Liputan6.com, Jakarta Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan tujuan kemerdekaan Republik Indonesia. Diantaranya adalah masyarakat terlepas dari kemiskinan, kelaparan, dan penderitaan.
Di memulai dengan capaian setiap kepala negara dari masa ke masa. Menurutnya, setiap pemerintahan berupaya untuk mendekatkan cita-cita bangsa Indonesia. Pidato ini disampaikan menjelang perayaan Kemerdekaan RI ke-80 pada 17 Agustus 2025 mendatang.
"Seluruh presiden pendahulu saya, bersama pemerintah yang mereka pimpin berupaya mewujudkan Indonesia yang lebih dekat dengan cita-cita kemerdekaan kita, yaitu negara yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur," ungkap Prabowo dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI - DPD RI, di Gedung Nusantara DPR RI, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Ada tiga poin yang menurutnya jadi upaya inti sejalan dengan cita-cita Kemerdekaan Indonesia. Yakni, merdeka dari kemiskinan, kelaparan, dan penderitaan. "Tujuan kita merdeka adalah untuk merdeka dari kemiskinan, untuk merdeka dari kelaparan, merdeka dari penderitaan," tegas dia.
"Negara kita harus bisa berdiri di atas kaki kita sendiri, negara kita harus berdualat secara ekonomi dan mampu memenuhi kebutuhan pangan kita sendiri," sambung dia.
Dia menegaskan kembali, Indonesia dikaruniai kekayaan sumber daya alam yang melimpah. "Tantangan kita adalah menjaga dan mengelola kekayaan kita agar cita-cita kemerdekaan kita dapat terwujud dalam waktu yang sesingkat-singkatnya," tandasnya.
Ketua DPR Singgung Kekuatan Rakyat
Sebelumnya, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Puan Maharani menyinggung kekuatan bangsa berasal dari rakyat. Menurutnya, kekuatan ini yang mampu mempertahankan kepentingan nasional.
Dia menegaskan, Pancasila bukan sekadar nilai, melainkan jiwa kehidupan berbangsa dan bernegara. Meski, diakuinya mempertahankan Indonesia sebagai negara yang besar, berdaulat, dan kaya sumber daya, bukanlah tugas yang ringan.
"Amanah sejarah ini menuntut hadirnya kekuatan nasional sejati, kekuatan yang mampu menjaga kedaulatan, membangun kemandirian, dan merawat kebudayaan sebagai jati diri bangsa," kata Puan dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI - DPD RI, di Gedung Nusantara DPR RI, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Tak Lahir dari Senjata dan Kekayaan
Menurutnya, kekuatan itu tidak lahir dari senjata atau kekayaan semata, melainkan dari kehendak rakyat untuk bersama-sama menjadi Indonesia. Kehendak yang hidup dalam semangat gotong royong, tumbuh dari rasa saling percaya, dan mengakar dalam jiwa kolektif kita.
"Seperti pepatah dalam kearifan Jawa: 'Mangan ora mangan, sing penting ngumpul', Yang berarti mengutamakan kebersamaan dari pada mengejar kepentingan masing-masing," tegas Puan.
"Inilah jiwa sosial yang membedakan kita dari bangsa lain," sambungnya.
Diperkuat dalam Konstitusi
Puan menegaskan kembali kebersamaan seperti pepatah tadi kemudian diperkuat dalam konstitusi dan dituangkan sebagai prinsip dasar negara Indonesia.
Yakni, Kedaulatan Rakyat; Rakyat berdaulat atas kekuasaan negara; Rakyat berdaulat atas sumber daya alam; Rakyat berdaulat atas budaya bangsa.
"Inilah panggilan sejarah kita hari ini: menegakkan kedaulatan rakyat sebagai fondasi kekuatan nasional. Agar setiap kebijakan, setiap langkah, dan setiap keputusan negara, benar-benar berpulang pada kehendak rakyat," terangnya.