dengan 56.204 nasabah dan 425 bank sampah di seluruh Indonesia. Angka ini terus meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dan perluasan jangkauan program kami," ujarnya dalam acara Climate Talk Liputan6.com bertema Menambang Emas dari Timbulan Sampah Plastik, dikutip Rabu (4/6/2025).

"Total sampah yang terkonversi ke Tabungan Emas senilai 15 kg (include buyback)," dia menambahkan.

Secara mekanisme, Eka mengatakan, masyarakat cukup membawa sampah plastik yang sudah terpilah ke titik pengumpulan bank sampah binaan Pegadaian. Sampah tersebut ditimbang, kemudian nilai ekonominya dikonversi menjadi saldo tabungan emas.

"Nilai konversi ini mengikuti harga jual sampah plastik dan harga emas yang berlaku. Nasabah bisa langsung membuka rekening Tabungan Emas di tempat jika belum memilikinya, dan dari situ mereka mulai menabung dari sampah," jelasnya.

Tak Terbatas Nasabah Pegadaian

Tidak terbatas hanya pada nasabah Pegadaian, program The Gade Clean and Gold ini terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat. Eka menilai syarat keikutsertaannya pun sangat mudah. Cukup membawa sampah plastik yang bersih dan terpilah, serta bersedia membuka rekening Tabungan Emas jika belum punya.

"Justru, ini adalah cara kami untuk memperluas inklusi keuangan dan memperkenalkan investasi emas kepada masyarakat secara lebih luas," imbuh dia.

Kendati begitu, program The Gade Clean and Gold masih menghadapi tantangan terbesar soal edukasi. Lantaran, masih banyak masyarakat yang belum terbiasa memilah sampah dari rumah atau belum memahami nilai ekonominya.

Di sisi lain, keterbatasan infrastruktur di daerah-daerah tertentu juga menjadi hambatan. Termasuk pengangkutan, pengelolaan sampah, hingga inklusi keuangan masyarakat.

"Namun, kami melihat ini sebagai peluang untuk terus berinovasi dan menggandeng lebih banyak local hero khususnya dalam bidang lingkungan," sambung Eka.

Target Jangka Panjang

Untuk target jangka panjang, Pegadaian punya peta jalan seperti dalam program Green Life Action Movement (GLAM) 2025. Dengan menjadikan Pegadaian sebagai perusahaan yang ramah lingkungan dan sosial, dengan target pengumpulan sampah plastik secara nasional yang meningkat setiap tahunnya, serta ekspansi titik program hingga menyeluruh ke 425 lokasi Bank Sampah, yang dibina Pegadaian dan tergabung dalam Forum Sahabat Emas Peduli Sampah Indonesia (FORSEPSI).

Eka menekankan, pihaknya juga ingin membentuk ekosistem sirkuler ekonomi yang inklusif, dimana sampah menjadi bagian dari solusi finansial masyarakat.

"Sebagai catatan pada tahun 2024, salah satu bank sampah binaan kami yakni Bank Sampah Pancadaya, bekerjasama dengan Wali Kota Padang membentuk gerakan mengurangi tumpukan sampah bagi ASN. Setiap ASN wajib terdaftar menjadi nasabah Bank Sampah. Selain itu juga ada Program di Padang tentang Satu RW Satu Bank Sampah," ungkapnya.

Tak hanya di kota-kota besar, Pegadaian juga berkomitmen untuk mengembangkan program The Gade Clean and Gold ke daerah terpencil di Indonesia. Eka mengutarakan, Pegadaian saat ini sudah membina 425 Bank Sampah. Nantinya itu akan diperluas ke kota kecil, khususnya daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).

"Dengan pendekatan kolaboratif, kami ingin membawa manfaat ganda yakni pengurangan sampah dan juga peningkatan literasi keuangan, hingga ke seluruh pelosok," pungkas Eka.

Read Entire Article
Kaltim | Portal Aceh| | |